Weak

19.9K 786 8
                                    

Jeno hampir saja terkena serangan jantung ketika tiba-tiba kelinci manisnya berdiri didepan pintu kamarnya dengan tatapan bak serigala buas yang akan menerkam mangsanya.

"Na, kamu kenap—" Ucapan Jeno terpotong saat Jaemin menempelkan jari telunjuknya didepan bibir tipis Jeno, menyuruh lelaki tampan itu diam.

"Hari ini aku bakal buktiin ke kamu kalo aku gak selemah yang kamu bayangkan."

Jeno meraih tangan Jaemin dan menggenggamnya, "Na, aku gak pernah berpikiran kalo kamu itu lemah."

Jaemin menarik tangannya dari genggaman Jeno dan melipat kedua lengannya didepan dada, "Tapi kamu selalu bilang kalo aku lemah.."

Mata Jeno memicing, "Lemah apa?"

Jaemin melirik Jeno ragu-ragu dan menggigit bibir bawahnya, "Lemah dalam urusan ranjang.." Ucap Jaemin akhirnya.

Bibir Jeno terlipat ke dalam, berusaha menahan tawa yang bisa menyembur kapan saja dan membuat Jaemin makin kesal.

"Kan memang kamu lemah banget pas diranjang," Jeno mendekatkan wajahnya, "Cuma bisa terbaring pasrah nikmatin tiap hentakanku dan terus desahin namaku." Bisiknya tepat didepan telinga Jaemin.

Jaemin segera mendorong tubuh Jeno menjauh. Hampir saja ia memukul wajah tampan kekasihnya yang menunjukkan senyuman menggoda yang sialnya terlihat seksi dimatanya.

Lantas Jaemin segera menarik Jeno menuju samping ranjang mereka. Merampas tas kantor dan jas kerja yang ada digenggaman Jeno dan meletakkannya diatas nakas.

Jeno mengamati Jaemin yang tengah membuka laci, mengambil sebuah kain bewarna hitam yang sering ia gunakan untuk 'mengikat' kelinci manisnya ini.

"Mau apa kamu?"

"Mengikatmu tentu saja. Kali ini aku bakal nunjukin kalo aku gak lemah."

Jeno menaikkan sebelah alisnya, bibir tipisnya tersungging seringai tipis melihat bagaimana antusiasnya Jaemin yang berusaha mengikat kedua tangannya dengan kain hitam.

"Na, kamu serius mau iket aku?"

Jaemin mengangguk semangat kemudian mendongak menatap tepat di obsidian kelam Jeno setelah mengikat kedua tangan Jeno, "Serius lah!"

Jeno tersenyum miring sebelum mengarahkan kedua tangannya yang terikat ke depan wajahnya. Menggigit ujung kain yang mengikat tangannya dan menariknya keatas, melepasnya dengan mudah.

Ikatan ditangan Jeno terlepas, matanya mengerling menatap Jaemin yang balas menatapnya tidak percaya.

"Kok bisa?"

"Ikatanmu kurang kuat, Nana sayang."

Jeno meraih kain yang masih berada dalam gigitannya kemudian meraih kedua tangan Jaemin.

"Sini aku ajarin gimana caranya ngiket yang bener."

Semua terjadi begitu cepat. Jaemin bahkan belum sadar dengan apa yang terjadi ketika Jeno dengan serius mengikat kedua tangannya dengan kuat.

Jeno kembali menyunggingkan senyum miring setelah berhasil mengikat tangan Jaemin. Dan dalam sekali dorongan, Jaemin sudah terlentang diatas ranjang dengan raut panik.

"Jeno?!"

Tubuh besar Jeno segera mengukung tubuh ramping Jaemin dibawahnya. Sebelah tangannya membawa tangan Jaemin yang terikat agar berada diatas kepala sang submisif. Sedangkan satu tangannya lagi berusaha melepaskan dasinya yang akan digunakan untuk menutup kedua mata kekasih manisnya itu.

"Jeno! Bukan ini yang aku maksud! Harusnya kamu yang keiket! Bukan aku!" Jaemin mulai terserang panik ketika Jeno berhasil menutup matanya dengan dasi.

"Jeno! Ahh!" Jaemin memekik ketika lidah panas Jeno menjilati lehernya sensual.

DESPACITO | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang