Straight.

57.5K 2.6K 443
                                    

Disebuah ruang santai dimana ada tujuh remaja yang duduk melingkari sebuah meja dengan bungkus makanan ringan dan beberapa kaleng minuman berserakan disekitarnya. Serta sebuah botol kaca yang berputar cepat diatas meja, kemudian semakin melambat hingga berhenti menunjuk seorang pemuda dengan surai birunya.

"Kak Jeno! Truth or dare?!" Pekik Chenle semangat.

"Truth." Jawab Jeno datar. Haechan berdecak, "Ah truth mulu. Gak seru lo Jen." Jeno mengangkat bahunya acuh.

"Gue aja yang ngasih pertanyaan." Sahut Mark, kemudian menatap kearah Jeno, "Lo belok atau straight?"

"Mark anjir gila lo!" Seru Renjun. Mata rubahnya sesekali melirik Jaemin yang berada disebelahnya. Lelaki manis itu nampak tenang. Namun tangannya terkepal kuat dibawah meja.

"Gue straight." Jawab Jeno singkat. Dan nampaknya berbeda dari ekspetasi Mark yang menginginkan Jeno menjawab jika dirinya 'belok'. Suasana mendadak canggung, lalu kemudian Jisung berseru, "Hahahaha! Ayo lanjut! Bang Jen, cepet putar botolnya."

Jeno menurut. Botol kaca itu kembali berputar dengan cepat. Hingga berhenti menunjuk kearah lelaki manis yang menunjukkan wajah lesunya.

"Na, truth or dare?"

"Dare." Jawab Jaemin lesu.

Haechan dan Renjun saling berpandangan. Mengirimkan sinyal yang hanya bisa dimengerti oleh keduanya. Hingga, "Na, sekarang lu harus duduk dipangkuan Jeno dan darenya, lo ciuman sama Jeno."

"APA?!" Tidak usah bertanya siapa yang berteriak barusan. Jaemin melotot horor kearah Haechan yang dengan santai menyenderkan kepalanya di bahu Mark.

"Gila lo Chan!"

"Lo keberatan gak, Jen?" Bukannya menyahuti Jaemin, Haechan malah mengajukan pertanyaan pada Jeno yang nampak biasa saja. Sebuah gelengan Haechan dapatkan, membuatnya tersenyum menang sebelum mengisyaratkan Jaemin untuk melaksanakan darenya.

Dengan ragu Jaemin berdiri dan berjalan perlahan menuju Jeno kemudian berjongkok disamping lelaki itu, "Lo beneran gak keberatan, kan Jen?" Tanya Jaemin. "Enggak."

Jaemin menggigit bibir bawahnya. Kemudian ia segera memposisikan dirinya duduk dipangkuan Jeno yang duduk bersila. Jaemin menahan nafasnya, jantungnya berdetak tidak karuan ketika keduanya berada dalam posisi yang cukup intim.

Tangan Jaemin yang sedikit bergetar menangkup wajah tampan sahabatnya itu. Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya. Tatapan mereka bertemu, sepasang obsidian gelap itu menatapnya lekat. Jaemin pun sontak memejamkan kedua matanya.

Hingga akhirnya bibirnya bertemu dengan bibir tipis Jeno yang terasa dingin. Mark, Haechan, Renjun, Chenle dan Jisung hanya bisa menahan nafas ketika bibir Jaemin dan Jeno bertemu.

Jaemin melumat bibir bawah Jeno kepayahan. Matanya terpejam erat, sedikit takut jika Jeno mendengar suara detak jantungnya yang menggila.

Dan dirinya tersentak ketika bibir lawannya balik melumat bibirnya dengan lihai. Melumat bibir bawah dan atasnya bergantian. Memberinya ciuman basah dan panas yang mampu membuat kepalanya pening.

Dapat ia rasakan tangan besar Jeno mencengkeram pinggangnya. Ciuman Jeno semakin liar. Hawa disekitar mereka mulai memanas. Jaemin pun segera melepas pagutan mereka, meraup oksigen sebanyak mungkin. Nafasnya terengah.

Wajahnya memerah menatap kearah Jeno yang balas menatapnya lekat.

•••

Permainan berakhir 15 menit yang lalu. Dan lelaki manis itu masih belum bisa memejamkan kedua matanya. Pikirannya berkecamuk. Perasaannya tidak tenang. Hingga ia memberanikan diri untuk bangkit dari tidurnya dan berjalan pelan menuju kamar Jeno.

DESPACITO | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang