Mark dan Jeno sudah tiba di hotel. Mereka menuju kamar masing-masing. Keduanya ingin segera sampai dan merebahkan tubuh mereka diatas ranjang empuk untuk melepas penat.
"Selamat malam, Jen." Ujar Mark sebelum memasuki kamar yang bersebelahan dengan Jeno. Ketika Mark hendak menutup pintu, sebuah tangan menahannya dari luar.
"Mark, ini aku." Mark kembali membuka pintu lebar-lebar. Dan senyumnya mengembang melihat sosok lelaki tan dengan senyum secerah matahari berdiri diambang pintu dengan masih dalam balutan seragam kerjanya.
"Hyuck, i miss you." Mark merentangkan tangannya, Haechan pun dengan senang hati melemparkan dirinya ke dalam pelukan hangat Mark yang amat dirindukan.
Mark melepas pelukan mereka, dan menatap Haechan, "Hyuck." Haechan mendongak dan betapa terkejutnya ia ketika Mark mempertemukan bibir keduanya.
Sebuah ciuman yang penuh dengan kerinduan. Ciuman lembut yang mampu membuat Haechan terbuai.
Hingga ciuman itu berubah menjadi lebih menuntut. Mark melumat bibir atas dan bawah Haechan bergantian dengan rakus. Tak memberi sedikitpun celah untuk Haechan bernafas.
Mark menarik Haechan masuk ke dalam dan segera membanting pintu, tak lupa menguncinya. Ciuman Mark semakin buas, tangan nakalnya bergerak merayap masuk ke balik seragam Haechan. Meraba tiap jengkal kulit mulus kekasihnya, membuat lenguhan berkali-kali keluar dari bibir tipisnya.
"Nghh Mark.." Mata Haechan terpejam merasakan sensasi lidah panas Mark yang menyapu lehernya, menghisap dan menggigit kulit lehernya pelan. Mark dengan tergesa mendorong Haechan mundur dan melemparnya keatas ranjang dan segera menindih tubuh berisi kekasihnya.
Tangannya dengan cekatan melucuti setelan seragam Haechan. Menelanjangi kekasihnya itu dalam sekejap mata. Nafsunya sudah berada dipuncak dan siap meledak kapan saja.
Haechan mengerang ketika bibir basah itu menyapu setiap permukaan kulitnya. Jemarinya menelusup masuk dan meremat tiap helaian rambut lelaki Kanada itu sebagai bentuk pelampiasan.
Dadanya membusung keatas, matanya terpejam dan bibirnya terbuka, mengeluarkan desahan erotis yang membuat gairah Mark semakin terbakar. Mark menciumi paha dalam Haechan dengan sensual dan menciumi kejantanan kekasihnya yang sudah menegang dengan sempurna.
Mark melepas kemejanya. Mempertontonkan tubuh bagian atasnya sebelum kembali mengerjai Haechan dengan mulai memasukkan jarinya ke dalam lubang sempit itu.
"Ahngggg M-markhh ughhh.." Jari panjang Mark benar-benar menghancurkannya. Menusuk lubangnya seperti orang kesetanan dengan bibir basahnya yang menghisap putingnya yang menegang.
Mark menambah satu jarinya, bergerak zigzag didalam sama. Menumbuk tepat di titik kenikmatannya. Tubuh Haechan menggelinjang nikmat ketika dirinya sampai ke puncak orgasmenya. Cairannya menyembur deras mengenai perut dan pahanya.
Mark menyeringai puas, ia menegakkan tubuhnya. Melepas celananya satu persatu dan menyiapkan kejantanannya.
Haechan meneguk ludahnya kasar. Milik Mark sudah ereksi dengan sempurna. Dan detik berikunya, dirinya dibuat mengerang ketika penis keras dan besar itu berusaha menerobos masuk ke dalam lubangnya.
Rasanya perih dan penuh dibawah sana ketika milik Mark sudah bersarang didalamnya. Geraman rendah Mark terdengar layaknya serigala buas. Dinding-dinding lubang Haechan menjepitnya begitu kuat.
Mark mulai menggerakkan pinggulnya. Mengeluar masukkan miliknya ke dalam lubang Haechan dengan tempo pelan. Membuat lelaki dibawahnya tidak merasakan sakit lagi.
"Fasterhh ahhhh nggh pleasehhh..." Rengek Haechan. Dirinya sungguh frustasi karena Mark bergerak sangat lambat. Dirinya ingin Mark menghentaknya dengan keras dan dalam. Membuatnya mengerang dan menjerit keenakan.
"As you wish, babe." Bisik Mark seduktif tepat didepan telinga Haechan dan mengulum cuping telinga itu sebentar sebelum mulai menghentak lubang itu dengan brutal.
Mark benar-benar menumbuk lubang Haechan seperti orang kesetanan. Menusuk tepat dititik kenikmatannya. Suara desahan dan jeritan Haechan terdengar memenuhi setiap sudut kamar, beradu dengan suara derit ranjang yang bergesekkan dengan lantai. Dan juga suara kulit yang saling bertubrukkan.
Peluh membasahi keduanya. Kulit mereka terasa lengket karena keringat dan cairan orgasme Haechan barusan.
Bahkan hawa dingin dari ac pun tidak sedikitpun mendinginkan nafsu keduanya.
Mark merendahkan tubuhnya, melumat bibir Haechan dengan rakus. Membawanya kedalam ciuman yang panas dan basah.
"Say my name." Bisik Mark dengan nada rendah.
"M-markhh ughh.."
"No."
Haechan melenguh keras ketika Mark memberinya hentakan yang sangat kuat disana, "Ahnggg!! D-daddy hnggg.. morehh pleasehh.."
Mark menyeringai puas, "Good boy."
Suara desahan Haechan mengalun indah memasuki pendengarannya. Bagai yel yel penyemangat baginya untuk semakin menggempur lubang Haechan tanpa ampun.
Haechan mengerang ketika Mark melepas penyatuan mereka. Namun belum sempat dirinya protes, Mark membalik tubuhnya. Memposisikan dirinya menungging dihadapan kekasih Kanadanya itu.
Tanpa menunggu lama, Mark kembali menjejali lubangnya dengan kejantanannya.
"Ahh yeahh nghhh daddyhh.. there!!! Ahhh." Haechan mendesah tidak karuan ketika Mark kembali menumbuk titik kenikmatannya tanpa ampun.
Plakk!!
Mark menampar pantat Haechan, meninggalkan bekas kemerahan disana.
Plakk!!
Plakk!!
Mark terus melakukannya lagi, lagi dan lagi. Tanpa sedikitpun memelankan tempo gerakannya.
Haechan meremat sprei kuat-kuat. Semua gelombang kenikmatan ini sungguh membuatnya tidak berdaya. Mark sungguh memuaskan dirinya.
Mark merendahkan tubuhnya, meraih wajah Haechan dan menolehkannya menghadap kearahnya. Kembali melumat belah bibir yang sudah membengkak itu. Mengecupi rahang Haechan dan berbisik, "Mendesahlah untukku, babe. Teriakkan namaku."
Sang dominan kembali menghajar Haechan. Menggempur lubangnya tanpa ampun. Mengocok kejantanannya, memainkan puttingnya dan bibir basahnya yang menciumi tiap jengkal kulitnya.
"D-daddy i hngg wannahh c-cumm ahhh!" Haechan menjerit ketika jari Mark menutup lubang kencingnya. Menghentikannya mencapai orgasmenya untuk yang kesekian kali.
"Daddy pleasehhh.."
"Wait for me, babe."
Haechan merasakan milik Mark semakin membesar didalam. Tanda sebentar lagi kekasih bulenya itu akan mencapai klimaksnya.
Dan dalam beberapa kali hentakkan, cairan Mark menyembur dan memenuhi lubang Haechan sampai meluber keluar. Begitupun Haechan yang lagi-lagi mencapai orgasme.
Tubuhnya ambruk begitu saja. Ia merasa lemas karena sex hebat yang dilakukan keduanya barusan.
Mark melepas penyatuan mereka dan merebahkan tubuhnya disebelah Haechan. Tak lupa menutup tubuh polos keduanya dengan selimut.
"Kenapa kau tidak menghampiriku? Aku sudah menunggumu tadi." Ucap Haechan pelan, matanya setengah terpejam. Tubuhnya terasa remuk dan ia merasa sangat lelah.
"Lalu kita bisa sex diatas pesawat seperti Jeno dan Jaemin? Ayolah, Hyuck. Aku tidak segila mereka." Jawab Mark. Kemudian tangannya mengusap pipi Haechan. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah manis kekasihnya, "Bukankah lebih baik seperti ini, hm? Kita bisa melakukannya sampai pagi, dan melakukannya lagi seharian penuh hingga pagi berikutnya."
Mata Haechan yang mulanya terpejam sontak terbuka sempurna. Menatap Mark tajam sebelum menghadiahi kekasih bulenya ini dengan pukulan keras dilengannya.
"Dasar mesum!"
.
.
.
.
.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESPACITO | NOMIN
Fiksi Penggemar[re publish] Berisi kumpulan oneshoot nomin 18+ TOLONG LITERASI. ⚠️KONTEN DEWASA⚠️ ⚠️BXB / HOMO / GAY / BOY X BOY⚠️ ⚠️GASUKA? CLOSE BOOK GUA⚠️ ⚠️HOMOPHOBIC? JAUH JAUH LU⚠️ 𝑱𝒂𝒆𝒙𝒎𝒏𝒏𝒂.