Truth or Dare

407 56 11
                                    

Di sebuah ruangan terlihat tiga orang berkumpul dan membuat lingkaran. Dimana ditengah-tengah mereka terdapat sebuah botol kosong.

Setiap orang melirik satu sama lain. Seseorang memutar botolnya dan berhenti pada seorang gadis.

"Truth or Dare?" Tanya si pemutar botol.

"Truth!" Jawab gadis itu.

"Yah elah kaga asik bener lo. Yang lain udah Truth mulu anjir. " Ujar seorang pria.

"Au. Dare kek sekali-kali."Ujar seorang gadis lain menimpali.

"Gini ye, Nek Joy, Kek V. Salahnya lo pada pilih truth tadi. Ih" Gerutu gadis itu.

"Ga ngaruh, Mbak. Udah deh dare aja." Ujar Joy yang tak sabaran.

"Ah elah. Yaudah Dare! Puas lo." Mendengar jawaban Irene, Joy dan V tersenyum puas.

"Gitu dong. Yang, kamu deh yang kasih dare-nya." Ujar Joy. Irene merinding kala melihat senyum penuh arti V.

"Macem-macem gue geplak ya."

"Elah. Chill. Gue mana pernah ngasih dare susah."

"Susah mah kaga. Tapi ngadi-ngadi anjir."

"Trauma ya mbak? Haha."

"Buru deh." Joy pun membisikkan sesuatu ke telinga V yang membuat Irene merasa tak adil.

"Dih curang. Pake bisik-bisik. Gak aci nih." V yang baru saja dibisiki memgembangkan senyumnya.

"Diem mbak. Nih dare-nya ga susah. Cukup nembak bang Seokjin abis itu putusin." Irene yang mendengar itu tampak kaget. Terlebih tantangan yang di beri V membuatnya tak bisa berkutik.

"Eh. Lo semena-mena banget anjir. Mana bisa gue."

"Bisaaa. Mumpung orangnya ada dirumah." Ujar Joy.

"Gila lo. Yang waras dikit kek."

"Ih mbak, kita tuh bantuin lo karena kita tahu you have a crush on him." Sontak Irene  memukul kepala V dengan rambut poodle-nya.

"Ih sakit!!"

"Lagian lo pada ngadi-ngadi."

"Cupu lo ah. Masa ga berani."

"Sumpah gue pengen nyoret nama lo dari KK."

"Sayangnya lo ga bisa." Ujar V sambil menjulurkan lidahnya.

"Mau gue panggilin apa jalan sendiri?" Tanya Joy. Irene terdesak dan membuat mau tak mau harus menjalankan Dare-nya.

"Jalan sendiri! Sial banget gue kalo main sama kalian." Sungut Irene. Dengan kesal dan rasa deg-degan yang membuncah, akhirnya ia keluar kamar dan menuju ruang bawah.

"Loh kak? Mau balik?" Tiba-tiba terdengar suara yang membuatnya terkejut.

"Eh? Gak kok. Gue aus soalnya. Pada jahat ga mau ngambilin minum. Hahaha." Ujar Irene dengan tertawa kikuknya.

"Oh. Yaudah gue yang ambilin deh. Lo duduk aja."

"Sorry ya ngerepotin lo, Jin."

"It's okey kak. Kapan lagi diambilin minum sama orang ganteng. Hahaha." Ujar Seokjin. Irene merotasi matanya jengah.

Tak lama, minumannya pun datang. Irene duduk di meja makan. Sedangkan Seokjin memasak Ramyeon.

Ditengah minumnya, Irene melirik kearah Seokjin. Mencuri-curi pandang. Menurutnya, pemandangan saat ini Seokjin terlihat tampan. Dan tentunya menjadi pemandangan favorit kalau Seokjin sudah di dapur pakai celemek, dan lengan baju di gulung. Ia bisa membayangkan seberapa beruntungnya yang akan mendapatkan seorang Kim Seokjin.

[JINRENE Oneshot Collection] Our Love Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang