Long Distance

509 68 8
                                    

Menurut orang-orang, bumi ini sempit. Apalagi orang yang bertemu tanpa di sengaja. Namun tidak dengan Seokjin dan Joohyun.

Sepasang suami istri itu bahkan tidak sempat untuk mengabari satu sama lain karena kesibukan masing-masing. Tak jarang mereka hanya tidur bersama untuk melepas penat tanpa berbicara satu sama lain.

Seokjin, si Arsitek ternama yang selalu bekerja diluar rumah. Dan Joohyun, si model cantik yang sedang kebanjiran tawaran pemotretan.

Namun, hari ini Joohyun merasa sangat merindukan Seokjin. Mungkin karena berada di hari liburnya yang menurutnya terasa membosankan.

Joohyun menatap layar ponselnya dan membuka pesan chatnya dengan Seokjin. Disana tertera, chat terakhir mereka tanggal satu September. Yang berarti sudah sebulan berlalu.

"Ga kerasa ga chattan sama yangbeb. Dia lagi apa ya kira-kira?" Ujar Joohyun bermonolog.

Ia pun mengetik huruf perhuruf dan mengirimnya.

To: Yangbeb

Sibuk? Aku kangen.

Setelah mengirim pesan itu, Joohyun pun meletakkan ponselnya di sampingnya. Tak lama kemudian, terdengar bunyi notifikasi ponselnya.

From: Yangbeb

Aku sibuk sayang. Nanti kita teleponan ya.

To: Yangbeb

Kamu ga kangen sama aku?

From: Yangbeb

Ya kangen tapi gimana... Aku lagi mau rapat sayang.

To: Yangbeb

Padahal kita jarang chattan. Jarang ketemu juga. -3-

From: Yangbeb

Iya sayang nanti aku telpon ya. Abis ini kan makan siang. Kamu jangan lupa makan loh ya.

To: Yangbeb

Iya deh-3-

From: yangbeb

Gitu dong love you sayang

To: Yangbeb

Aku ga love you too yang

From: Yangbeb

Iya aku tau kok kamu selalu sayang sama aku. Udah ya. See you

Joohyun pun melempar ponselnya dan merebahkan dirinya disofa depan tv. Ia mengganti-ganti channel tv namun tak ada yang menarik baginya.

"Aish. Bosen." Kesal Joohyun.

Joohyun pun mengambil ponselnya dan menscroll layar instagramnya. Dan tanpa terasa matanya semakin berat dan akhirnya tertidur.

***

Hari berjalan begitu cepat. Kini jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Joohyun pun membuka matanya perlahan.

"Uhh.. Jam berapa?" Joohyun pun meraih ponselnya dan terkejut melihat jarum jam. Selain itu, terlihat sepuluh panggilan tak terjawab dan 192 unread chat. Dan ya, semua itu dari Seokjin.

"Sial. Ketiduran." Joohyun pun berusaha menelpon suaminya itu, namun, ia bisa mendengar sayup-sayup suara nada dering dari dapur.

"Seokjin? Ga mungkin, kan? Kan dia diluar kota. Mungkin aku salah denger. Coba ku telpon Seokjin lagi." Joohyun pun kembali menelpon.

Sesaat setelah Telepon tersambung, sekali lagi ia mendengar suara telepon dari arah dapur.

Joohyun bergidik ngeri. Takut ada hantu atau perampok disana. Ia pun mendekati dapur dengan perlahan. Tak lupa mengambil tongkat golf untuk senjata mempertahankan diri.

Sesampainya di dapur, ia bisa melihat jelas seseorang tengah memakai dapurnya. Joohyun berjalan mendekat dan memejamkan matanya sambil mengayukan tongkat golfnya.

Dan sebelum benar-benar terayun, Joohyun pun berhenti kala mendengar suara seseorang.

"Loh sayang, udah bangun?" Sebuah suara pria terdengar familiar di telinga Joohyun. Dengan perlahan, Joohyun membuka matanya.

"Sayang? Kok kamu disini?" Ujar Joohyun kaget.

"Kan ini rumahku sayang. Abis tadi kamu ditelpon, di chat ga bales. Kan aku khawatir. Jadi aku buru buru pulang. Ternyata kamu tidur." Ujar Seokjin sambil menghela napasnya. Joohyun pun hanya bisa nyengir kuda.

"Jadi, kamu ngapain di dapur?" Tanya Joohyun sambil mendekat ke arah Seokjin.

"Masak nasi goreng kimchi kesukaan kamu." Jawab Seokjin sambil tersenyum pada istrinya.

"Masih inget aja kamu." Joohyun pun memeluk pinggang ramping Seokjin.

"Kamu duduk dulu gih." Ujar Seokjin. Joohyun pun mengangguk dengan senhum manisnya dan kemudian berjalan mendekati kursi.

Joohyun menatap lekat-lekat punggung suaminya. Tak terasa air matanya turun membasahi pipi. Buru-buru dia hapus agar Seokjin tak melihatnya menangis.

"Sayang." Panggil Joohyun. Seokjin yang tengah meletakkan nasi goreng kimchi itu pun menatap sang istri.

"Kenapa sayang?"

"I-I- Love you." Ujar Joohyun terbata karena menahan tangisnya dan membuat Seokjin memeluk sang istri khawatir.

"Hei? Kenapa nangis?" Tanya Seokjin sambil menepuk-nepuk punggung Joohyun. Joohyun sangat merindukan Seokjin. Sangat.

"Aku kangen sama kamu. Kita bahkan ga saling sapa, ga saling chat. Malah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aku sebagai istri, harusnya lebih memperhatikan suami aku. Maafin aku." Isak Joohyun.

"Aduh aduh. Gemes banget sayangku ini. Harusnya aku yang minta maaf karena belum bisa jadi suami yang baik buat kamu." Ujar Seokjin. Joohyun menggeleng tak setuju.

"Ga. Jangan bilang gitu. Kamu suami paling baik di dunia." Joohyun semakin membenamkan kepalanya di dada bidang Seokjin. Seokjin pun mengusap lembut kepala Joohyun.

KRUCUUUUK.

Bunyi itu membuat keduanya terdiam dan tertawa bersama.

"Ayo kita makan." Ujar Seokjin sambil tersenyum lembut pada Joohyun.


***

Hai gaiseu:) Gimana hari kalian?
Aku harap semua baik baik aja.
Untuk fanfic kali ini, maaf banget kalo dikit. Karena tiba-tiba dapet ide buat bikin fanfic. Jangan lupa kritik sarannya ya gaiseu💜

[JINRENE Oneshot Collection] Our Love Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang