|| Part 34 ||

979 46 0
                                    

❤Happy Reading❤

Welcome back my story

Enjoy guys!🙌

•••

Saat ini Jesslyn memutuskan pergi ke psikiaternya untuk memeriksakan kondisi mentalnya , karena dia memang harus kemoterapi seminggu sekali.

Kini dihadapannya sudah ada psikiater yang selama ini ia anggap ibu sendiri

"Bagaimana kondisi kamu Jes?"

"Emm.. Saya sekarang sering merasa pusing , dan saya juga sering sekali merasa kurang enak badan dok, itu kenapa ya dok? Apa ada hubungannya dengan depresi mayor dok?" tanya Jesslyn

"Hm.. Ituu saya tidak bisa mengetahuinya karena saya bertugas untuk memeriksa mental kamu saja dan saya sarankan untuk memeriksakan diri kamu ke dokter umum saja untuk mengetahui kondisi fisik kamu" ucap dokter memperjelas

"Sekarang saya mau kamu bercerita apa saja yang membuat kamu drop kali ini?" lanjut dokter

"Hmm" Jesslyn menghela nafasnya kasar

"Saya diusir dok dari rumah. Alasannya karena saya pembawa sial di keluarga. Apa benar ya kalo saya pembawa sial? Tapi saya juga tidak meminta untuk dilahirkan kan dok" cerita Jesslyn pada dokter

"Begini Jes.. Di dunia ini ga ada yang namanya anak pembawa sial, adanya anak itu pembawa rezeki. Jadi kalau kamu pikir diri kamu ini pembawa sial, kamu salah. Mungkin keluarga kamu mengatakan itu hanya karena mereka merasa kesal atau mereka sedang dalam kondisi buruk." ucap dokter memberi pengertian

"tapi saya ga kuat dok! Kenapa harus saya? Kenapa ga anak lain aja? Kenapa saya harus dipatahkan oleh keluarga saya sendiri? Belum lagi masalah percintaan saya. Sungguh bagi saya dunia ini sedang bercanda pada saya kali ini! Dunia mempermainkan saya! Ga ada orang yang tulus dok" ucap Jesslyn dengan terisak dan menunduk

Dokter pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Jesslyn, ia mengelus rambut anak itu dan menyentuh dagunya agar tidak menunduk lagi

"Hei.. Kamu ga sendiri! banyak diluar sana yang sama kayak kamu hanya saja kamu tidak menemukan mereka. Tapi mereka ga ada yang nyerah.. Mereka selalu semangat! Mereka selalu ingin menunjukkan bahwa pandangan orang lain terhadap mereka itu salah. Mereka saja bisa melakukan itu. Apalagi kamu? Kamu pasti bisa ! Saya percaya itu! Saya yakin itu! Jangan kamu sia-siakan waktu kamu didunia ini hanya untuk memikirakan pandangan orang lain terhadapmu! Karena orang lain tidak akan tahu apa yang kita alami dan kita rasakan, mereka ga akan tahu Jes. Jadi kamu harus berpikir positif saja. Gausah pikirin hal-hal yang ga perlu kamu pikirin. Dengan begitu kamu bisa lekas sembuh. Kamu mau kan lekas sembuh dari penyakit ini" ucap dokter memberikan dorongan untuk Jesslyn agar sembuh dari penyakit mentalnya.

Karena sungguh memiliki penyakit mental sangatlah tidak nyaman! Lebih baik memiliki penyakit fisik yang sudah jelas akan ada obatnya, daripada penyakit mental yang masih belum bisa ditemukan obatnya, sekali pun itu yang dijadikan obat adalah komunikasi antara dokter dan pasien

Jesslyn yang mendengar ucapan dokter pun tersadar betapa kurang bersyukurnya dia. Karena hidup dia jika dibandingkan dengan anak diluar sana masih lebih beruntung dia, setidaknya dia diusir tapi masih memiliki uang berkat kartu yang ditinggalkan ayahnya. Lantas bagaimana dengan anak diluar sana yang diusir tapi tidak memilki uang untuk tinggal? Dan bagaimana cara mereka makan? Apalagi saat dia melihat anak kecil yang mengamen dipinggir jalan.

"Dokter benar, saya kurang bersyukur. Seharusnya saya bisa bangkit dan seharusnya saya harus lebih semangat dari anak diluar sana. Karena jika dibandingkan hidup saya lebih beruntung daripada mereka yang masih luntang lantung di jalanan dan tidak bisa sekolah. Terima kasih dokter sudah memberikan saya semangat dan secercah harapan, saya akan berusaha untuk sembuh. Saya akan usahakan itu dok. Terima kasih, terima kasih dok" ucap Jesslyn antusias lalu memeluk dokternya.

JESSLYN [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang