part 14 (A Wait)

128 15 5
                                    

.

.

.

.

"Tidak!"

"Kumohon jangan."

"TIDAK!!!"

Prang...

"Rae...!!"

Hyu Rin yang pada saat itu baru selesai meletakkan air minum di atas nakas milik Rae Jin, terkejut menjatuhkan nampan stainless di tangannya ketika mendengar teriakan Rae Jin. Gadis itu segera bergegas menghampiri Rae Jin yang kini tengah terengah-engah meraup oksigen sebanyak yang dia bisa.

"Apa kau mimpi buruk?" tanya Hyu Rin sembari duduk di pinghir ranjang Rae Jin dan mengusap dahi Rae Jin yang lepek karena keringat.

Melihat Hyu Rin ada di sampingnya, Rae Jin langsung berhambur memeluk temannya. "Hiks ... mengapa mereka tidak bisa membiarkan hidupku tenang. Mengapa di dalam mimpiku saja mereka selalu saja menggangguku. Mereka tahu sekarang aku tidak bersalah. Lalu mengapa mereka hadir di dalam mimpiku untuk menyiksaku."

Hyu Rin langsung mengerti dengan apa yang katakan oleh Rae Jin. "Tenanglah Rae. Bukan mereka yang masuk ke dalam mimpimu. Tapi alam bawah sadarmu yang masih belum bisa melupakan perbuatan mereka padamu."

Rae Jin lalu mendongak dan melepaskan pelukannya pada Hyu Rin. "Lalu aku harus bagaimana? Perbuatan mereka yang menjambak rambutku dan menampar wajahku berulang kali setelah hasil tes sidik jari dinyatakan positif dan aku dinyatakan bersalah oleh mereka. Aku harus bagaimana melupakannya Hyu Rin, para narapidana wanita itu sangat menakutkan. Aku tidak ingin bertemu dengan mereka lagi, hikss..."

Hyu Rin menghapus air mata Rae Jin yang mengalir. "Kau tidak akan bertemu dengan mereka lagi, tidak akan Rae. Lalu apa kau ingin ke psikiater untuk dihipnotis? Agar ingatanmu tentang di penjara itu hilang?"

Tangisan Rae Jin terhenti setelah mendengar hal itu, gadis itu menggeleng pelan. Tidak lagi, cukup ingatan saat kejadian kecelakaan Kyu Hyun saja yang dihilangkan dari ingatannya. Ya, Dong Hae sudah memberitahunya, dia bertanya pada pria itu. Jadi cukup kejadian saat itu saja yang dihilangkan, tidak dengan kejadian saat ini. Dia tidak ingin menjadi orang bodoh untuk kedua kalinya karena tidak tahu apa-apa tapi malah disalahkan.

Biarlah hal ini menjadi kenangan buruk untuknya, karena saat dia bertemu dengan salah satu napi wanita di jalan nanti, dia tidak ingin bersikap seperti orang asing yang tidak mengenali wanita itu.

"Tidak Hyu Rin, cukup ingatan saat kejadian kecelakaan Tuan Kyu saja yang dihilangkan. Tidak dengan yang ini. Biarlah hal ini menjadi kenangan pahit untukku, agar aku tahu ... bahwa hidup yang selama ini aku jalani, tidak selamanya lurus."

Hyu Rin tersenyum haru mendengar perkataan Rae Jin, mengapa temannya jadi sebijak ini setelah keluar dari penjara?

Dia tahu mungkin kenangan ini memang harus selalu Rae Jin kenang. Tapi ... sudah beberapa hari ini dia kehilangan sosok temannya yang ceria karena kejadian kemarin. Maka dia berpikir, haruskah dia membuat Rae Jin melupakan segalanya agar Rae Jin ceria kembali?

Namun gadis ini sudah memutuskan, sampai kapan pun dia tidak akan melupakan kejadian ini. Jadi ... dia bisa apa? Dia tidak mungkin menentang kehendak Rae Jin.

"Kalau begitu sekarang tidurlah. Kau harus banyak istirahat untuk menghadapi hari esok Rae, sesuai apa yang Nyonya Cho katakan. Jika kau sudah siap, kau bisa mulai bekerja besok. Tapi jika kau belum siap. Kau harus istirahat dengan tenang dan dinginkan kepalamu agar tidak banyak pikiran."

Rae Jin mengangguk, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menarik selimutnya sebatas dada. Gadis itu memejamkan kedua matanya ketika Hyu Rin mengusap lembut keningnya, dan menina bobokan dirinya agar cepat tertidur.

MY CRAZY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang