.
Hye Na dan kakeknya kembali ke ruang tamu dan bergabung bersama keluarga Dong Hae yang tadi sempat menawarkan diri untuk memanggil Hye Na di kolam renang."Ayo silahkan duduk Tuan Park, Hye Na." Kepala keluarga Cho mempersilahkan tamunya itu untuk duduk.
"Terima kasih Tuan Cho," sahut tetua Park, sedangkan Hye Na hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya sungkan.
"Jadi ... kapan kedua anak kita akan melangsungkan pertunangannya?" Hye Na meremas tas dipangkuannya sembari mengkerut kecewa dengan keputusan yang dibuat kakeknya. Apa-apaan itu? Mengapa tidak bertanya pada Hye Na dulu, 'kan yang ingin menikah dia, harusnya ini sesuai keinginannya juga kan?
"Bagaimana jika Tuan Park saja yang memutuskan, kami sebagai yang lebih muda, menuruti apa saja keputusanmu," ujar ayahnya Dong Hae.
"Tapi aku juga berhak membuat keputusan 'kan Appa?" tanya Dong Hae yang datang dari arah lain.
"Lee Dong Hae! Jaga nada bicaramu! Kami sudah menunggumu lama dan kau baru datang langsung mengatakan hal itu. Kita sudah bicarakan ini bukan? Dan kau setuju dengan perjodohan ini. Jadi keputusan apa yang ingin kau buat lagi?" tanya ayahnya tidak mengerti. Kyu Hyun yang melihat dari lantai dua hanya mengangkat sebelah alisnya melihat drama pertunjukan di bawah sana.
"Ya, itu sebelum aku mengetahui fakta lain."
Ayahnya mengerutkan dahinya tak mengerti. "Fakta apa?" tanya ayahnya.
"Fakta bahwa gadis yang akan aku nikahi sudah memiliki pria lain. Appa, aku bukan pria yang tidak berperikemanusiaan yang ingin merenggut kebahagiaan seorang gadis bersama kekasihnya," ujar Dong Hae sembari melihat ke arah Hye Na yang sedang mengatupkan bibirnya sembari menatap Dong Hae penuh haru. Dong Hae tersenyum kecil melihatnya, kini dia mengerti kenapa gadis ini sempat melarikan diri saat akan dijodohkan dengannya.
"Tapi ... Hye Na sudah menyetujui pertunangan ini, Nak Dong Hae. Dan dia setuju untuk meninggalkan kekasihnya," ujar tetua Park.
"Tidak ada gadis yang setuju untuk meninggalkan kekasihnya kecuali karena paksaan Tuan Park. Anda tenang saja, walaupun perjodohan ini tidak terjadi. Aku tidak akan membiarkan kerja sama bisnismu dengan Appa hancur. Kami akan tetap bekerja sama dengan perusahaanmu Tuan Park. Dan tolong jangan hancurkan kebahagiaan cucumu hanya karena bisnis, cukup aku saja pria yang hampir menikah dengan cucumu karena bisnis."
Tetua Park itu mendesah keras dan menatap Hye Na dengan tatapan yang sulit dimengerti. "Haahh ... baiklah, sesuai keinginanmu. Aku tidak akan menikahkan Hye Na denganmu," tukas Tuan Park akhirnya.
"Huwaaa ... Harabeoji! Aku mencintaimu!" Hye Na langsung memeluk kakeknya haru.
"Lepaskan. Ck, buat malu saja." Kakeknya itu langsung melepaskan pelukan cucunya itu.
"Ya sudah, aku ingin main dengan Hyu Rin dulu. Harabeoji lanjutkan saja bicara bisnisnya. Ayo Hyu Rin, kita ke kolam renang lagi." Hye Na menarik Hyu Rin dan membawa gadis itu pergi lagi.
"Huwwaaa ... Hyu Rin! Aku tidak menyangka aku bisa bersama Chang Min Oppa kembali." Gumaman Hye Na sedikit keras, hingga bisa di dengar oleh ibunya Dong Hae. Wanita itu menatap putranya dan tersenyum kecil.
"Cih, pahlawan kesiangan eoh?" Kyu Hyun mencibir. Rae Jin yang berada di sampingnya menatap kanan kirinya tidak jelas.
"Tuan, ini sudah bukan siang lagi. Ini sudah malam," ujarnya kemudian.
"Itu hanya ungkapan bodoh! Cepat, bawa aku ke kamar lagi!"
Rae Jin cemberut mendengar bentakkan dari majikannya itu. Memangnya apa salahnya, 'kan benar ini sudah malam. Mata Tuan mudanya itu saja yang bermasalah.
Ketika Rae Jin hendak meraih pegangan kursi roda Kyu Hyun. Tiba-tiba tangan lain sudah lebih dulu bertengger di sana dan mendorong kursi roda Kyu Hyun menjauhi Rae Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRAZY MAID
FanfictionApa jadinya jika gadis konyol, absurd, polos dan hyperaktif seperti Park Rae Jin diminta oleh ayahnya untuk menjadi pelayan pribadi seorang pria lumpuh yang bersifat dingin, berwajah datar dan ketus seperti voldemort. Dan akankah pria lumpuh bernam...