[AriyaRedClaw] Sorry...

108 12 2
                                    

°°°
Birthday!Ariya

Disclaimer:
Hypnosis Mic by ©King Records
Story and Aoki by ©Natsu_Aoki
Oc by AriyaRedclaw
---

"Selamat ulang tahun!"

"Selamat panjang umur.."

"Ini hadiah untuk 'mu"

Dan berbagai ucapan lainnya Ariya dapat hari ini, semua nampak sempurna. Semua datang merayakan hari dimana ia lahir. Semuanya...

Kecuali dia.

Sahabat kecilnya.

Hanazaki Aoki.

Selama pesta berlangsung senyum tidaklah luntur pada bibir tipis sang gadis, namun tidak ada yang menyadari bahwa dirinya merasa kekurangan pada ulang tahun kali ini.

Kekurangan dengan janji yang tidak bisa seorang tepati.

"Aku pasti datang! Dan pasti akan memberikan hadiah secara langsung! Tunggu saja, Ariya-chan!!"

Senyuman cerah terlihat pada layar ponselnya yang menampilkan sang sahabat kecil.

"Kau kenapa, Ariya?"

Mendengar suaranya terpanggil membuatnya tersentak, mata segera ditujukan pada ruby dari orang yang memanggilnya.

"T-tidak papa kok, Samatoki"

Samatoki duduk di depannya.

"Kau pikir bisa membohongi 'ku?" Sang gadis menunduk, Samatoki menghela nafas, "Masih menunggu bocah itu?"

Ariya tersentak, terdiam beberapa saat sebelum ia mengangguk kecil.

"Cih, pacarmu bocah itu atau aku sih?" Gumaman sang pria sukses membuat Ariya memandangnya

"apa kau bilang tadi?"

Samatoki langsung mengalihkan pandang dengan semburat merah, "tidak apa-apa!"

Ariya terkekeh dengan tingkah kekasihnya itu, "Terima kasih, kau membuat 'ku merasa lebih baik"

"Aku tidak melakukan apa-apa perasaan." Aku Samatoki sambil salting.

Ariya hanya tertawa lirih kemudian menanggapi, "tidak perlu melakukan apapun untuk membuatku senang, cukup duduk menemaniku seperti ini sudah cukup"

Samatoki menarik senyum "begitu 'kah?.." Ariya membalas tersenyum dan mengangguk.

"Lagi pacaran, guys, jangan diganggu" Tiba-tiba terdengar dari samping tidak jauh dari mereka.

"Mau cari ribut ya lu, Brocon?!"

"Hah?! Mana ada, gue cuma nyuruh orang pada minggir, bego!"

Samatoki langsung menghampiri Ichiro yang baru saja mengatainya, tidak tau bahwa Ariya memandanginya datar sekaligus kecewa.

Ia mendesah lelah, "lelah bener punya pacar senggol bacok"

---

Satu hari terlewat setelah ulang tahun Ariya, kini gadis itu berbaring dikasurnya sembari memandangi HP, menatap aplikasi baca--maksudnya, aplikasi chat menunggu kepastian sang sahabat.

Akhirnya pemuda itu tidak datang juga setelah ia tunggu sampai tengah malam, ia mencoba menghubungi sahabatnya namun terlalu takut mengingat sahabatnya itu terlalu sibuk belakangan ini.

Pada akhirnya HP ia matikan, melemparnya pada sembarang tepat di kasurnya dan mencoba terlelap, tetapi--

Ting tong~

--suara bell pintu membuatnya terkejut, siapa yang berkunjung malam-malam? Ia abaikan karena pasti ibunya akan membukakan, kalaupun ia yang dicari pasti akan dipanggil--

"Ariya! Ada yang mencarimu!"

--nah, kan?

"Iya, sebentar!!"

Malas sebenarnya, tapi terpaksa, ia tidak mau mencari dosa dengan orang tua padahal baru ulang tahun kemarin.

Dengan langkah sedikit terburu dari keluar kamar sampai menuruni tangga, ibunya menunggu di depan pintu masuk dengan senyuman hangat yang sedikit mencurigakan untuknya.

"Kenapa ibu tersenyum seperti itu?" Tanya Ariya sesampainya dihadapan sang ibunda, "ada dong, buka dulu, ada kejutan menunggu" Kata sang ibu sambil mempersilahkan sang putri lewat ke pintu depan.

Mengernyitkan dahi sampai alis tertaut, kenapa ibunya seolah mengisyaratkan pintu ini seperti kado?

"Kenapa diam saja... Dibuka dong"

Menghela nafas, Ariya menurut.

"Iya, ini Ariya--" Perkataannya tercekat. "Ah..." Ariya terdiam di depan pintu.

"Tanjōbiomedetō, Ariya-chan." Ucap seorang pemuda yang berdiri dihadapannya, kotak hadiah disodorkan.

Tangan Ariya menerima kotak hadiah itu, namun tidak dengan mata biru navy-nya yang masih menatap mata biru di hadapan bahkan tanpa berkedip. Sampai kekehan sang pemuda menyadarkan 'nya bahwa yang di depan diri sekarang adalah sosok nyata.

"Ao...ki?"

Aoki mengangguk, "maaf ya, Ariya-chan... Beberapa hari lalu aku sangat sibuk sampai tidak bisa berangkat lebih cepat"

Ariya menggeleng, "tidak papa.... Aku senang kau datang. Yah, walau telat sih" Ujarnya disertai senyum miring mengejek.

"Hoi! Aku berusaha loh!"

Ariya tertawa mendengar respon sang sahabat, apa lagi melihat pipi chubby itu mengembung menggemaskan, tidak tahan untuk tidak dicubit.

"Aaa-- ittai, baka!" Omel Aoki yang pipinya dicubit.

"Siapa suruh pipi masih seperti pipi bayi empuk, bodoh!" Balas Ariya masih saja mencubit pipi yang ia yakini merah.

Aoki mengusap pipi yang telah Ariya cubit dan tarik keras, merasakan pipi itu melar. Tetapi sang pelaku tidak merasa bersalah sama sekali dengan masih melanjutkan tertawanya melihat wajah menyedihkan Aoki, terlihat hampir menangis.

Tawa itu seiring berhenti, sembari Ariya mengusap matanya yang sedikit berair, perutnya sakit!

"Aoki..." Ariya membuka pintu rumahnya, mempersilahkan Aoki masuk.

Aoki terdiam sebentar, "hn! Tadaima...."

Senyum Ariya makin lebar, "ha'i... Okaeri.."

---

Gomenne, Ariya-chan, dua hari kemarin aku sibuk banget 😭😭

Apalagi kemarin sodara 'ku datang mampir, mana lagi punya anak, nginep, aku jadi ga tega cuma ninggalin dia dikamar doang. (Aku butuh ketenangan dan kesendirian kalo mau nulis)

Kalo tadi pagi, sodaraku baru pergi jam 8-nan.... Aku lelah banget jadi istirahat.

Maaf, maaf banget, apa lagi ni cerita aku kebut 😫.

Demo...

•🎊🎈SELAMAT ULANG TAHUN🎈🎊•

Semoga panjang umur!! Dapat membahagiakan orang tua!! Dan bahagia selalu!! 😊

[ Nevynats ]

Random(s) Hypnosis Mic Oneshoot?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang