[Aohitsugi Family] Mati Lampu

143 19 0
                                    

Aku beritahu satu rahasia tentang seorang Aohitsugi Aoshi.

Dia pernah gondrong.

Rambutnya panjang sampai bawah bahu, kalo ga diikat atau disisir bakal menutup mukanya dan itulah sebab Ayah serta Bundanya dengan paksaan keras mencukur rambut putra kandungnya tersebut.

Karena sebuah kejadian menyeramkan yang hampir menewaskan Ayah serta sang kakak angkat.

----

Suatu malam terjadi pemadaman listrik di daerah perumahan Aohitsugi. Semua lampu mati, dimalam hari gelap gulita yang hanya diisi cahaya bulan, lampu portable atau lilin. Tetapi saat semua tertidur terpaksa semua lilin dimatikan.

Aoki terbangun ditengah malam karena ingin ke toilet, saat itu ia tidak terlalu tau apa Aoshi masih di ranjang atau tidak karena ia sudah tidak tahan.

Saat membuka pintu kamar suasana gelap langsung menyambutnya, bulu kuduk sontak berdiri merasakan hawa dingin yang menerpa, jujur Aoki percaya dengan adanya makhluk halus jadi pikirannya sudah melalang buana. Tapi ia tetap melangkah menuju kamar mandi berbekal HP--sudah diujung tanduk, ga mungkin ia ngompol

Setelah dari kamar mandi ia sesegera mungkin kembali, melangkah cepat menuju anak tangga yang melewati dapur--Hp tidak dinyalakan karena terlalu panik.

Klang!

Langkahnya membeku mendengar suara barusan. Berasal dari tempat counter dapur, kesadarannya hampir menghilang melihat putih-putih bergerak di kegelapan. Berteriak pun tak sanggup. Yang bisa ia lakukan hanya membeku ditempat, tapi ternyata--

"Hn? Aoki kenapa kau berdiri di sana?"

"Eh--?"

Putih yang ia lihat semakin mendekat, sekarang ia sadar bahwa itu adalah ayahnya--Samatoki yang baru pulang dengan kemeja putihnya.

'Jantungku hampir hilang' ucapnya membatin sembari mengelus dada.

"T-tidak kok yah, cuma kaget ada ayah" Ujarnya gugup, tidak mau ditertawakan karena ketakutan "Apa yang ayah lakukan?"

Mereka berjalan beriringan menuju tangga, "cuma abis minum" Jawab Samatoki. "Kok belum tidur?"

Aoki tersentak, apa barusan? Tumben ayahnya perhatian?... Apa akan ada kejadian mengerikan yang sebentar lagi terjadi?

"Habis ke kamar mandi" Jawab Aoki mengenyahkan pikiran-pikiran anehnya.

Mereka mulai berjalan menaiki tangga, dua kamar utama memang berada di lantai dua--satu milik Samaichi, satu milik Ao Twins. Sama-sama memiliki double bed dan ruangannya luas.

Hening mengisi perjalanan menaiki tangga tanpa mau berbicara. Memang itulah yang terjadi kalo keduanya bersama, saling diam-diaman padahal keduanya orang yang berisik. Tetapi itu juga faktor disekitar mereka, gelap, mencekam, dingin, membuat bulu kuduk berdiri sampai tidak berani bicara.

Pikiran Aoki melayang membayangkan berbagai wajah hantu, apa lagi ia baru saja membaca novel horror tadi sore, tambah sudah beban pikirannya.

Bruk..

Suara tabrakan kecil membawa Aoki kembali dari lamunan, ia mendongak untuk melihat Samatoki yang berhenti berjalan. Heran. Ia mencoba melihat apa yang membuat sang ayah berhenti.

"Hm? Aya-"

Nafasnya berhenti, jantungnya terpacu cepat, keringat dingin menetes sebesar jagung secara tiba-tiba. Didepannya—tepatnya didepan Samatoki, berdiri sesuatu—seseorang, kulitnya putih, bajunya putih... Rambutnya hitam bercak merah menutupi wajahnya.

Wajah Aoki memucat.

"AAAAA......!!!!" Teriakkan Aoki menggema ke seluruh rumah, kaki dibawa menuruni tangga—jika keberuntungan di pihaknya. Aoki terpeleset. Mengajak Samatoki dengan berpegang bajunya.

BRAAK!!

"Huh?" Aoshi terbangun sepenuhnya mendengar suara keras barusan, mengucek mata yang gatal karena dipaksa terbuka, pemandangan dibawah tangga langsung disuguhkan membuat ia panik bukan kepalang. Ternyata seseorang itu adalah Aoshi dengan rambut tergerai—bercak merah di rambutnya seperti darah—dan kebetulan memakai piyama putih.

"AYAH?! NII-CHAN?!" Suara teriakkannya menambah suasana. Ichiro yang—terbangun—baru sampai juga ikut berteriak kaget melihat suami dan anak tertuanya terjatuh dari tangga. Apalagi melihat darah merembes dari kepala mereka ditambah memar ditubuh.

Mereka sama saja jatuh dari lantai dua karena sudah berada di ujung tangga, tambahan karena mereka tidak jatuh dengan stabil—kepala duluan. Posisi Aoki paling tidak diuntungkan karena tertimpa tubuh besar ayahnya.

Terpaksa mereka berdua dirawat di rumah sakit.

--

Aoki dan Samatoki masih trauma dengan kejadian itu, lampu berkedip kadang membuat keduanya sudah ketakutan setengah mati.

Menyebalkannya itu jadi bahan olok-olokan oleh teman-teman mereka, contohnya Jyuto—disisi Samatoki—dan Reto dan Kazumi—disisi Aoki.

"Haah... Aku juga korban! Kenapa aku yang jadi disalahkan coba?!" -Aoshi yang tidak rela rambutnya dicukur.

---------------

Akhirnya aku bisa nulis dengan lancar!!! BYE DIKSI, BYE PLOT MERESAHKAN!!!!!!!

Tapi aku akan jarang update. Yah.... Kalian tahu—

BESOK MASIH UJIAN SIAL— 😭💔

Oh–ya rambut Aoshi dicat biar mirip Aoki, jadi Hitam-Merah biar ga diejek ubanan cem Samatoki.

Iruma Kazumi (anak Jyuji)
Nurude Reito (anak Sasakuu)

[ Nevynats ]

Random(s) Hypnosis Mic Oneshoot?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang