Haiii, ima back!! ☺️☺️
Maaf yaa lama ga up.. selamat membaca ❤️—
Menjadi anak dari salah satu pengusaha sukses di Korea tak melulu membuat Jungkook senang. Sejak kecil dia harus bergaul dengan anak-anak yang mempunyai status lebih tinggi darinya atau setara dengannya.
Sejak kecil pula dia sudah dididik untuk menjadi penerus perusahaan keluarga. Dia harus rela melepaskan cita-citanya dan kuliah dibidang yang tidak begitu dia sukai.
Meskipun tidak menyukai bidang bisnis, tapi Jungkook berhasil mendapatkan nilai sempurna di semua mata kuliah. Salah satu syarat yang diberikan keluarganya saat dia meminta untuk melanjutkan study di luar negri adalah dengan memberikan nilai terbaiknya.
"Paling tidak, aku ingin menjauh selama beberapa tahun dan menikmati kehidupanku sendiri." begitulah yang dikatakan Jungkook saat Vincent bertanya kenapa Jungkook memilih bersekolah di London.
Jungkook sudah tau cepat atau lambat perjodohan akan di persiapkan oleh keluarganya, dia pernah mendengar nama dengan marga Lee di sebutkan saat acara makan malam keluarga. Tapi Jungkook saat itu belum terlalu perduli. Pikirnya sang orangtua mungkin saja bisa merubah keputusannya.
Tapi, saat Si Young berada di London. Jungkook sadar, bahwa hatinya sudah benar-benar berlabu pada sahabatnya—Sarah Maddocs. Sayang, semua sudah terlambat. Baik perasaannya maupun waktu yang menurut Jungkook berlalu sangat cepat.
Sebenarnya sejak awal Jungkook sadar akan hubungannya dengan Sarah. Awalnya dia hanya merasa nyaman dan ingin selalu bersentuhan dengan Sarah. Tapi semakin lama rasa nyaman itu berubah menjadi sayang. Meskipun begitu, Jungkook selalu tidak mau melewati batas tentang hubungannya.
Terlalu menyayangi Sarah lebih dari sahabat membuat Jungkook ingin selalu menjaga dan melindunginya. Musim terus berganti, bunga yang mekar itu pasti akan selalu berganti dengan yang baru. Menyisakan kelopak yang berjatuhan di tanah.
••
Hari sabtu. Si Young mengajak Jungkook untuk makan malam. Jungkook tidak bisa menolak karna sang ayah sudah berulang kali menegurnya karna tidak pernah mengajak Soyeon berkencan.
"Apakah harus melalui paman Jeon dulu baru kau bisa menerima tawaran kencanku, Jungkook-ah?!" Si Young menggoyangkan gelas winenya.
Meskipun sudah berdua di private restaurant dan dengan suasana romantis, tapi Jungkook tetap lebih banyak diam. Bahkan Si Young tau pikiran pria di depannya ini sedang tidak bersamanya.
"Aku tau kau menyukai seseorang." dengan kata-kata inilah akhirnya Jungkook mau menatap Soyeon. Dan wanita itu tersenyum seringai. Merasa berhasil memancing lawan bicaranya.
"Pihak keluarga ingin kita langsung merayakan upacara pernikahan dalam beberapa bulan kedepan. Bukan hanya kau saja yang tidak suka dengan perjodohan ini. Kalau bukan karna hak waris yang mengharuskan aku menikah dan mempunyai anak dari seorang suami konglomerat, aku tidak mau membuat badanku hancur karna hamil."
Jungkook mengernyitkan matanya, "aku tidak mengerti maksudmu." ucapnya dengan nada tidak suka.
"Apa kau tau bagaimana aku menjaga tubuhku agar tidak membesar? Aku hanya makan tomat cherry dan juga sesendok nasi demi tubuh yang ideal. Aku juga menkonsumsi beberapa obat penurun berat badan saat ingin memakan makanan dalam porsi yang sedikit lebih banyak—" Soyeon berhenti sejenak untuk membasahi tenggorokannya dengan wine yang masih tersisa di gelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend! // (JJK FF) // MATURE
FanfictionMaybe someday I'll find the strength to say that you are more than my best friend to me.