Setelah meminta Jungkook untuk keluar dari kamarnya, Sarah duduk terdiam di pinggiran tempat tidur sambil mendekap kedua kakinya ke dada.
Dia memaksa otaknya untuk mengingat apa yang sudah terjadi semalam. Tapi sekeras apapun dia mencoba, tetap saja hanya rasa sakit yang terasa.
"Tidak mungkin aku membiarkannya masuk. Aku tidak segila itu." gunamnya.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Sarah berencana untuk pergi bertemu dengan Jungkook. Tapi saat membuka pintu, Jungkook sudah berdiri di depan dengan pakaian yang sama.
"Apa anda belum kembali ke kamar?" Tiba-tiba wajah Sarah merona saat melihat tubuh Jungkook. Dia ingat bagaimana tubuh pria itu saat tidak memakai pakaian dan tidur di sebelahnya.
"Kau baik-baik saja?" Bukan menjawab, Jungkook justru menanyakan keadaan Sarah. Wanita itu mengangguk.
"Bisakah kita berbincang? Ada beberapa pertanyaan yang ingin sampaikan. Tapi sebelumnya, bukankah lebih baik anda berganti pakaian dulu?" saran Sarah.
"Tunggulah dibawah, aku akan segera turun." ucap Jungkook.
••
Karna waktu untuk breakfast sudah habis, Jungkook mengajak Sarah untuk makan di restoran yang letaknya tidak jauh dari hotel.
Selama perjalanan dan juga saat sedang makan, Sarah masih terdiam. Dia belum juga bertanya apapun kepada Jungkook. Sampai akhirnya, Jungkook mengajak Sarah jalan di taman hotel.
"Bukankah ada yang ingin kamu katakan?" ucap Jungkook memecah keheningan.
Sarah berhenti berjalan. "Apa kau bisa menceritakan siapa Sarah? Dan bagaimana wanita itu?" ucapnya.
Sebuah bangku tak jauh dari mereka berdiri, Jungkook mengajak Sarah untuk duduj disana. "Dari mana aku harus memulainya?" tanya Jungkook.
"Entahlah, dari awal kau mengenalnya mungkin. Ceritakan apa saja tentang wanita bernama Sarah."
Jungkook menceritakan bagaimana awal mula dia bertemu dengan Sarah di kampusnya. Bagaimana akhirnya dia bersama Catrine dan Vincent menjadi sahabat. Jungkook juga menceritakan setiap detail kecil tentang kehidupan mereka berempat selama menjadi mahasiswa/i.
Dan tentu saja Jungkook menceritakan bagaimana hubungan dia dengan Sarah. Hubungan yang tidak diketaui oleh dua teman mereka.
Setiap Sarah memegang kepalanya yang sakit, Jungkook akan berhenti bercerita. Dia membiarkan Sarah memproses cerita yang Jungkook sampaikan.
"Aku bisa berhenti." ucap Jungkook saat wajah Sarah terlihat pucat, dan di setujui oleh Sarah.
Sarah menatap mata Jungkook. "Apa kita benar mempunyai hubungan yang seperti itu?" Jungkook mengangguk.
"Sejujurnya aku masih belum ingat siapa kau sebenarnya. Tapi—bahkan sebelum bertemu denganmu dan mengetaui namamu, kau selalu hadir dipikiranku. Aku tidak bisa mengelak akan ingatan itu." ungkap Sarah, tentu saja Jungkook sudah mengetaui akan kenyataan itu. Jungkook sudah membaca diary milih Sarah.
"Sepulangnya kita ke Seoul, apa kau mau bertemu dengan dokter kenalanku? Kau bisa berobat dengannya. Tentu saja aku tidak akan memaksamu."
"Aku akan memikirkannya. Oh ya, ini adalah hari terakhir anda disini. Saya akan berada disini sekitar dua hari lagi. Hati-hati di jalan, Mr. Jeon." Setelah berpamitan, Sarah meninggalkan Jungkook sendirian di taman.
••
Sebenarnya Sarah juga pulang di hari yang sama dengan Jungkook. Tapi wanita itu lebih memilih untuk tidak mengatakannya.
Siang itu Sarah mengabaikan panggilan dari Hoseok karna terlalu larut dalam pikirannya. Namun hari ini dia tidak bisa lagi menghindar.
"Seodam harus bisa memberikan anak yang diinginkan oleh Mr. Jeon agar aku bisa mendapatnya sebagian besar saham dari perusahaannya." begitulah perintah yang diberikan olen Hoseok.
Dan saat ini, Sarah sudah berada di depan gedung apartment milik Jungkook. Dia tidak bisa ke atas karna harus menggunkan kartu.
"Sarah?"
Suara seorang wanita yang memanggil nama Sarah selain Jungkook. Tentu saja Chae Ra menoleh ke suara itu.
Wanita cantik berdiri dibelakangnya. "Kau Sarah kan?" tanya wanita itu lagi.
Sarah hanya tertegun mengetaui ada orang lain yang mengenalnya. "Apa kau ingin bertemu dengan Jungkook? Aku akan mengantarmu." Tanpa diminta, wanita itu langsung menarik tangan Sarah untuk masuk kedalam lift.
"Maaf, kalau boleh ta—"
Pintu lift terbuka. Dan mereka sudah sampai dilantai yang hanya terdapat dua pintu saja. "Sebentar." ucap wanita itu.
"Sarah??" Jungkook membuka pintu dengan terburu-buru.
"Apa kau hanya melihatnya?" wanita itu membuat pout.
"Bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya Jungkook lagi. Sarah yang tak mengerti dengan keadaan itu hanya terdiam.
"Maaf. Kau pasti lupa, dia Si Young. Kalian pernah bertemu di London. Dan juga, dia istriku." Sarah mundur ke belakang. Tubuhnya terhuyung tiba-tiba.
Si Young tidak mengetaui bahwa Sarah sedang tidak bisa mengingat apapun. "Aku akan menceritakannya nanti." Si Young mengangguk.
Jungkook mempersilahkan Sarah masuk dan memberikannya segelas air. Setelah sedikit merasa tenang, Sarah memberikan beberapa dokumen tentang anak-anak di yayasan Seodam yang lain.
Tanpa basa-basi, Sarah langsung pamit untuk pulang. Meskipun dia tau tentang hubungan Jungkook dan Si Young. Tapi dia tetap memilih untuk pergi meninggalkan pasangan suami istri itu.
"Apa dia lupa denganku?" tanya Si Young setelah kepergian Sarah. Jungkook mengangguk.
"Benarkah? Wah bukankah dia jahat sekali? Tapi kenapa sepertinya kalian terlihat sangat can— tunggu!! Dia bekerja di Seodam??"
"Aku tidak tau bagaimana dia bisa bertemu dengan anak pemilik Seodam. Tapi yang aku tau dia sedang tidak bisa mengingat apapun—termasuk aku." ucap Jungkook sambil membuka dokumen yang diberikan oleh Sarah tadi.
"Dia bukan?" tanya Si Young.
"Apa?"
"Maksudku, dia adalah wanita yang tidak bisa aku gantikan." lanjut Si Young.
"Sejak kapan kau tau?"
"Sejak awal aku bertemu dengan kalian. Pandanganmu terhadap Catrine dan Sarah sangat berbeda. Sebagai wanita aku bisa mengetauinya."
"Maaf." gunam Jungkook pelan.
Si Young hanya mengangkat bahunya dan menghela nafas. "Walaupun aku tau kau bisa menjadi seorang suami yang bertanggung jawab, tapi aku tidak mau menghabiskan hidupku dengan suami yang bahkan setitikpun tidak ada namaku di hatinya." jelas Si Young.
"Kau tidak memberiku kesempatan." ungkap Jungkook lagi.
"Tidak. Terlalu banyak kesempatan yang aku berikan. Hanya saja, aku mengurungkan kesempatan itu saat melihat matamu yang kosong." Si Young beranjak dari tempatnya dan duduk dipangkuan Jungkook.
"Kalau saat ini aku memberimu kesempatan, apa kau akan menerimanya—suamiku?" Wajah Si Young mendekat ke arah Jungkook. Bahkan Jungkook bisa merasakan hembusan nafas istrinya.
"Kalau kau mau, kita tidak perlu repot-repot mencari seorang anak." Tangan Jungkook melingkar dan menarik pinggang Si Young agar lebih bisa mendekat ke arahnya.
Wanita itu tampak merona dan salah tingkah. "Kau membuatku berdebar. Lepaskan!!" dengan senang hati Jungkook melepaskan tangannya.
Si Young kembali ke posisi semula. Duduk bersebrangan dengan Jungkook, meskipun hatinya masih berdebar. Tapi dia tau, suaminya itu hanya mengikuto godaannya saja. Tidak lebih.
"Bagaimana kalau kau mempunyai anak dengan Sarah?? Bukankah nanti akan lebih masuk akal? Anak itu setidaknya bisa mirip denganmu."
"Bercandamu kelewatan, Kim Si Young!"
~ to be continue ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend! // (JJK FF) // MATURE
Fiksi PenggemarMaybe someday I'll find the strength to say that you are more than my best friend to me.