Jungkook mempunyai jadwal untuk bertemu dengan Sarah di sekolah, tapi seorang guru mengatakan bahwa Sarah sedang ijin karna sakit.
Walaupun tau dimana tempat Sarah tinggal, tapi Jungkook tidak tau nomer unit apartmentnya. Beruntung guru tadi memberikan tanpa bertanya apapun dan tanpa curiga.
Pintu apartment terbuka. Wajah Sarah tampak pucat pasi. Padahal hanya beberapa hari tidak bertemu, tapi Jungkook sadar dengan tubuh Sarah yang semakin kehilangan berat badan.
"Mr. Jeon?" sapa Sarah lirih. "Ada perlu apa?" lanjutnya.
"Apa aku boleh masuk?" mata Jungkook sayu, sangat khawatir dengan keadaan Sarah. Beruntungnya wanita itu setuju.
Jungkook menarik tangan Sarah dan menyuruhnya untuk duduk. "Tidak usah repot-repot. Aku kesini tidak untuk memintamu membuatkan minuman. Sejak kapan kau sakit?"
Sebelum Sarah menjawab, darah segar kekuar dari hidungnya. Menetes sampai membuat baju yang dipakei Sarah bewarna merah.
"Noona??" Kesadaran Sarah sepenuhnya hilang. Jungkook membopong tubuh Sarah dan melarikannya ke rumah sakit terdekat.
Di ugd Jungkook hanya bisa melihat Sarah dari luar, dia membiarkan para dokter dan perawat memonopoli tubuh Sarah. Walaupun sebenarnya dia ingin berlari dan menggenggam tangan Sarah, tapi Jungkook memilih untuk menahan dirinya.
Setelah keadaan Sarah stabil, Jungkook bertemu dengan dokter jaga disana.
"Apa anda walinya?" tanya Dokter itu.
"Benar. Bagaimana keadaannya?" tanya Jungkook khawatir.
"Sebenarnya ini hanya dugaan karna disini bukan rumah sakit khusus kanker. Tapi sepertinya kekasih anda mengidap leukemia stadium tiga."
Seakan dunianya runtuh. Jungkook tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. "Tidak. Bagaimana mungkin dia mempunyai penyakit mengerikan itu?"
Dokter berusaha menenangkan Jungkook. Sudah sangat wajar seorang wali tidak percaya saat pasien divonis telah mengidap penyakit yang mematikan. Dan juga Dokter memberikan surat rujukan agar Jungkook membawa Sarah kerumah sakit khusus kanker.
Saat menghampiri Sarah yang sudah tersadar, Jungkook memegang tangan Sarah. Wanita itu tidak menolaknya. Justru Sarah tersenyum melihat wajah Jungkook.
"Daddy~ how are you?" ucap wanita itu sambil tersenyum. Jungkook menitikan airmatanya.
"You're back, baby girl." Sarah mengangguk. Tangannya ingin menggapai wajah Jungkook. Karna terlalu lemah, Jungkook mendekatkan wajahnya agar Sarah bisa membelainya.
(Bentar yaa, dadaku sesek nulis bagian ini)
"Aku akan membawamu ke dokter yang paling hebat. Kau pasti sembuh."
Sarah menggeleng. "Aku tidak mau menghabiskan waktuku dirumah sakit."
Untuk saat ini, pendapat Sarah adalah yang utama. Setelah mendapat persetujuan dari Dokter, Jungkook membawa Sarah pulang ke apartmentnya.
••
Pandangan mata Sarah seolah meneliti kamar Jungkook. Ada beberapa pigura kecil yang berderet dinakas samping tempat tidurnya.
"Apa kau ingat foto ini?" tanya Jungkook.
"Of course. Ini saat kita di seven sisters kan? Ah, bagaimana kabar Catrine dan Vincent? Apa kau masih berhubungan dengan mereka?" tanya Sarah antusias.
Tangan Jungkook menepuk-nepuk kasur dengan lembut, meminta Sarah untuk menghampirinya. "Bukankah kau lelah?" tanya Jungkook lembut.
"Tidak. Aku ingin berbincang denganmu. Aku seperti bangun dari tidur panjang." jawab Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend! // (JJK FF) // MATURE
FanfictionMaybe someday I'll find the strength to say that you are more than my best friend to me.