» 16 • Youth Party

269 55 6
                                    

Tercatat di riwayat revisi bahwa chapter ini pertama kali dibuat pada 24 Mei 2021 pukul 00.58 WIB. Itu berarti udah hampir setahun chapter ini kesimpen di draft. Akhirnya bisa keluar kandang juga.


Pada akhirnya Juna tidak jadi menginap di rumah sakit. Jelita melarangnya karena cowok itu datang tanpa membawa persiapan apapun. Jika memang ia berniat untuk menginap, setidaknya ia membawa baju ganti. Apalagi besoknya Juna masih harus kuliah. Akhirnya dengan berat hati Juna meninggalkan mamanya dan kembali ke rumah.

Keesokan harinya. Waktu itu masih pagi buta. Tidur nyenyak Juna terusik oleh suara ribut yang sangat menjengkelkan di telinga. Matanya terasa berat sekali untuk terbuka. Namun, suara ribut itu semakin lama semakin membuat kepalanya sakit. Ia pun mau tak mau harus bangun.

"JUNA SUMPAH LO KAYAK KEBO!"

"Lo apaan, sih, subuh-subuh dah ngerusuh di rumah gue?" tanya Juna jengkel dengan suara seraknya khas orang baru bangun tidur. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya. Ia terduduk di atas kasur king size-nya dengan mata setengah terpejam. Rambutnya yang sudah cukup panjang berantakan hingga menutupi seluruh dahinya.

"APAAN,  APAAN! Jangan bilang lo lupa juga sama hari ini?"

Dahi Juna berkerut. "Hari ini hari Rabu, kan?"

"SEKARANG IBU NEGARA ULTAH BEGO!"

"Ibu Negara?"

"AYU!"

"Ayu kenapa?"

"AYU SEKARANG ULTAH BUDEG!" Saking gemasnya, Hilmi tak segan menoyor Juna dengan keras sekali hingga cowok itu terhuyung ke samping dan nyaris jatuh dari atas kasur. Hal itu sukses membuat kesadaran Juna pulih seketika. Ia terjaga sepenuhnya. Matanya lantas melayangkan tatapan tajam ke Hilmi bagai pedang yang siap menghunus.

"Ini mau gimana? Ayu bisa ngamuk kalo tau kita semua lupa sama ultahnya," ucap Javier mencoba mencegah pertengkaran yang siap meletus di antara Juna dan Hilmi.

"Jun, lo kalo mau bogem Hilmi nantian aja. Ayo sekarang bahas Ayu dulu," ujar Raul.

Juna pun mengembuskan napas dalam-dalam. Mau marah dengan hilm tidak ada gunanya. Anak itu tidak pernah jera.

Jika ada penghargaan untuk kategori sahabat terloyal, keempat anak Adam itu mungkin berhak menjadi pemenangnya. Bersama-sama sejak kecil menimbulkan terciptanya chemistry yang sangat mengagumkan di antara mereka. Juga dengan Ayu. Ia adalah anak gadis satu-satunya di dalam lingkaran itu. Baik Juna, Raul, Hilmi, atau Javier, mereka sudah menganggap Ayu sebagai adik mereka sendiri. Keempatnya bahkan sudah berjanji pada diri mereka sendiri untuk terus menjaga keceriaan Ayu agar tidak hilang. Ayu sangat berharga bagi mereka.

🌹🌹🌹

"Lo udah kelar belum, sih?" tanya Raul kehabisan kesabarannya. Cowok itu menatap Hilmi yang masih sibuk mondar-mandir di depan etalase tas dengan kesal.

Dengan tidak berdosanya Hilmi menjawab, "Belom."

"Anjing!" maki Javier sambil mengusap wajahnya frustrasi.

Juna mendengkus. Ini sebenarnya cukup memalukan. Empat orang bujangan di dalam butik salah satu brand fashion wanita terkenal. Siapa coba yang tidak memandang mereka dengan tatapan aneh?

ABBLS | #3 I.J.U.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang