» 1 • Music Room

714 93 8
                                    

Buat para pembaca baru dari ABB Love Story The Series, aku ucapkan selamat datang di  dunia fantasinya Ferne! Mungkin di beberapa bagian kalian akan mikir 'ABB itu gimana sih sebenernya?' dan sebagainya. Jadi, sebagai bentuk bantuan agar kalian bisa lebih paham, kalian bisa cek Instagram aku (q1dzncvt). 3 postingan teratas di sana akan jadi guide book kalian untuk lebih memahami 'materi dasar' tentang ABB. Semoga membantu ya :D

HAPPY READING 💚

Ruang Musik, Departemen Tari.

Juna duduk dengan santai di sebuah kursi. Kakinya diluruskan dan ia letakkan di atas kursi kosong yang ada di depannya. Cowok itu memangku gitar. Jari-jemarinya memetik senar dengan sembarang.

Sebuah melodi tiba-tiba mengalun lembut memenuhi ruangan. Itu adalah Javier yang tengah memainkan piano. Cowok itu memainkan 'River Flows in You' yang pernah ia pelajari dari neneknya.

"Bisa-bisanya gue jadi melankolis tiba-tiba," celetuk Felix sambil memperhatikan Javier memainkan piano. Cowok itu tidak memiliki kegiatan. Ia duduk pada kursi yang ada di dekat Juna. Posisinya saling membelakangi sehingga Juna dan Felix saling bersandar satu sama lain.

"Lo ngeliatin Javier udah kayak cowok maho yang nemuin sasaran, Lix," sahut Hanafi sambil tertawa. Cowok itu duduk di atas bangku drummer sambil memainkan stik drum dengan satu tangannya.

Felix berdecak sinis. "Sirik aja lo!"

Asta? Cowok itu sedari tadi hanya bermain ponsel. Sesekali ia berkeliling ruangan untuk menghilangkan bosan.

"Anjir lah gue bosenn!!!" Asta berdecak kesal. Ia kembali ke tempat semula.

"Makanya kalo mau ngajak nyontek, pastiin lo tau tata krama sebelum terjun ke medan perang! Akhirnya dihukum, kan? Ya udah terima aja," ujar Fathan.

Yap! Keenam cowok itu sedang dihukum. Bentuk hukumannya adalah dikeluarkan dari kelas Sejarah Dunia hingga kelas berakhir. Hari ini adalah jadwalnya kuis. Sudah dari jauh-jauh hari sebelumnya Asta mengajak mereka untuk bekerja sama. Juna, Javier, Hanafi, Felix, dan Fathan ayo-ayo saja. Lagi pula jawaban tentang sejarah masih bisa didapat dengan mengarang, tidak seperti Matematika yang ilmu pasti. Jadi mereka tidak terlalu berambisi untuk mendapat contekan.

Namun, memang dasarnya Asta yang bodoh dalam menyontek. Sudah tahu dirinya memiliki niatan buruk untuk bekerja sama dengan yang lain, ia malah duduk di barisan bangku depan. Gerak-geriknya sangat kasar dan mencurigakan lagi. Ya jelas ketahuan!

"Tau, tuh, Asta! Di mana-mana orang kalo mau nyontek itu duduknya di belakang. Mojok! Sebisa mungkin nyari tempat strategis yang mustahil buat dijangkau mata pengawas," sahut Felix.

"Nahhh! Elo malah nyari mati duduk di depan. Gimana nggak ketauan coba?" timpal Hanafi.

Javier menghentikan permainan pianonya. "Udah lah kelas juga bentar lagi kelar."

Tak lama kemudian, pintu ruang musik dibuka dari luar. Keenam cowok itu menoleh. Seorang wanita muda memasuki ruang musik.

"Loh, kalian? Kalian sedang apa di sini?" tanya Bu Diandra, satu dari lima pimpinan jurusan yang menjabat sebagai Kepala Departemen Musik.

"Dihukum, Bu," jawab Javier apa adanya.

"Ketahuan bolos kelas?"

ABBLS | #3 I.J.U.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang