» 29 • Be There For You

253 43 7
                                    

Kepergian Jelita Ambalika menjadi pukulan yang besar bagi Keluarga Dewantara.

Tak butuh waktu lama untuk mengumpulkan para petinggi ABB di rumah sakit tempat Jelita dirawat. Mereka datang untuk menyampaikan belasungkawa. Orang tua Raul, Hilmi, Javier, dan Ayu juga turut hadir dalam keadaan masih memakai pakaian kerja. Bagi F5, mereka sudah seperti keluarga besar. Kepergian Jelita saja seperti kehilangan anggota keluarga sendiri.

Juna dan Abi duduk di pojok ruangan pada kursi besi rumah sakit yang terasa lebih dingin dari biasanya. Tak ada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara. Mereka seperti patung yang diberi nyawa. Si Kembar duduk membeku di atas kursi, tatapannya kosong, mata merah dan sembab, pikirannya berkelana entah ke mana. Sementara Pandu berdiri tak jauh dari mereka, berusaha tegar dengan tetap beramah-tamah pada para kolega keluarganya yang datang melayat.

"Awal mula Mamanya Juna masuk ICU gimana ceritanya, Yu?" tanya Aruni dengan bisik-bisik.

"Kolaps," Ayu menjawab dengan suara rendah. "Alasannya kenapa bisa kolaps nggak bakal gue kasih tau. Gue rasa Juna nggak pernah cerita soal ini ke kalian. Biar dia aja nanti yang jelasin, itu pun kalo dia mau."

Aruni saling tatap dengan Prima. Prima menggidikkan bahu. Mereka tidak masalah jika tidak diberitahu. Mereka menghargai privasi yang keluarga Juna miliki.

Atmosfer pilu semakin kental terasa ketika sosok Kinangga Nadine Dewantara, putri semata wayang Keluarga Dewantara yang belasan tahun tinggal di Melbourne, akhirnya tiba di rumah sakit.

"Pandu!" Hal yang pertama kali Nadine lakukan adalah menemui Si Sulung Pandu Dewantara.

Pandu menoleh. Sorot pada matanya yang sejak tadi dipaksa kuat seketika berubah sendu ketika bertemu dengan netra milik kembaran tak identiknya. Tanpa banyak basa-basi Nadine segera mendekap Pandu. Keduanya sama-sama diam. Perlahan Pandu membalas pelukan Nadine.

Andai situasinya lebih baik, momen reuni ini adalah yang terbaik setelah belasan tahun tidak bertemu. Pandu dan Nadine tetaplah sepasang anak kembar seperti Juna dan Abi meski tidak identik. Ikatan batin mereka juga tak kalah kuat.

Pandu dan Nadine menguraikan pelukan mereka. Nadine beralih pada Juna dan Abi yang tidak terinterupsi dengan kedatangannya. Gadis itu menatap keduanya lekat-lekat. Juna dan Abi, adik-adiknya yang dulu masih sangat kecil ketika ia tinggalkan untuk pergi ke Melbourne, kini sudah beranjak dewasa. Nadine pangling. Dan kembali lagi ke poin sebelumnya, andai situasinya lebih baik, Nadine sangat senang bisa bertemu lagi dengan mereka.

Nadine jongkok di hadapan Juna dan Abi. Tidak ada kalimat yang gadis itu ucapkan. Nadine hanya mencoba menciptakan kontak mata dengan kedua adiknya. Lantas, setelah pandangan mereka bertemu satu sama lain, Nadine melingkari leher mereka dengan tangannya. Pelukan yang terasa asing itu pun tercipta.

Lia memperhatikan setiap detail 'reuni' itu dengan seksama dari kejauhan. Ada satu hal yang bisa gadis itu simpulkan di sini. Keluarga Dewantara sangat asing dengan yang namanya kehangatan.

Dari apa yang pernah Juna ceritakan padanya, Keluarga Dewantara terpecah akibat ego yang saling menguasai setiap anggotanya. Ilham Dewantara dengan obsesinya pada sang Medusa alias Diva, Pandu Dewantara yang mencoba melarikan diri dari tuntutan sang Ayah untuk menjadi pewaris perusahaan dengan alasan melanjutkan pendidikan di Berlin, Nadine Dewantara yang tidak pernah suka dengan topik bisnis yang selalu dibahas dalam keluarganya dan memilih lepas dari semua itu dengan tinggal di Melbourne, serta Abimanyu Dewantara yang memilih menjadi anak urakan demi mendapat setitik perhatian dari keluarganya yang selama ini lebih sering membanggakan ketiga kakaknya.

Dan di atas itu semua, Arjuna Dewantara-lah yang menanggung beban dari keegoisan keluarganya, sendirian.

Lia tidak pernah tahu sebesar dan sedalam apa Juna terluka. Namun, melihat reaksi Juna yang hanya diam tak berekspresi ketika dipeluk Nadine, hal itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan di benak Lia. Pastilah tidak mudah menanggung semuanya seorang diri. Terlebih orang-orang yang ia harapkan bisa menemaninya tidak ada di sana ketika Juna sangat membutuhkan mereka.

ABBLS | #3 I.J.U.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang