» 17 • Story of The Dewantaras

286 53 7
                                    

Ini jadi chapter yang paling nggak sabar buat aku rilis. Di sini kisah hidupnya Juna mulai dijelasin satu-satu. Sama seperti chapter sebelumnya, chapter ini juga pertama kali dibuat pada 24 Mei 2021, tepatnya pada pukul 01.01 WIB.


Hari yang baru pun tiba. Juna memasuki kafetaria kampus. Pagi-pagi seperti ini kafetaria masih lengang. Hanya terdapat segelintir mahasiswa saja dan petugas kafetaria.

"Vanila latte satu, Mbak," pesan Juna pada petugas kasir yang biasa dipanggil Mbak Cinta. Mbak Cinta ini primadona di kafetarianya ABB. Sosoknya yang manis, ramah, dan lemah lembut sering kali membuatnya menjadi incaran para buaya darat untuk melancarkan aksi gombal mereka. Mbak Cinta sendiri kalau digombali responsnya selalu tersenyum malu-malu. Hal itu bagai angin segar bagi para buaya darat yang semakin hari semakin gencar untuk terus melontarkan 1001 gombalan maut.

Baru saja Juna hendak mengambil ponsel di saku jaket kulitnya, netranya tak sengaja mendapati sosok Lia yang baru saja membuka pintu kafetaria.

"Lia!" panggil Juna.

Gadis itu menoleh menuju sumber suara. "Eh, hai, Jun!"

Lia mendekat pada Juna.

"Lo ngapain ke kafetaria pagi-pagi?" tanya Juna.

"Mau beli yoghurt."

"Yoghurt?"

Lia menunjuk ke arah lemari pendingin yang ada di belakang meja kasir. Di dalam lemari itu ada banyak jenis makanan dan minuman yang dibekukan.

Juna mengangguk-angguk. "Buat apa?

"Salad."

"Salad sayur?"

Tawa Lia pecah seketika. "Salad buah, Jun. Kalo salad sayur pakenya minyak zaitun, bukan yoghurt."

Juna nyengir. Tadi cowok itu spontan saja memikirkan salad sayur. Sejak kapan coba salad sayur menggunakan yoghurt?

"Emang enak buah dikasih yoghurt?" tanya Juna penasaran.

"Enak, kok, banget malah! Biasanya gue pake melon, anggur, sama buah naga. Terus dikasih keju, yoghurt, sama sereal."

Baru membayangkannya saja Juna sudah mual. Sejak dulu hingga ia sebesar sekarang, entah karena dasar apa sebenarnya, Juna selalu menganggap salad adalah makanan menjijikkan. Yoghurt pastilah asam, keju gurih, dan sereal manis. Entah bagaimana rasanya jika semua itu dimakan bersamaan.

"BTW, lo abis kelas terakhir hari ini ada acara nggak?" tanya Juna.

"Nggak ada. Kenapa?"

"Mau jalan sama gue?"

"Hah?"

"Eh, hangout maksudnya. Jalan-jalan."

Lia tampak berpikir sejenak. "Gue coba ijin dulu ke Bunda, ya?"

"Oke. Kabar-kabar aja gimana hasilnya nanti."

"Sip."

🌹🌹🌹

"Ayo, Li, masuk!"

"Eh, iya."

Lia sudah mendapatkan izin dari bundanya untuk jalan-jalan bersama Juna. Persis setelah kelas terakhir berakhir, Juna dan Lia pun segera pergi dari area kampus. Juna bilang pada Lia bahwa ia hendak mampir ke rumahnya dulu sebentar. Ada keperluan. Dan di sinilah mereka berada sekarang. Istana Keluarga Dewantara.

Percayalah, ini adalah kali pertama Lia berkunjung ke rumah teman laki-lakinya. Ia gugup sekali. Padahal tidak ada yang berbeda dari rumah Juna dengan rumah teman-temannya yang lain. Kecuali kemegahan dan kemewahannya. Khas seperti rumah orang-orang kaya pada umumnya.

ABBLS | #3 I.J.U.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang