» 20 • The Prince and Princess of Academy

426 65 15
                                    

"Jadi lo udah suka sama gue dari awal kita ketemu?"

"Ih, Junaaaa!!"

Juna terbahak melihat reaksi Lia. Gadis itu pipinya sudah semerah tomat ranum. Sejak mengakui bahwa dirinya sudah terpesona pada Juna sejak pandang pertama mereka bertemu, Lia merasa keputusannya itu salah fatal. Juna tak berhenti menggodanya setelah itu.

"Nggak pa-pa kali, Li," ujar Juna setelah tawanya reda. "Biar lo nggak malu kita samaan, deh, kalo gitu. Gue juga udah naksir sama lo dari awal kita ketemu. Cuma gue baru sadar sama hal itu setelah kita ketemu lagi di ABB."

Lia cemberut. Gadis itu masih sedikit kesal karena Juna yang terus menggodanya sejak tadi. Namun, saat mengingat status yang ada di antara mereka sekarang, pipi Lia lagi-lagi memerah. Gadis itu salah tingkah sendiri dibuatnya.

Juna dan Lia kini telah resmi berpacaran.

Tadi di Perpustakaan Nasional, tanpa perlu berpikir lama Lia langsung menjawab 'ya' pada Juna, dan secara otomatis status pacaran itu tersemat resmi pada mereka. Juna lantas mengajak Lia untuk berkeliling kota. Mereka mampir ke beberapa tempat sebelum pulang, dua di antaranya adalah toko helm dan toko bunga.

"Ngapain ke toko helm, Jun?" tanya Lia tak mengerti sambil menuruni motor Juna.

Juna tak menjawab, hanya tersenyum tipis. Setelah melepas helm fullface-nya, Juna mengajak Lia untuk masuk ke dalam toko. Mereka disapa dengan ramah oleh Si Pemilik Toko.

"Bang, tolong cariin gue helm cewek yang bagus, dong! Yang warna putih ya?" pinta Juna pada pemilik toko.

"Mau yang merek apa, Mas?"

"Keluarin semua aja, Bang. Nanti biar dia yang milih sendiri," jawab Juna sambil menunjuk Lia.

"Oke."

Lia menoel-noel lengan Juna. "Kenapa gue disuruh milih helm?"

"Buat gue beliin," jawab Juna apa adanya.

"Hah?" Lia terbelalak kaget. "Buat apa?" lanjutnya yang masih dalam keadaan syok.

"Biar couple-an sama helm sama motor gue."

Kepala Lia spontan menoleh ke kanan. Matanya menatap ke luar jendela toko, ke arah tempat motor Juna diparkirkan. Lia baru ingat motor Ninja Juna dan helm fullface-nya itu berwarna putih. Dan sekarang Juna hendak membelikannya helm hanya supaya bisa couple-an dengan motor dan helmnya?

Lia tak kuasa menahan diri untuk tidak tertawa. "Ya ampun, Juna! Lo diem-diem bucin juga, ya, ternyata?"

"Bucin sama cewek sendiri salah?"

"Bukan gitu," Lia buru-buru menggeleng. "Cover lo terlalu sangar buat jadi pelaku budak cinta."

Juna terkekeh. Cowok itu tidak akan protes jika dirinya dikatai bucin. Begitulah ia adanya. Saat Lia menerimanya sebagai pacar, hal pertama yang terpikirkan oleh otaknya tepat setelah itu adalah membelikan Lia helm couple dengan dirinya. Terkesan random memang. Juna bahkan keheranan sendiri dan masih tidak tahu apa alasan pastinya mengapa ia berkeinginan membelikan Lia helm couple.

Setelah mendapatkan helm untuk Lia, pasangan baru itu beranjak ke toko sebelah yang merupakan toko bunga. Juna memang tidak pernah pacaran sebelumnya, tapi berbekal pengalamannya dalam merawat Jelita, satu hal yang Juna tahu pasti, perempuan itu suka jika diberi bunga. Juna hendak menerapkan teori yang sama pada gadisnya.

ABBLS | #3 I.J.U.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang