D u a

2.6K 313 95
                                    


Happy Reading

—————

Rafka berdiri diambang pintu kelas sambil menahan napasnya. Kebiasaan sebelum memasuki kelas yaitu kentut dulu. Kata Bunda kentut itu menyehatkan, karena itu Rafka selalu kentut sebelum belajar. Agar saat belajar ia bisa konsentrasi. Walaupun ujung-ujungnya konsentrasi Rafka buyar begitu saja akibat ulah sahabatnya.

Sebelum kentut Rafka mencek keadaan sekitarnya yang tampak masih sepi. Belum ada satu pun teman sekelasnya yang datang. Padahal Rafka pikir dirinya lah yang datang paling akhir, tahu-tahunya dirinya lah yang datang paling awal. Entah dirinya yang terlalu cepat datang ke sekolah entah teman sekelasnya yang pemalas. Tapi intinya Rafka tetap anak rajin, jarang sekali ia di hukum karena telat datang ke sekolah.

"Alhamdulillah lega," ucapnya setelah mengeluarkan gas beraroma melati.

Rafka tersenyum lebar, dan berjalan mendekati cctv yang tersedia di dalam kelasnya. Dengan antengnya Rafka menaiki meja dan mendekatkan wajahnya ke kamera cctv. Dan memamerkan pahatan sempurna dari wajahnya.

"Dari depan gini gue mirip Manu Rios, dari samping gue mirip Angga Yunanda, dari belakang gue mirip Azmi Askandar, dari bawah gue mirip Lee minho. Masya Allah sangat ganteng sekali diriku. Pasti guru-guru centil suka liatin wajah tampan gue di operator cctv. Haha pesona Rafka emang gak ada tandingannya. Kecuali Ayah Tama. Tapi tetap gantengan gue sih kemana-mana ... Ayah Tama mah lewattt."

Merasa puas memamerkan ketampanannya di depan kamera cctv. Rafka meloncat turun dan berjalan menuju tempat duduknya yang paling depan. Jangan salah kalian, gini-gini Rafka duduk paling depan. Tidak seperti anak cowok lainnya yang memilih duduk di pojok belakang.

Tak berselang lama teman sekelas Rafka sudah mulai berdatangan dan mengisi kursi yang kosong.

"Ini bau apa sih? Bau banget, kayak bau bangke," ucap salah satu cowok yang baru saja memasuki kelas.

"Iya, masa setiap pagi kelas bau ini mulu," sahut temannya.

"Nah itu. Gue yakin pasti ada bangke nih di kelas kita."

"Tapi dimana ya?"

Di perut gue, sahut Rafka cekikikan di  dalam hati.

Dua orang cowok itu meletakkan tas mereka di meja masing-masing lalu menghampiri meja Rafka.

"Raf, minta susu dong," ucap Dito to the point.

Mata Rafka membelalak, setelah itu ia kembali normal.

"Sini dekatan pala lo ama dada gue," balas Rafka sambil menepuk-nepuk dadanya sendiri.

Dito menatap jijik dan memukul dada Rafka menggunakan topi upacara milik Rian.

"Jijik gue. Maksud gue susu kotak yang sering lo bawa ke sekolah. Bukan susu lo ogeb. Kalau itu mah gue juga punya elahh."

Rafka hanya cengengesan dan merangkul pundak Dito dan Rian keluar kelas.

"Mau kemana nih?" tanya Rian.

"Mau ke ancol Yan, liat duyung-duyung lagi dangdutan."

"Yang bohay-bohay itu bukan? Yang matanya ada biru-birunya?"

RAFKAYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang