Happy Reading
—————
“Capek juga gak ada kerjaan,” gumam Kaysa sudah mengubah posisi rebahannya menjadi duduk.
Kaysa melirik jam dinding sudah menujukkan pukul sembilan malam. Sudah larut juga untuk ia keluar rumah.
Dan Rafka masih asik nonton diluar, ingin ikut gabung tapi gengsinya terlalu tinggi.
Kaysa menghela napasnya, mengigit ujung kukunya sambil menatap pintu kamar. Ia masih ragu untuk keluar kamar atau tidak. Tapi kalau ia masih bertahan disini tidak mungkin juga, bisa frustasi sendiri dirinya.
“Oke, gue keluar!”
Kaysa melangkahkan kakinya menuju pintu lalu keluar dari kamar. Bertepatan juga Rafka hendak masuk kedalam kamar. Mereka saling diam diposisi masing-masing sebelum Rafka membuka suara lebih dulu.
“Mau kemana Kay?” tanyanya.
“Bosan, mau cari hiburan,” jawab Kaysa.
“Cari dimana?”
“Dimana hati gue senenglah,” jawabnya menjengkelkan.
“Oh,” balas Rafka masuk kedalam kamar dan menutup pintu kamar sedikit dibanting.
Bibir Kaysa maju lima senti, kesal karena Rafka.
“Gak peka banget sih, seharusnya hibur gue kek. Atau gak di masakin makanan atau apa gitu biar romantis,” gerutu Kaysa kesal dan duduk di sofa lalu meraih remote tv di atas meja. Sekarang giliran dirinya yang menonton tv dan Rafka yang mengurung diri didalam kamar.
Kaysa berdecak kesal melihat semua siaran tv tentang drama kehidupan.
“Emang ya dimana-dimananya itu tentang kehidupan mulu. Gue jadi kepikiran tentang kehidupan gue selanjutnya kayak apa. Kalau ada doraemon nih udah gue pinjam mesin waktu dia biar gue tahu tentang kehidupan gue yang selanjutnya.”
“Gak usah halu deh Kay, ya kali doraemon ada di dunia nyata,” ucap Rafka tiba-tiba sudah duduk di sebelah Kaysa.
“Ih apa sih lo, nyahut aja. Lagian gue ngomong sendiri.”
“Gila dong berarti?”
“Haha, lucunya.”
Rafka menyunggingkan bibirnya keatas, “biasa aja bisa gak? Gak usah bikin kesal gitu?”
“Lah, yang bikin kesal siapa coba?”
“Ya lo lah, masih juga nanya.”
“Maaf deh kalau gitu,” ucap Kaysa beranjak dari tempat duduknya tapi langsung di tahan oleh Rafka.
“Enteng banget lo ngomongnya.”
“Apa lagi sih Raf, lagian gue udah minta maaf ‘kan?”
“Iya udah, tapi gak afdhol kalau lo gak bikinin gue sesuatu di dapur,” ucap Rafka menaik turunkan alis matanya.
Kaysa merotasi matanya malas, selalu saja begini.
“Ya udah lo mau gue masakin apa? Tapi yang gampang aja ya, gue malas kalau lo suruh masak sesuatu yang makan banyak waktu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFKAYSA
Dla nastolatkówSEQUEL : BADBOY VS GADIS BERCADAR [Sebelum baca cerita ini lebih baik baca Badboy Vs Gadis Bercadar dulu ya.] ----------- Pernikahan. Mungkin takdir sangat lucu mempertemukan aku dan kamu. Kamu seorang laki-laki yang sangat baik, dan aku adalah se...