Happy Reading
—————
"Akhirnya kelar juga ni acara. Sumpah capek banget gue nyalami semua tamu. Padahal keluarga semua," curhat Rafka masih duduk diatas pelaminan bersama Kaysa.
"Kamu pikir kamu aja yang capek apa? Saya juga capek, kamu mah enak cuman nyalami aja. Lah saya di cium-cium mulu," balas Kaysa tidak kalah lelah seperti Rafka.
"Itu sih derita lo, ngapain mau jadi cewek. Cewek itu kan ribet."
Kaysa mengerucutkan bibirnya kesal, "kan udah takdir saya jadi cewek. Kalau saya cowok gak mungkin kita nikah."
Rafka mengiyakan perkataan Kaysa.
"Eh Kay, kan kita udah nikah nih ya. Masa gak ada panggilan kesayangan gitu, Mama-Papa kalau enggak Ayah-Bunda atau gak Umi-Abi gitu. Biar sweet kek orang-orang," ucap Rafka menaik turunkan alis matanya menatap Kaysa.
"Jangan ngarep kamu. Gak bakalan ada panggilan kayak gitu."
"Pelit banget jadi istri."
Kaysa hanya diam dan menyadarkan punggungnya di kepala kursi lalu memejamkan matanya.
Rafka berdeham cukup keras sambil melirik Aysya.
"Kayaknya bahu gue butuh seseorang deh. Kasihan dari tadi dia noel-noel ginjal gue."
"Nah kan, sekarang tangan gue juga ikut-ikutan. Katanya pengen elus kepala seseorang."
"Aduhh ... dada gue juga mendadak sakit. Katanya pengen diusap seseorang."
"Aww ... ini punggung gue juga mendadak sakit. Katanya pengen di peluk seseorang terus di tepuk-tepuk pelan."
"Ssshh, bibir gue juga ikutan kram. Katanya pengen cium kening seseorang."
Ini cewek budek atau gimana sih? Masa gue ngode-ngode dari tadi gak direspons sama sekali.
Baru juga Rafka ingin melanjutkan acara kode-kodenya terpaksa ia urungkan lagi setelah Kaysa kembali membuka matanya. Senyuman Rafka melebar tak kala Kaysa memiringkan kepalanya dan menatap dirinya secara intens.
"Udah peka belum?" tanya Rafka.
"Berisik kamu," jawab Kaysa beranjak dari sana dan memilih menghampiri Rifka yang tengah asik menikmati buah apel di tangannya.
Rafka tercengang, "gila ... gini amat gue dapat istri. Padahal gue udah ngode-ngode dari tadi. Boro-boro peka, malahan di tinggal pergi lagi. Nasib-nasib ... gak kebayang malam pertama gue nanti kayak apa, hiks ...," lirih Rafka menatap sendu kepergian Kaysa.
***
"Sstt ... sstt ... istri," panggil Rafka sambil menoel-noel lengan Kaysa.
Kaysa menaikan satu alisnya keatas seolah bertanya ada apa?
"Lagi bikin kopi ya?" tanyanya melirik tangan Kaysa yang tengah menyeduh kopi.
"Iya, kenapa emangnya?"
Rafka menggelengkan kepalanya, "gak ada. Cuman nanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFKAYSA
Teen FictionSEQUEL : BADBOY VS GADIS BERCADAR [Sebelum baca cerita ini lebih baik baca Badboy Vs Gadis Bercadar dulu ya.] ----------- Pernikahan. Mungkin takdir sangat lucu mempertemukan aku dan kamu. Kamu seorang laki-laki yang sangat baik, dan aku adalah se...