E m p a t b e l a s

1.6K 238 50
                                    


Happy Reading

—————

"Selamat pagi anak-anak," sapa Pak Burhan yang baru saja memasuki kelas.

"Pagi Pak," sahut para anak cewek. Karena hanya anak cewek yang tersisa karena sebagian anak cowok yang tinggal di kelas tadi pun ikutan keluar karena merasa sakit hati dengan kata-kata Alya yang tidak pernah habis-habisnya.

"Ini kelas kenapa sepi? Anak cowok pada kemana?" tanya Pak Burhan.

"Kabur Pak, gara-gara malu karena kedok buruk mereka kebongkar semuanya Pak," sahut Hesti salah satu cewek tomboy di dalam kelas ini.

"Kedok apa maksud kamu Hesti? Bapak tidak paham."

"Kasih paham Al," lempar Hesti kepada Alya.

"Oke."

"Gini loh Pak, sebelumnya saya mau tanya sama Bapak Burhan yang terhormat. Sebelum Bapak menikah dengan Buk Martini pasti Bapak termasuk salah satu cowok yang suka mandang fisik cewek kan? Kalau Ibuk Martini jelek pasti Bapak Burhan yang terhormat tidak mau. Karena semua laki-laki itu brengsek Pak and mungkin termasuk Bapak. Meybe sih."

"Eh ralat Pak, gak semuanya kok cuman sebagian aja," tambah Alya.

"Kamu ngatain saya brengsek?!" tanya Pak Burhan marah.

Alya menggelengkan kepalanya, "tidak, saya tidak mengatai Bapak. Tapi saya hanya menyampaikan saja. Kalau Bapak merasa, berarti Bapak emang seperti itu di masa lalu. Tapi kalau Pak Burhan biasa saja berarti Bapak anak baik-baik pada masa Bapak masih bujangan."

Pak Burhan memijat pangkal hidungnya dan mulai mengambil absen.

"Sudah-sudah saya mau ambil absen dulu. Setelah ambil Absen kalian kerja tugas di buku paket halaman 134 dan di kumpul jam pelajaran ini juga."

"Trus nasib anak cowok gimana Pak?" tanya Kaysa. Kalian sama-sama tau lah apa yang di pikirkan Kaysa saat ini. Hem, apalagi kalau tidak memikirkan Rafka.

"Biarkan saja. Yang penting kalian yang masih ada di kelas wajib mengerjakan tugas yang saya berikan."

"Kalau kita di luar kelas, jadi kita gak wajib ngerjain tugas dong Pak?" tanya Alya penuh harap.

"Jangan banyak bicara kamu Alya, kerjakan saja tugas yang saya berikan."

Alya memanyunkan bibirnya dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Burhan.

"Kerjakan tugas itu dengan benar. Saya mau ke ruang kepala sekolah dulu, setelah saya balik semua tugas sudah terkumpul di atas meja saya."

"Iya Pak," sahut mereka kompak dan mulai mengerjakan tugas.

Sedangkan di tempat lain Rafka dan teman-temannya tengah bermain basket dengan santainya. Padahal sudah ada guru yang menegur mereka untuk kembali ke kelas. Bukannya menurut mereka malah menjadi dan bersorak heboh.

Merasa lelah mereka duduk di tepi lapangan dan meneguk air mineral yang sempat mereka beli sebelum main basket.

"Gue mau nanya nih sama kalian, kita ngapain sih ke luar kelas?" tanya Rian sambil menjilat es krim di tangannya.

RAFKAYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang