T u j u h

1.9K 284 69
                                    


Happy Reading

—————

"Woi Bang, bagi duit dong," ucap Rifka dengan santainya menabok bahu Rafka yang tengah memotong kuku kakinya.

Rafka berdecak kesal, gara-gara Rifka kulit sekitar kuku kakinya ikutan kepotong. Untung saja tidak berdarah. Kalau berdarah habislah Rifka di tangannya.

"Bukannya Ayah selalu kasih lo uang jajan double ya dari gue. Kenapa kayak orang miskin sekarang? Minta-minta  sama gue, gak malu apa? Anak Sultan tapi minta-minta kayak orang susah," jawab Rafka tersenyum sinis.

Rifka ikutan duduk di sebelah Rafka dan menyadarkan kepalanya di bahu sang Abang.

"Gue cuman butuh lima puluh ribu kok Bang, gak lebih."

"Gak ada, uang lo banyak daripada gue If. Gak usah bacot deh."

Rifka memelas, memijat-mijat bahu Rafka dengan telaten.

"Ayo lah Bang, cuman lima puluh ribu aja. Masa lo pelit sama adek sendiri. Padahal adek lo cuman gue loh Bang, kalau gak ada gue, siapa lagi yang moroti isi dompet lo."

"Masih ada Kaysa yang bakalan habisin uang gue."

"Kak Kay kan kalem, gak mungkin dia suka moroti isi dompet lo."

"Ya bagus dong. Jadi uang gue aman-aman aja di tempatnya."

"Ayo lah Bang, lima puluh ribu aja."

"Sekali enggak ya enggak. Jangan maksa deh jadi adek pungut."

Karena kesal Rifka kembali menabok kasar bahu Rafka dan tidak lupa juga menjambak rambut Rafka kasar. Hingga laki-laki itu menjerit kesakitan.

"Mampus lo! Makanya jangan pelit sama gue!" omel Rifka masih menjambak rambut Rafka.

"ANJIR! Lepasin!" pekik Rafka masih berusaha menyingkirkan tangan Rifka dari kepalanya.

"Ogah, jangan harap lo."

"Anak setan! Astaghfirullah rambut gueee, Aaaaa."

"Makanya kasih gue duit!"

"Gak sudi. Najis."

Rifka tambah geram dibuatnya, tanpa rasa iba sedikitpun Rifka menarik-narik rambut Rafka dan mengacak-acaknya seperti gembel.

"Haha mampus lo ... Haha bengek gue liatnya kayak gembel di lampu merah."

"Masih kurang." Rifka mencari sesuatu dari dalam saku celananya.

"Ayo Abangku sayang, kita senang-senang," ucapnya semangat menggunting baju kaos yang tengah Rafka kenakan.

Srett

"Jihaha, kayak gembel banget."

Sreett

Srettt

Srettt

Plak!

"Jangan kurang ajar lo!" bentak Rafka setelah mencampakkan gunting dari tangan Rifka.

Rifka meringis karena tangannya terluka akibat Rafka merebut paksa gunting dari tangannya.

"Gue tau lo itu adek gue, tapi tolonglah hargain gue sebagai  Abang lo! Bukannya semena-mena kayak gini."

"Dari dulu gue perhatiin sikap lo makin hari makin brengsek."

"Trus apa yang lo pelajarin selama sekolah hah? Trus apa gunanya hafalan lo itu? Trus apa gunanya jilbab lebar yang lo pakai, kalau lo gak punya etika sama sekali."

RAFKAYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang