S e m b i l a n b e l a s

1.3K 193 25
                                    


Happy Reading

—————

Tok... Tok... Tok...

"Assalamualaikum Bu Wenda, maaf mengganggu waktu mengajarnya Bu," ucap Bu Farida setelah mengetuk pintu kelas XII IPA 3.

"Wa'alaikumussalam, iya Bu Farida tidak masalah."

"Makasih sebelumnya Bu."

"Iya Bu, kalau boleh tahu ada apa ya Bu?" tanya Bu Wenda sedikit bingung dengan kedatangan Bu Farida di kelasnya.

Bu Farida tersenyum tipis dan menatap semua anak murid kelas XII IPA 3 dengan teliti. Mereka yang di tatapan menjadi was-was, takutnya terjadi razia dadakan.

"Raf, bahaya nih kayaknya," bisik Dino di telinga Rafka.

"Gue mikirnya juga gitu, jangan sampai rambut gue jadi korban lagi," balas Rafka.

"Kita permisi aja yuk, gue takut di razia apalagi rambut gue juga panjang. Belum lagi gue lupa bawa dasi, bisa mampus gue."

"Lo pikir lo doang yang cemas apa? Gue juga tau, lo gak liat modelan rambut gue udah keren gini. Kalau di guntingkan sayang banget."

"Makanya kita permisi aja, mumpung Bu Farida masih kalem tuh di depan kelas."

"Lo kalau cari solusi itu yang benar bisa gak sih? Kalau kita permisi sama aja cari mati bodoh. Tambah curiga lah Bu Farida," ucap Rafka geram sendiri kepada sepupunya itu.

"Ah iya juga ya, trus gimana?" tanya Dino masih panik tidak karuan dari tadi. Padahal Bu Farida belum menyampaikan apa tujuannya mengunjungi kelas ini.

"Kalian semua jangan panik dulu, saya ke sini mencari siswi bernama Kaysa Hadofi ada disini?" tanya Bu Farida yang paham dengan kegelisahan para murid di kelas ini.

Kaysa yang merasa namanya terpanggil langsung dibuat panik.

Lah, kok gue? apa tadi Bu Farida liat gue berduaan sama Rafka ya di belakang sekolah? Kalau iya kenapa gue aja yang di panggil, Rafka kok enggak. Gak adil banget sih.

"Ibu ulangi lagi yang namanya Kaysa Hadofi yang mana ya orangnya?" Bu Farida kembali bertanya. Mau tidak mau Kaysa mengangkat tangannya dengan berat hati. Kini ia hanya bisa berdoa semoga ia tidak terjebak masalah lagi.

"S-saya Bu," sahut Kaysa sedikit gugup.

Bu Farida tersenyum, "oh jadi kamu yang namanya Kaysa ya?"

"Iya Bu ... emangnya kenapa ya Bu?"

"Tidak ada. Sekarang silahkan kamu bereskan semua alat-alat tulis kamu kedalam tas. Lalu tasnya juga kamu bawa. Hari ini kamu di keluarkan dari kelas ini."

"A-apa Bu? Saya di DO Bu?" tanya Kaysa tidak percaya. Sumpah demi apapun Kaysa tidak pernah buat masalah lagi di sekolah. Tapi kenapa mendadak dirinya di DO?

"Bu Kaysa kenapa di DO sih Bu?" tanya Alya tidak terima.

"Tau tuh Bu, padahal Kaysa baru jadi teman sekelas kami Bu. Kalau Aysa di DO terus yang kasih saya contekan siapa lagi Bu," ucap Rian berdiri dari tempat duduknya. Merasa tidak terima.

"Lagian Kay punya salah apa sih Bu, sampai di keluarin segala?"

"Wah gak benar nih Bu Farida."

"Pokoknya kami sekelas tidak setuju Kaysa di keluarin tanpa sebab seperti ini Bu. Ibu jangan asal keluarin anak orang aja dong Bu, mentang-mentang Ibu kepala sekolah terus semuanya sesuka hati Ibu saja, iya? Saya secara pribadi tidak setuju Bu, lagian Kaysa masuk sekolah ini di antar langsung Bunda saya. Otomatis Kaysa tidak boleh di perlakukan buruk di sekolah ini," jelas Rafka menentang Bu Farida.

RAFKAYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang