Part 11

1.8K 54 2
                                    

"Dinda itu sebenarnya adalah ... "  Arka menggantung ucapannya.

'Aku harus ngomong apa sama Aurel' ucap Arka dalam hati sambil melamun.

"Kak Arka," panggil Aurel sambil melambaikan tangannya di depan wajah Arka.

"Hmm iya," ucap Arka sadar dari lamunannya.

"Kak Arka kok bengong, jawab  pertanyaanku tadi kak," ucap Aurel.

"Pertanyaan yang mana?" tanya Arka menghindari pertanyaan Aurel tadi.

'Maaf Aurel gue ngak bisa kasih tahu loh sekarang' ucap Arka dalam hati.

"Yang tadi, masak kakak lupa sih? siapa Dinda sebenarnya dan kenapa pria tadi memanggilku dengan Dinda?" tanya Aurel sekali lagi.

"Hmm ... Dinda itu ..." Arka sekali lagi menggantung ucapannya.

"Ehh ... nak Arka, kapan datangnya?" tanya ibu Ranti sambil keluar dari kamarnya dan melangkah ke arah Arka dan Aurel.

'Huh selamat, untung ada mamanya Aurel' ucap Arka dalam hati.

"Udah dari tadi tante," ucap Arka sambil mencium tangan ibu Ranti.

"Oohh, ehh ... itu wajah kamu kenapa nak?" tanya ibu Ranti.

"Emh, ngak apa-apa kok tante," ucap Arka.

"Ngak apa-apa dimana, itu wajah kamu sampai lebam gitu nak," ucap ibu Ranti.

"Udah ngak apa-apa kok tante, tadi udah diobatin sama Aurel," ucap Arka.

"Oohh, baguslah kalau begitu nak, ibu ke kamar dulu yah nak," ucap ibu Ranti sambil melangkah masuk ke kamarnya.

Kini hanya tinggal Arka dan Aurel.
Karena obrolan Arka dan ibu Ranti, membuat Aurel lupa atas pertanyaannya tadi pada Arka.

"Kalau begitu gue pulang dulu yha," pamit Arka.

"Ooh iya kak," ucap Aurel sambil tersenyum.

"Ooo iya besok gue jemput yha, kita berangkat bareng ke sekolah," ucap Arka.

"Ngak, aku ngak mau kak nanti aku dituduh yang enggak-enggak karena barengan sama kak Arka, lagian aku punya sepeda kok jadi kak ngak usah jemput aku," ucap Aurel.

"Ngak ada penolakan atau ..." Arka menggantung ucapannya.

"Atau?" tanya Aurel.

"Atau ... loh gue cium, mau?" goda Arka sambil mengangkat kedua alisnya.

"Apaan sih kak," ucap Aurel malu, apalagi pipi Aurel sekarang sudah merona.

"Tuh kan pipinya merah," goda Arka sambil mencolek-colek pipi Aurel.

"Udah kak, kak Arka pulang sana, katanya mau pulang," kesal Aurel bercampur malu.

"Ngusir nih ceritanya," goda Arka lagi.

"Kak Arka, pulang sekarang, udah malam. Nanti tetangga ngomong yang enggak-enggak lagi," ucap Aurel sambil mendorong Arka keluar rumah.

"Okey, gue pulang sekarang," ucap Arka.

"Iya, hati-hati di jalan kak," nasehat Aurel.

"Oke Aurel sayang," goda Arka sambil berlari ke arah motornya.

"Kak Arka," kesal Aurel.

Arka tertawa puas menggoda Aurel sambil menjalankan motornya dan meninggalkan rumah Aurel.

'Senang juga ganggu Aurel,' ucap Arka dalam hati.

Setelah Arka pergi, Aurel langsung masuk ke dalam rumahnya dan tak lupa mengunci punti. Aurel pun masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar tak henti-hentinya Aurel tersenyum, akibat mengingat Arka yang menggodanya tadi.
Hatinya sangat senang, hatinya berbunga-bunga.
Aurel pun mengingat pertanyaannya yang belum di jawab Arka. Ia masih penasaran dengan pertanyaannya tadi.

Arka and Aurel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang