Part 13

1.3K 44 0
                                    

Karena penasaran, Aurel segera membuka surat itu dan ...

Hap!

Arka datang dan merebut surat itu dari tangan Aurel.
Entah dari mana Arka datang dan langsung berdiri di belakang Aurel. Aurel segera membalikkan badannya dan ...

"Aahh!" teriak Aurel sambil menutup matanya karena melihat Arka tidak memakai baju dan hanya memakai celana boxer.

Mungkin Arka baru saja selesai mandi.

"Ada apa sih?" tanya Arka kesal karena teriakan Aurel.

"Pakai baju kak," ucap Aurel masih menutup kedua matanya.

"Lebay loh? buka matanya," ucap Arka sambil memegang kedua tangan Aurel dan menurunkannya dari wajah Aurel.

"Ngak!" teriak Aurel sambil menutup rapat-rapat matanya.

"Buka ngak! kalau loh ngak mau buka, gue cium sekarang," ucap Arka.

Walaupun Aurel sudah diancam, tapi tetap saja Aurel masih menutup matanya dengan rapat-rapat.
Karena Aurel tidak mau membuka matanya, Arka segera mencium pipi kiri Aurel.

Cup!

Mata Aurel pun terbuka lebar, tak disangka Arka serius dengan ucapannya. Aurel kira Arka hanya bercanda akan menciumnya, ternyata dugaannya salah.

Mata Aurel pun beralih pada badan kekar Arka dan tereksposlah perut kotak-kotak Arka.

Aurel yang salting melihat badan kekar Arka langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain dan berlari ke luar kamar Arka.
Arka hanya tersenyum melihat tingkah Aurel yang menurutnya sangat lucu.

Sesampainya di ruang tamu, Aurel segera duduk di sofa dan memegang jantungnya yang sudah memompa lebih cepat sedari tadi.
Aurel pun senyum-senyum sendiri ketika ia mengingat Arka mencium pipinya.

Sedangkan Arka sudah memakai bajunya dan melangkah turun ke bawah ruang tamu.
Di ruang tamu, ia melihat Aurel yang duduk sambil senyum-senyum sendiri.
Entah apa yang dipikirkannya.
Arka pun melangkah menuju Aurel dan duduk di sampingnya.

"Kak Arka," ucap Aurel.

"Ngapain tadi senyum-senyum sendiri?" tanya Arka.

"Tadi aku keingat hal yang lucu aja," jawab Aurel berbohong.

"Oke, tolong buatin gue kopi dong?" pinta Arka.

"Ok, tunggu sebentar kak, aku buatin dulu," ucap Aurel sambil melangkah menuju ke dapur.

Tak lama kemudian, Aurel membawa sebuah nampan yang berisi segelas kopi dan cemilan.

"Ini kopinya kak," ucap Aurel sambil menaruh segelas kopi tadi di depan Arka.

Arka pun mulai meminum kopi buatan Aurel sambil memakan cemilan yang dibawa Aurel.

'Kopi buatan Aurel sekali lagi mirip dengan kopi buatan Dinda,' ucap Arka dalam hati sambil memandang Aurel sekilas.

"Oo iya kak, kayaknya udah mulai malam, aku pulang dulu nanti ibu nyariin," pamit Aurel.

"Ngak usah," ucap Arka.

"Memangnya kenapa kak?" tanya Aurel.

"Gue udah minta izin sama ibumu buat tinggal di sini," jawab Arka santai.

Memang benar, Arka tadi sudah meminta izin pada ibu Ranti saat berada di kamar tadi.

"Tapi kak ... " ucapan Aurel terpotong oleh Arka.

"Tenang aja kita ngak berdua di sini kok, nanti teman-teman gue mau datang dan akan menginap di sini. Jadi tolong masak yang banyak yah, sebentar lagi mereka akan datang," ucap Arka.

Arka and Aurel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang