Arka dan Aurel kini sudah tiba di tenda camping, setelah menyusuri hutan yang gelap. Arka pun langsung membawa Aurel ke tenda khusus orang yang sakit. Semua tatapan mengarah pada Arka yang menggendong Aurel di punggungnya. Arka hanya acuh tidak peduli pada tatapan semua orang padanya.
Arka pun mendudukkan Aurel di tepi brankar yang tersedia di dalam tenda khusus orang sakit. Arka langsung mengambil kotak P3K dan duduk di kursi tepat di hadapan Aurel. Arka pun mengambil obat merah dan mengoleskannya pada lutut Aurel yang terluka.
"Ish! Pelan-pelan," ringsi Aurel.
"Iya, Sayang," ucap Arka sambil meniup-niup luka Aurel dan membaluti luka Aurel dengan plester obat.
Setelah mengobati luka Aurel, Arka pun menyimpan kembali beberapa plester dan obat merah ke dalam kotak P3K.
Tak lama kemudian, teman-teman Arka dan Lilis datang menyampiri Arka dan Aurel.
"Beb! Lo nggak apa-apa?" ucap Lilis sambil memeluk Aurel.
"Aku nggak apa-apa kok," ucap Aurel sambil tersenyum.
"Terus ini apa? Lutut lo kok bisa luka?" tanya Lilis sambil menunjuk lutut Aurel.
"Tenang aja, cuman luka kecil kok," ucap Aurel.
"Oke, yang penting lo nggak apa-apa, gue khawatir banget sama lo, tahu nggak sih?" ucap Lilis.
"Iya, aku nggak apa-apa kok," ucap Aurel.
"Lo nggak apa-apa, Bos?" tanya Aldi.
"Iya," ucap Arka singkat.
Beberapa menit kemudian, Bella juga masuk ke dalam tenda, di mana Aurel berada. Tatapan tajam langsung diberikan kepada Bella.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Arka sambil menatap tajam Bella.
"Mau cari masalah lagi?" ucap Aldi sambil menatap sinis Bella.
Bella tidak menghiraukan ucapan Arka dan Aldi, malahan ia berlari dan berlutut di hadapan Aurel sambil memegang kedua tangan Aurel.
"Maafin aku yah, Aurel? Gara-gara aku lo sampai terluka," ucap Bella sambil meneteskan air matanya.
"Nggak usah dimaafin, Aurel?" ucap Kevin kesal.
"Pergi lo dari sini," ucap Arka sambil menatap tajam Bella.
"Nggak, sebelum Aurel mau maafin gue," ucap Bella.
"Gue bilang pergi, yah pergi!" bentak Arka sambil menarik paksa Bella ke luar dari tenda dan mendorongnya di depan tenda sampai terjatuh.
Bruk!
"Auh!" ringis Bella.
Aurel yang melihat tingkah Arka yang kasar, langsung turun dari atas brankar dan berlari ke depan tenda, walaupun Aurel harus menahan sakit pada lututnya.
"Aurel, maafin gue, gue emang salah, nggak seharusnya gue lakuin itu, maafin gue, Aurel," mohon Bella sambil berlutut di hadapan Aurel.
"Iya, aku udah maafin kakak, kok. Sebelum Kak Bella minta maaf, aku udah lebih dulu maafin Kak Bella," ucap Aurel sambil memegang bahu Bella dan menyuruhnya untuk berdiri.
"Lihat! Betapa baiknya Aurel sama lo, seandainya gue adalah Aurel, gue nggak akan pernah maafin lo!" ucap Arka sambil menatap sinis Bella.
"Maafin gue Arka, gue janji nggak akan lakuin itu lagi," ucap Bella.
"Gue pegang janji lo," ucap Arka sambil menarik tangan Aurel menjauh dari Bella.
'Aurel memang sangat baik, gue udah buat kesalahan yang sangat fatal. Mereka memang sangat cocok, gue nggak bisa misahin mereka. Arka beruntung milikin Aurel, cewek yang mempunyai hati murni. Gue harus berubah, gue akan menjadi baik seperti dulu. Terima kasih Aurel udah maafin gue,' ucap Bella sambil terduduk di tanah, memandang punggung Aurel yang sudah menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka and Aurel (END)
Teen Fiction"Maafin aku, Kak Arka," mohon Aurel dengan menyatukan kedua tangannya di dada. "Nggak ada kata maaf, buat lo! Gadis miskin," ucap Arka sambil menarik kasar tangan Aurel. "Lepasin aku, Kak. Kamu mau bawa aku ke mana, Kak? tanya Aurel sambil berusaha...