"Berhenti," ucap Mahendra kepada bodyguard yang memegang Aurel.
"Iya, Pak," ucap bodyguard tersebut.
Mahendra langsung melangkah ke arah Aurel dan berhenti di depannya.
"Tinggalin anak saya, saya akan memberikanmu uang berapa pun yang kamu mau," ucap Mahendra.
"Saya tidak butuh uang bapak, saya nggak akan pernah meninggalkan Arka karena saya sangat mencintainya," ucap Aurel.
"Ck, berapa uang yang kamu mau?" tanya Mahendra.
"Maaf, tetapi saya nggak butuh uang om, saya sangat mencintai anak om," ucap Aurel.
"Lepasin dia," titah Mahendra kepada bodyguard yang memegang Aurel.
"Baik, Pak," ucap bodyguard tersebut sambil melepas Aurel.
Jleb!
Mahendra tiba-tiba saja memeluk Aurel. Aurel sangat kaget dengan apa yang dilakukan Mahendra begitu juga dengan Arka.
"Kamu memang anak yang baik, saya minta maaf udah buat gadis sebaik kamu menjadi menangis," ucap Mahendra sambil melepas pelukannya.
"Maksud, Om?" tanya Aurel bingung.
"Saya hanya menguji kamu, apakah kamu benar-benar cinta sama anak saya atau hanya mengejar harta saya? Dan hari ini saya tahu kamu sangat mencintai anak saya. Saya nggak bisa memisahkan pasangan yang saling mencintai," ucap Mahendra.
"Jadi, maksud om ini semua hanya pura-pura?" tanya Aurel.
"Iya, saya hanya mengetes kamu. Arka ke sini, Nak?" ucap Mahendra.
Arka langsung melangkah ke arah Mahendra dan Aurel.
Jleb!
Mahendra langsung memeluk erat Arka.
"Maafin ayah, nak? Selama ini ayah sama bunda kamu selalu sibuk bekerja tanpa memikirkan kamu," ucap Mahendra di sela-sela pelukannya.
"Iya, Arka udah maafin ayah sama bunda, maaf juga karena Arka nggak bisa jadi anak yang berbakti," ucap Arka sambil membalas pelukannya.
Aurel sangat terharu melihat anak dan ayah yang saling akur.
Tiba-tiba Aurel sangat rindu dengan ayahnya.
Mahendra pun melepas pelukannya."Ayah setuju dengan hubungan kalian, semoga kalian terus bersama selamanya," ucap Mahendra sambil menyatukan tangan Arka dan Aurel.
"Terima kasih, Ayah," ucap Arka sambil memeluk Mahendra.
"Sama-sama, nak?" ucap Mahendra sambil membalas pelukannya.
Mereka berdua pun melepas pelukannya.
"Kamu nggak mau peluk om, maksud saya calon ayah mertua kamu," ucap Mahendra sambil merentangkan tangannya.
Jleb!
Aurel langsung memeluk erat Mahendra dengan air mata bahagia yang membasahi pipinya, sedangkan Mahendra langsung mengelus-ngelus rambut Aurel layaknya seorang ayah memeluk putrinya. Aurel merasakan nyaman, ia seperti dipeluk oleh ayahnya sendiri.
"Udah, sekarang kamu adalah putri ayah," ucap Mahendra sambil melepas pelukannya.
"Iya om," ucap Aurel.
"Panggil ayah, saya nggak mau dipanggil om sama kamu, sama maunya kamu memanggil saya dengan sebutan ayah," ucap Mahendra sambil menghapus air mata Aurel.
"Iya, ayah," ucap Aurel.
"Jadi, mas hanya pura-pura tadi?" tanya bunda Nadia yang tiba-tiba datang.
"Maafin, mas yah? Mas tadi cuma menguji putri kita ini," ucap Mahendra sambil mengangkat tangan Aurel.
"Aku sampai kaget loh? Aku kira mas sangat marah," ucap bunda Nadia.
"Enggak kok, sekarang kita punya tiga anak, Arka, Akira, dan Aurel," ucap Mahendra.
"Iya, mas," ucap Bunda Nadia.
Semua bodyguard sudah pergi dan menjaga di tempatnya masing-masing.
"Yaudah sekarang kita pergi makan, bunda sudah siapin makanan enak buat kalian," ucap Bunda Nadia.
Mereka semua pun melangkah ke ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, mereka langsung duduk dan mulai ritual makan.
Keadaan hening pun terjadi."Kamu menginap saja yah Aurel?" ucap Bunda Nadia memecah keheningan.
"Iya bener kata istri saya," ucap Mahendra.
"Maaf ayah, bunda. Aurel nggak bisa nginap, nanti ibu aku nyariin, lain kali aja," ucap Aurel.
"Yaudah nggak apa-apa, tapi sering-sering datang ke rumah yah?" ucap Bunda Nadia.
"Iya, bunda," ucap Aurel.
Mereka pun selesai makan, Aurel dan Bunda Nadia langsung merapikan meja, sedangkan Arka dan Mahendra berada di ruang tamu. Setelah merapikan meja, Aurel dan Bunda Nadia pergi ke ruang tamu.
"Saya mau pamit dulu, bunda, ayah," pamit Aurel saat sudah berada di ruang tamu.
"Kok cepat, sayang?" ucap Bunda Nadia.
"Nanti dicariin ibu," ucap Aurel.
"Oo, yaudah. Arka antar calon menantu kami," ucap Mahendra.
"Iya, ayah. Kami pamit dulu," ucap Arka.
"Hati-hati yah, nak?" nasehat Bunda Nadia.
"Iya bunda," ucap Arka dan Aurel serempak.
Aurel dan Arka pun berangkat, di perjalanan hanya ada keheningan.
"Aku nggak nyangka, ayah sudah setuju dengan hubungan kita," ucap Aurel memecah keheningan.
"Aku juga nggak nyangka, aku kira tadi ayah nggak suka sama kamu," ucap Arka melirik Aurel sebentar.
"Ciee, tumben pakek aku kamu," ucap Aurel.
"Biar tambah romantis, sayang," ucap Arka.
"Iya, Sayangku," ucap Aurel sambil bersandar di pundak Arka.
Arka hanya tersenyum menanggapi ucapan Aurel.
Aurel pun tertidur di pundak Arka karena dari tadi dia sudah sangat mengantuk.Tak lama kemudian, mereka telah sampai di rumah Aurel, Arka langsung turun dari mobil dan mengangkat Aurel ala bride style dan melangkah ke teras rumah Aurel.
"Ehh! Aurelnya kenapa, nak?" tanya ibu Ranti yang tiba-tiba keluar dari rumah.
"Ketiduran, tante," ucap Arka.
"Oo, bawa aja ke kamarnya, nak," ucap Ibu Ranti.
"Iya, tante," ucap Arka.
Arka langsung meneruskan langkahnya menuju ke kamar Aurel, sesampainya di kamar Aurel, Arka langsung membaringkan Aurel di atas ranjang.
Cup!
"Selamat malam, sayang. Mimpi indah yah?" ucap Arka sambil mencium kening Aurel dan menyelimutinya.
Arka langsung pergi ke luar dan berpamitan kepada Ibu Ranti. Arka pun mulai menjalankan mobilnya pulang ke kediamannya.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka and Aurel (END)
Teen Fiction"Maafin aku, Kak Arka," mohon Aurel dengan menyatukan kedua tangannya di dada. "Nggak ada kata maaf, buat lo! Gadis miskin," ucap Arka sambil menarik kasar tangan Aurel. "Lepasin aku, Kak. Kamu mau bawa aku ke mana, Kak? tanya Aurel sambil berusaha...