Part 22

1K 30 0
                                    

Arka pun punya ide jail, mumpung Aurel sibuk menggapai ice krim di tangannya, dan ...

Cup!

Arka langsung mencium pipi kanan Aurel, sedangkan Aurel langsung mematung sejenak sambil menetralkan jantungnya yang sudah berdetak lebih cepat.

"Kak Arka, iih ... main nyosor aja," ucap Aurel kesal.

Arka hanya cengengesan sambil menahan tawa melihat ekspresi Aurel yang menurutnya sangat lucu.

"Sorry, sayangku, nih ice krimnya," ucap Arka sambil memberikan ice krim di tangannya kepada Aurel.

Aurel langsung mengambil ice krim tersebut dan langsung menjilatnya seperti anak kecil. Arka yang gemes melihat Aurel langsung mencium pipinya sekali lagi.

Cup!

"Kak Arka!" teriak Aurel kesal.

Arka malahan tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan Aurel sambil lari dari amukan Aurel, dan akhirnya mereka saling mengejar satu sama lain. Arka yang berusaha menghindar dari amukan Aurel, dan Aurel yang berusaha mengejar Arka.
Karena terlalu capek berlari, sehingga Aurel menghentikan kakinya dan langsung berbaring di rerumputan hijau di taman tersebut.

Arka yang heran karena Aurel tidak mengejarnya lagi langsung menoleh ke belakang dan terlihat lah Aurel yang berbaring di atas rerumputan sambil memejamkan matanya. Arka pun langsung berjalan ke arah Aurel dan berbaring di samping Aurel sambil menghadap ke wajah Aurel.

"Capek," ucap Aurel.

"Maaf ya, sayang? Udah buat kamu capek," ucap Arka sambil menyelipkan rambut yang menutupi wajah Aurel ke sampig telinganya.

"Hmm." Aurel hanya berdehem sambil memutar badannya menghadap Arka.

"Aku maafin, tapi dengan satu syarat?" ucap Aurel.

"Syarat? Kok harus pake syarat?" ucap Arka.

"Yaudah, aku nggak mau maafin," ucap Aurel pura-pura ngambek.

"Oke, apa syaratnya?" tanya Arka.

"Beliin aku ice krim setiap hari," ucap Aurel.

"Nggak! Syarat apaan tuh, pokoknya gue nggak mau," ucap Arka kesal sambil berdiri.

Aurel pun juga langsung berdiri di samping Arka sambil loncat dan ...

Cup!

Aurel mencium pipi kiri Arka. Arka mematung di tempatnya tidak menyangka Aurel menciumnya. Ada rasa bahagia di hatinya.

"Jangan galak-galak, sayang," ucap Aurel sambil berlari.

"Udah mulai nakal, yah," ucap Arka mulai mengejar Aurel.

Aurel sudah berusaha lolos dari kejaran Arka, tapi apalah dayanya, biar lari sekencang apapun pasti Arka akan mendapatkannya. Bagaimana tidak? Kakinya tidak sebanding dengan kaki panjang Arka, dan sekarang Arka sudah bisa mendapatkannya.

Jleb!

Arka langsung memeluk Aurel dari belakang, agar Aurel tidak bisa lari lagi. Aurel berusaha berontak, tapi apalah dayanya, tenaganya tidak mungkin dengan tenaga Arka yang sangat kuat, sehingga Aurel hanya pasrah.

"Mau ke mana lagi?" tanya Arka.

"Kak Arka, lepasin dong?" mohon Aurel.

"Nggak akan?" ucap Arka.

Arka langsung berputar-putar sambil mengangkat tubuh kecil Aurel. Tawa mereka pun pecah sekatika, menggambarkan betapa bahagianya mereka.

Tanpa sepengetahuan mereka, seorang laki-laki berpakaiaan serba hitam tengah mengawasi gerak-gerik kedua sejoli ini.

Pria tersebut langsung merogoh sakunya dan langsung memfoto kemesraan Arka dan Aurel.

Cekrek! Cekrek! Cekrek!

Beberapa foto kemesraan Arka dan Aurel yang ia ambil, langsung ia kirimkan ke salah satu nomor di handohonenya, sesudah itu ia langsung menelepon pemilik nomor tersebut.

["Saya sudah kirim foto mereka, Bos," ucap pria tersebut]

["Bagus, tetap awasi mereka," ucap seseorang dari balik telepon.]

}"Baik, Bos," ucap pria tersebut]

Telepon pun terputus, pria ini tetap mengawasi gerak-gerik Arka dan Aurel.

▪︎▪︎▪︎

Arka dan Aurel sedang duduk dengan kepala Aurel yang bersandar pada dada bidang Arka, mungkin karena kelelahan sehingga mereka berdua langsung duduk di kursi yang mereka tempat beberap menit yang lalu.

"Kak Arka, fotoin aku dong?" pinta Aurel sambil berdiri di depan Arka.

"Kameranya mana?" tanya Arka.

"Pake handphone kamu aja dulu ya, soalnya handphone aku lagi lobet," ucap Aurel sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Oke," ucap Arka sambil menggambil handphonenya dari saku celananya.

Aurel pun mulai bergaya seadanya dan Arka langsung memfotonya.

"Kirimin ke aku nanti ya, kak," ucap Aurel.

"Iya," ucap Arka.

"Yaudah, sekarang kita pulang, yuk. Udah mau sore," ucap Aurel.

"Oke," ucap Arka sambil menautkan jemarinya dengan Aurel.

Mereka pun melangkah ke mobil sambil bergandengan tangan, tak lupa pria yang selalu mengawasi mereka tadi, selalu mengikuti Arka dan Aurel dari belakang.

Bersambung ...

Arka and Aurel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang