[B E L O V E D – D A U G H T E R]_Present
Perlahan Sayuki berjalan berdampingan dengan Megumi. Mereka tidak jadi menuju kelas, sebab sepertinya para murid sedang latihan dilapangan.
Matanya menelusuri tiap - tiap pemandangan didalam sekolah Jujutsu itu. Sangat asri dan menenangkan, lebih mirip kuil - kuil tua yang biasanya di jadikan spot wisata dengan view yang memanjakan mata.
"paman Megumi, apakah kau menyukai pekerjaan mu?" tanya Sayu memecah hening.
Netra zamrud Megumi melirik gadis disebelahnya "tentu saja tidak akan ada orang normal yang menyukai pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa. Kau bisa mengecualikan Gojo-sensei, dia tidak bisa dikategorikan dalam manusia normal."
Jawaban itu mengundang tatapan bingung dari Sayuki. Telunjuk tangan kanannya menyentuh dagu "lantas kenapa paman bertahan di pekerjaan ini?" dua manik nya menerawang jauh ke atas.
Pemandangan itu membuat Megumi tersenyum simpul "kalau bukan orang sepertiku yang bertahan dipekerjaan ini untuk melindungi para non-penyihir, siapa lagi yang bisa melakukannya?"
"Itulah kenapa kami memilih sendiri orang yang ingin kami lindungi, karena tak ada jaminan kami akan terus hidup jika berada dalam pekerjaan ini. Kami tak bisa bersikap egois dengan bertekad ingin melindungi semua orang tanpa terkecuali."
Pandangan Megumi alihkan pada taman di sisi kiri "kami harus melakukannya karena kami diberkahi dengan kekuatan besar dari energi kutukan" ucapnya semakin lirih.
Sayuki melirik Megumi sekilas kemudian mengalihkan pandangan 'itu sih bukan berkah, tapi kutukan' batinnya, demi menghormati Megumi ia tak menyuarakannya.
Walaupun Sayuki tak mengerti mindset seorang penyihir seperti apa, kurang lebih dia paham akan apa yang ingin disampaikan oleh Megumi.
Seketika pikirannya menuju pada sebuah kesimpulan 'kutukan dari kekuatan untuk melindungi orang lain'. Ini bukanlah pemikiran yang salah melihat kata 'egois' yang digunakan Megumi malah merujuk pada melindungi semua orang tanpa pandang bulu dari pada keinginan pribadi.
Umumnya kata 'egois' itu akan di gunakan pada orang yang lebih memilih kepentingan pribadi dibanding kepentingan bersama.
Dari pada di sebut bertekad, akan lebih masuk akal kalau menyebut nya munafik. Sebab tak semua orang bisa di selamatkan atau ingin di selamatkan oleh orang lain. Ah, benar - benar pemikiran yang rumit, sesulit itukah untuk melindungi sesuatu yang berharga?
"seakan dunia berkata 'pilihlah neraka yang ingin kau jalani' kepada para penyihir" gumaman Sayu yang masih terdengar di telinga Megumi.
Hal itu membuat langkahnya terhenti 'benar - benar mirip dengan pemikiran Gojo-sensei' batinnya menatap punggung perempuan 16 tahun itu, sosok yang entah akan menjadi seperti apa dimasa depan nantinya.
Tiba - tiba langkah Sayuki ikut berhenti "tapi kan Megumi-san,"
Kata Sayuki menggantung membuat Megumi menatapnya penuh tanya. Sayu berbalik menatap pamannya, helaian rambut putihnya tersapu oleh angin yang berhembus.
"bukannya itu berarti para non-penyihir hanyalah sebuah beban. Mereka bahkan hanya akan menganggap kita sebagai alat yang bisa digantikan kapan saja, sebagian dari mereka bahkan tak akan menghargai nyawa seorang penyihir."
"Bukan kah mereka yang menghasilkan kutukan, seharusnya mereka saja yang di musnahkan" senyuman mengakhiri kata - kata Sayuki.
Megumi terkejut dengan pernyataan yang baru saja di dengarnya. Dari mana pemikiran seperti itu datang? Bahkan ia bisa mengatakan hal itu dengan senyuman manis, seakan mengatakan 'hari ini cuaca sedang cerah'.
Mungkin pikiran Megumi memang tajam, tapi ia tak pernah menyangka kalau Sayuki menganggap bahwa 'membunuh' manusia adalah hal yang wajar.
Apakah pemikiran seperti ini bisa didapatkan oleh seorang gadis yang bahkan hanya menyentuh permukaan dari dunia Jujutsu?
Apa yang akan didapatkannya nanti jika ia menyentuh inti dari dunia Jujutsu itu sendiri? Memikirkan hal ini sedikit menakutkan.
"wah wah lihat siapa yang ada di sini, putri dari Gojo Satoru" Sebuah suara menarik atensi dua orang yang masih saling berhadapan, lantas mereka menengok ke sumber suara.
Ternyata seorang lelaki tua dengan haori putih menutupi tubuhnya 'logo itu, dia salah satu petinggi keluarga Gojo!' seru Megumi dalam hati. Refleks dia menyembunyikan tubuh Sayu yang lebih kecil dibelakangnya.
"ada perlu apa salah satu petinggi dari tiga keluarga besar yang agung ada di tempat seperti ini?" sarkas Megumi tajam, tangannya masih memegang pergelangan Sayuki dibelakang.
Petinggi itu menatap merendahkan "keh! Untuk apa anak muda seperti mu tahu? Ku ingatkan kalau kau juga bagian dari tiga keluarga besar itu, haha."
Sayuki sedikit mengintip dari balik punggung Megumi, hal itu tak luput dari penglihatan petinggi tua "Ku dengar gadis itu berhasil mengalahkan kutukan tingkat satu, itu benar - benar mengejutkan. Dia benar - benar anak dari Gojo Satoru ya... hahaha!"
Megumi berdecak melihat seringaian menyebalkan dari petinggi itu "kalau anda tak ada keperluan, kami permisi" ucap Megumi berjalan cepat menarik Sayuki.
Yang di tarik hanya mengikuti, tak mengerti harus melakukan apa saat berhadapan dengan petinggi keluarganya sendiri.
Yah, karena Sayuki ingat mereka tidak menerima kehadirannya sama sekali.
Tepat ketika Sayuki berada disamping orang tua itu, terbisik kalimat yang sangat pelan ditelinganya "sampai bertemu lagi, nona Gojo Sayuki" lalu terdengar gelak tawa yang menakutkan, itu membuat Sayuki merinding.
Megumi berjalan didepan Sayu, mereka berdua diam. Megumi masih bergelut dengan segala kemungkinan di otaknya.
'bagaimana mereka bisa tahu, kasus itu dirahasiakan dari markas pusat oleh Gojo-sensei dengan bantuan pimpinan tertinggi. Tapi hal yang paling dikhawatirkan adalah, kemungkinan mereka akan mengincar Sayu kedepannya.'
'Setelah melihat potensi besarnya, klan Gojo tak akan diam saja. Sialan, hal yang selama ini di cemaskan Gojo-sensei sungguh terjadi.'
Sayuki tak berani bertanya apapun pada Megumi, sebab melihat raut wajah pamannya itu sangat menakutkan. Ia mulai bertanya pada dirinya sendiri 'apa terjadi masalah karena aku melawan kutukan waktu itu sendirian?'
Akhirnya mereka sampai di tempat latihan para murid, beberapa dari mereka ada yang menyapa. Karena memang ini bukanlah kali pertama Sayuki datang ke SMK Jujutsu ini. Sayuki hanya duduk melihat Megumi memberikan beberapa intruksi kepada murid - muridnya.
Kedua netranya berganti menatap langit cerah tanpa awan "apakah dulu papa juga belajar di sekolah Jujutsu seperti ini ya?" setelah pertanyaan itu keluar ia memejamkan mata.
Dengan nyaman bersandar di salah satu pilar bangunan dan tertidur, melupakan tujuan awalnya mengikuti Megumi.
[B E L O V E D – D A U G H T E R]_To Be Continue
Don't forget to give me vote and comment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Daughter [Gojo Satoru And OC!Daughter]
FanfictionKisah dari masa depan yang memaksa Gojo Satoru untuk membuka kembali masa lalunya. "aku hanya berharap dia bisa merasakan kebahagiaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya." - Gojo Satoru- "mereka sebelumnya bahagia, namun karena sebuah perbedaan d...