[B E L O V E D – D A U G H T E R]_Present
Perlahan kedua manik Aquamarine itu mulai terbuka. Menampilkan sosok dewasa yang memakai seragam hitam sedang menatapnya lekat. Tersirat raut khawatir di wajah datarnya, tapi di mata Sayu itu adalah pertanda bahwa ia akan diomeli habis - habisan.
'hmm sepertinya panggilan terakhirku sempat terhubung ke paman Megumi ya...' batin Sayu setengah sadar.
"berhentilah menatapku seperti itu, paman Megumi" pria bermarga Fushiguro itu memutar bola matanya malas.
Mendengus dan menatap anak dari walinya itu tidak habis pikir "kau terlalu gegabah kali ini, Sayuki. Haah. . . maaf tapi aku tak bisa menutupinya lagi, Gojo-sensei sudah mengetahui segalanya."
Tubuh Sayuki sedikit tersentak, perlahan ia menoleh pada sisi kanan ranjangnya. Benar saja disana Satoru sudah duduk dengan tangan yang menyilang didepan dada.
Secara refleks Sayu menarik tubuhnya duduk menghiraukan rasa sakit disekujur tubuhnya "be-berapa lama?" tanyanya menatap Megumi.
Megumi menunduk, memejamkan matanya kemudian berkata "tiga hari, kasusnya sudah ditutup dan kutukan yang kau lawan sudah dihabisi" terdengar hembusan nafas lega dari Sayuki "baguslah."
Namun itu berbeda dengan emosi yang dirasakannya. Air mata mulai mengalir dari dua manik indahnya, membasahi pipi berisi miliknya.
Jujur saja, melihat darah dagingnya menangis hati Satoru terasa sangat sakit. Tapi ia menahan diri untuk tidak memeluknya, sebab ada hal yang lebih penting untuk dibicarakan.
Tatapan Satoru ditangkap dengan baik oleh pria bersurai raven, segera dia angkat kaki meninggalkan ruangan.
"Fushiguro bagaimana keadaan Sayuki-chan?" tanya pria berbadan kekar dengan luka vertikal di wajahnya. Mimik mukanya tampak khawatir "tenang saja Itadori, dia sudah sadar. Sekarang sedang berbicara dengan Gojo-sensei."
Mendengar itu pria bernama lengkap Itadori Yuuji itu bernafas lega, begitu pula wanita disampingnya.
"sudah sangat hebat Sayuki bisa bertahan setelah melawan kutukan tingkat satu sendirian" ucap wanita berambut coklat panjang dengan penutup mata di mata kirinya.
Megumi melirik pintu yang masih terlihat dari pandangannya "ya, kita hanya harus bersiap untuk dihukum Itadori, Kugisaki. Karena kita juga membantunya menutupi hal ini dari Gojo-sensei" dua orang itu mengiyakan perkataan sahabat mereka.
'heran saja, sebenarnya menurun dari siapa sifat menyembunyikan dan memendam masalahnya itu sih?! Bikin kesal saja...' gerutu wanita bernama lengkap Kugisaki Nobara sambil menyibakkan rambutnya pelan.
[B E L O V E D – D A U G H T E R]
"maafkan aku"
Akhirnya kata pertama keluar setelah keheningan panjang menyelimuti ruang kesehatan itu. Masih dengan air mata yang terus mengalir Sayu berusaha mengucapkannya. Dirinya tahu betul, Satoru yang sedang marah jauh lebih menakutkan dibandingkan dengan apapun.
'trauma' mungkin adalah diagnosis yang tepat untuk rasa takut yang dialaminya saat ini.
"apa yang membuatmu melakukan ini?" suara berat yang dingin menyapu indra pendengaran Sayuki. Ia sama sekali tak mampu menjawab satu pertanyaan itu.
Apa reaksi papanya ketika mendengar bahwa ia menyembunyikan hal ini hanya karena ingin 'balas dendam'? Membayangkannya saja sudah membuat Sayuki semakin gencar mengeluarkan air mata.
Satoru masih diam memandang putrinya yang sedikit terisak. Di matanya, pemandangan ini adalah hal baru. Sebab, jarang sekali melihat Sayuki menangis karena merasa bersalah.
Satoru mendekat berdiri disebelah ranjang sang anak "apa kau tahu, nyawamu bisa saja terancam kalau kau melawan kutukan yang belum tentu bisa kau kalahkan. Apa lagi sendirian dan tanpa persiapan, ..."
Satoru mengusak kasar surainya, tidak mengerti dimana letak kesalahannya dalam mendidik dan membesarkan putrinya " apa yang harus aku lakukan jika aku kehilangan dirimu juga?" lirih Satoru.
Raut wajahnya nampak tertekan, khawatir, dan sedih. Ekspresi yang tak pernah Sayu lihat, bahkan ia tak pernah membayangkan papanya akan berekspresi seperti itu karena dirinya.
Bukan karena orang lain, melainkan karena Sayuki sendiri.
Menyadari hal itu ia berusaha meraih Satoru "hiks... Pa, maa-" perkataannya terpotong, merasakan kehangatan tubuh besar yang menyelimutinya.
Satoru merengkuh tubuh mungil itu dalam dekapannya. Hatinya sudah tidak kuat untuk menahan diri agar tak memeluk buah hatinya ini. Tiga hari ia menunggu putrinya yang terbaring tak sadarkan diri, bayangan kematian selalu hinggap dalam pikirannya.
Namun dirinya tetap berfikir bahwa putrinya kuat dan ia akan segera sadar. Tangannya mengelus surai putrinya sayang "lain kali saja kita bicarakan, kau bisa beristirahat dulu" Satoru mengecup dahi Sayu kemudian ia melenggang pergi.
Meninggalkan Sayuki dalam rasa terkejut hingga tidak mampu merespon lebih, selain diam mematung. Hanya isaknya saja yang terus menggema dalam ruangan itu.
[B E L O V E D – D A U G H T E R]
"Halo. .... Ya, aku sudah memutuskannya. Aku tak akan memasukkannya ke sekolah Jujutsu. .... Aku hanya tak ingin dia menapaki jalan berdarah. Aku ingin dia hidup sebagai manusia biasa. .... Ya, kakak tak perlu khawatir. Sampai jumpa."
Isakan Sayuki terhenti mengingat percakapan papanya dan bibinya ditelpon, yang tak sengaja ia dengar. Matanya menatap kosong kedepan menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya.
"aku hanya ingin mewujudkan harapan papa, aku tak ingin mengkhianati kepercayaannya" tangannya mencengkram selimut kuat "tapi aku harus menjadi kuat, agar papa tak perlu mengkhawatirkan diriku lagi."
Sayuki sadar, bahwa terlalu serakah untuk meminta sebuah kehidupan normal, dimana hari - harinya berjalan seperti gadis SMA biasa. Tanpa kematian orang yang dikenalnya, tanpa melihat kutukan, atau tanpa menjadi incaran banyak orang.
Sayuki tak pernah menyesal terlahir sebagai putri dari Gojo Satoru. Dan tak akan ada yang berubah dari itu.
'maaf telah mengecewakanmu papa . . .' baru kali ini Gojo Sayuki merasakan rasa bersalah yang begitu besar.
[B E L O V E D – D A U G H T E R]_To Be Continue
Don't forget to give me vote and comment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Daughter [Gojo Satoru And OC!Daughter]
FanficKisah dari masa depan yang memaksa Gojo Satoru untuk membuka kembali masa lalunya. "aku hanya berharap dia bisa merasakan kebahagiaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya." - Gojo Satoru- "mereka sebelumnya bahagia, namun karena sebuah perbedaan d...