ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
.
.
.Keesokan harinya, [Name] menjalani kehidupannya seperti biasa. Membuat sarapan untuk dirinya dan Hiro, lalu bergegas berangkat sekolah. [Name] tengah menyiapkan bekal untuk dibawa Hiro ke sekolah. Ia tak sadar bahwa sedari tadi sepasang mata tengah menatapnya intens.
Hiro semakin memicingkan matanya curiga. [Name] masih saja belum sadar, hingga akhirnya ia mendongak singkat. "Hiro-kun, cepat habisk--"
Ucapan [Name] terpotong tatkala menyadari tatapan aneh dari sang adik. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanyanya bingung.
Hiro meletakkan sumpit yang tadi dipegangnya secara perlahan. "Tidak apa-apa. Hanya aneh saja melihat kakak memakai syal disaat musim panas seperti ini."
[Name] terlihat sedikit gugup akan pernyataan Hiro. Tangannya meraba perlahan syal berwarna hitam yang dipakainya. "A--aku sedikit tidak enak badan hari ini. Sepertinya terserang flu musim panas," elak [Name].
"Kalau sakit tidak perlu pergi ke sekolah terlebih dahulu. Fokuslah istirahat di rumah saja."
[Name] terkekeh singkat. "Jangan khawatir, Hiro-kun. Aku akan baik-baik saja. Nanti juga pasti lekas sembuh, kok!"
Hiro menghela nafas singkat. Tak ingin berdebat dengan kakaknya untuk saat ini. Kemudian ia menyuapkan makanan terakhirnya. Barulah ia membawa piringnya ke dapur.
.
.
.Sesampainya di sekolah, tak ada kejadian spesial yang terjadi pada [Name]. Hingga sampai pada jam istirahat, pintu kelas [Name] dibuka lebar, menimbulkan bunyi debaman kencang.
Pandangan [Name] mendongak, dan detik itu juga keningnya membentuk kerutan, merasa bingung. Hina datang dengan ekspresi yang tampak kesal, dan sesekali menghentakkan kakinya.
Ia dibuat bingung untuk kedua kalinya ketika Hina menuju kearah tempat duduknya. Selanjutnya, ia menarik kursi yang ada didepan [Name], dan mendudukkan dirinya menghadap kearah [Name].
"Hina-chan, ada apa?" tanya [Name] dengan nada polosnya. Gadis dihadapannya masih menatapnya kesal. "Kau!"
"Ya, aku...?" jawab [Name] sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Kenapa kau tidak cerita padaku tentang Mitsuya?" hardik Hina sontak membuat [Name] tersenyum kikuk.
"Etto... "
"Jadi, kau akan mulai cerita darimana, [Name]-chan?"
Mendengar hal itu membuat [Name] menghela nafas pelan. Ucapan Hina terdengar seperti tidak bisa dibantah lagi. Akhirnya [Name] mulai menjelaskan dari awal, dan Hina senantiasa mendengarkan dengan seksama. Adakalanya Hina tampak terkejut dengan penuturan [Name].
Tangan mungil Hina menggebrak meja dihadapannya, membuat [Name] terlonjak kaget. "Jadi sudah sejauh apa hubungan kalian?!"
"Mou, Hina-chan, kami baru saja berpacaran kemarin," jawab [Name] sembari memutar bola matanya jengah.
"Jangan berpura-pura tidak tahu, [Name]-chan. Takemichi sudah menceritakan semuanya padaku," goda Hina membuat [Name] sedikit tersipu.
"A--apa maksudmu..?"
"Kalau begitu jelaskan alasanmu memakai syal di musim panas seperti ini?" tantang Hina membuat [Name] kelabakan. "Aku.... hanya merasa tidak enak badan tadi," elak [Name].
Hina tidak menerima alasan yang diucapkan oleh [Name]. Tanpa basa-basi, tangannya terulur menarik syal yang melingkar di leher [Name].
Detik itu juga mata Hina terbelalak kaget melihat banyak bercak kemerahan pada leher [Name].

KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ❝Takashi Mitsuya X Reader - Boyfriend Series
Fanfiction: ・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚.✧:・゚.✧ *:・. ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ❀ ┊ ┊ ✧ ┊ ❀ ⚠ 𝐬𝐩𝐨𝐢𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐥𝐞𝐫𝐭!!⚠ ✧ [Takashi Mitsuya x Reader] ➹ Tokrev Boyfriend Series ➹ "Jadi kita pacaran?" "Gimana kalo langsung nikah?" "Yuk, gas!" ...