23 | END

4.2K 564 246
                                    

ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

.
.
.

Hiro berjalan dengan riang memasuki halaman rumahnya. Kedua tangannya memegang sebuah kotak berukuran sedang, dibungkus kertas berwarna merah muda. Warna kesukaan sang kakak. Bibirnya tak henti-hentinya tersenyum sembari membayangkan respon [Name] saat Hiro memberikan hadiah ini padanya.

Tepat hari ini adalah hari ulang tahun [Name]. Hiro tampak antusias dan beberapa hari sebelumnya ia memikirkan kado yang cocok untuk kakaknya.

Langkahnya memelan lantaran melihat pintu rumahnya terbuka. Alisnya saling tertaut bingung. "Kenapa pintunya terbuka? Kakak sedang ada tamu? Apa jangan-jangan lupa?" gumamnya.

Hiro mempercepat langkahnya agar segera sampai dirumah. Tinggal beberapa langkah dan ia masih setia dengan senyum manisnya.

"Tadaim---KAKAK!"

Senyuman Hiro seketika luntur. Kotak hadiah yang tadi dipegangnya refleks ia jatuhkan. Matanya bergetar melihat sosok yang tengah terkapar bersimbah darah dihadapannya. Hiro berlari mendekat kearah [Name] dan menggoncang tubuh sang kakak, namun tidak ada jawaban.

"Kakak, buka matamu! Apa yang terjadi?" tanya Hiro dengan nada panik. Hiro tak henti-hentinya berteriak tolong kepada siapapun yang bisa menolongnya.

Dengan cepat ia mencari ponsel miliknya, menghubungi nomor salah satu orang yang dikenalnya. Setelah tersambung, Hiro menjelaskan keadaan [Name] yang cukup parah. Panik. Sangat panik. Bayangkan Hiro di usianya yang masih tergolong belia harus mengalami kejadian seperti ini.

"Takashi-nii, tolong kakakku!!"

"Apa terjadi sesuatu?"

"Kakakku... banyak darah. Dia tidak sadarkan diri. Juga... denyut jantungnya lemah."

"Hiro, katakan padaku apa yang terjadi."

"Aku tidak tahu.... "

"Tunggu disana. Aku akan segera kesana."

Sambungan telepon terputus. Hiro meletakkan ponselnya sembarangan. Ia kembali mengguncang badan [Name], berharap mendapat jawaban.

Namun nihil.

Sembari menunggu Mitsuya datang, Hiro berinisiatif menelepon ambulans. Pada waktu yang bersamaan, Chifuyu datang. Matanya terbelalak kaget, bahkan tubuhnya diam membeku saking terkejutnya.

"[Name]-chan... "

Chifuyu masih setia berdiri didepan pintu. Hiro yang melihatnya berteriak minta tolong pada Chifuyu. Anak laki-laki itu menangis sesenggukan. Chifuyu mendekati Hiro dan bertanya apa yang terjadi. Hiro hanya menjelaskan apa adanya. Ia tidak tahu apapun.

Chifuyu memangku kepala [Name] di pahanya. Tangannya menepuk pipi [Name] secara perlahan.

"[Name]-chan... bangun... "

Chifuyu panik karena [Name] tidak memberikan jawaban apapun padanya. Ia ganti menoleh menatap Hiro. "Sudah telepon ambulans?"

"Aku baru saja melakukannya."

✔ ❝Takashi Mitsuya X Reader - Boyfriend Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang