ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
.
.
.Cuaca pagi nampaknya matahari enggan untuk bersinar cerah, awan mendung masih saja menghalangi sinar matahari. Seakan langit turut berduka atas kematian [Name].
Rintik hujan mulai turun ketika orang-orang mulai meninggalkan area pemakaman. Hanya tersisa beberapa keluarga [Name] dan teman dekatnya.
Hina dan Emma turut hadir dan merasa kehilangan atas kepergian [Name]. Draken senantiasa menenangkan Emma dalam pelukannya. Sedangkan Hina terisak disamping nisan yang bertuliskan Shimizu [Name].
Hiro mengelus nisan sang kakak dengan perlahan. Matanya yang sembab kembali berkaca-kaca. Ia meletakkan sebuah kotak disamping makam [Name].
"Selamat ulang tahun, Kakak. Maaf aku terlmbat. Tapi aku memberi hadiah kesukaanmu. Aku harap kakak menyukainya," lirih Hiro sendu.
Mitsuya meremat pelan bahu Hiro, berusaha menyalurkan kekuatan. "Maafkan aku, Hiro."
"Aku memaafkanmu. Tapi kata maafmu itu tidak membuat kakakku kembali. Jadi lupakan saja, Takashi-nii."
Setelah berkata demikian, Hiro meninggalkan area pemakaman. Ia tak bisa terus menerus menangisi [Name].
Semua mata memandang Mitsuya kasihan. Mikey akhirnya buka bicara, "Mitsuya, aku dan yang lainnya akan menunggu di depan."
Kini hanya tersisa Mitsuya dan Chifuyu yang berada di depan makam [Name]. "Kenapa kau masih ada disini?" tanya Chifuyu lirih.
Mitsuya diam tak menjawab. Tangannya terulur untuk meletakkan setangkai bunga. "Selamat ulang tahun, [Name]."
"Kau masih bisa mengucapkan kalimat seperti itu setelah yang kau lakukan pada [Name]?"
Lagi-lagi Chifuyu diabaikan oleh Mitsuya. Laki-laki itu menatap kosong nisan bertuliskan nama [Name], gadis yang pernah mengisi hatinya.
"Maafkan aku, [Name]."
Chifuyu tertawa sinis mendengar penuturan Mitsuya. "Kata maafmu sungguh tidak berguna, Mitsuya. Dan aku juga tidak akan pernah memaafkanmu."
"Kalau begitu kau bisa membunuhku."
"Apa? Membunuhmu? Tentu aku tidak akan membiarkanmu berakhir semudah itu. Kau.. harus tetap hidup, dengan rasa penyesalan seumur hidupmu."
"... Kau akan selalu dibayangi rasa takut, gelisah, dan sakit yang pernah [Name] rasakan. Kau pantas menderita. Kau pantas menerima ini semua, Mitsuya."
"Jadi nikmati hidupmu yang penuh penyiksaan, dan teruslah hidup dalam penyesalan."
Setelahnya, Chifuyu pergi meninggalkan Mitsuya sendirian. Rasanya ia tak ingin menatap Mitsuya lebih lama lagi. Bahkan Chifuyu tidak tahu bagaimana kelanjutan hidupnya dalam Touman yang berdampingan dengan Mitsuya.
Sepeninggal Chifuyu, Mitsuya kembali menangis dalam diam. Air matanya lolos tanpa seizinnya. Tangis yang sedari tadi ditahannya, langsung pecah ketika ia sudah sendirian.
Yang tersisa sekarang hanyalah memori-memori berisi kenangan indah Mitsuya bersama [Name]. Bahkan kejadian pertama kalinya ia bertemu dengan [Name] mampu membuat hatinya terasa nyeri.
Mitsuya menyesal. Ia menyesali perbuatannya. Namun tentunya hal itu tidak akan merubah apapun. Ia tetap harus menjalani hidupnya yang sekarang, tanpa adanya [Name] disisinya.
Setelah kepergian [Name], banyak segala sesuatu yang berubah. Hiro tinggal bersama paman dan bibinya, Mitsuya yang menjalani hari-harinya dengan serampangan, dan Chifuyu yang kian menutup diri. Duka yang mendalam masih saja terasa hingga berhari-hari.
Dear [Name],
Di kehidupan selanjutnya, aku tetap ingin menjadi laki-laki pilihanmu lagi. Aku berjanji untuk menjagamu lebih baik daripada sekarang. Aku akan menjadi sosok yang bisa kau andalkan. Sampai saat itu tiba, tolong tetaplah menunggu. Aku mencintaimu.
.
.
.THE END
Yoshaaa sad end :") a Mau kabur dulu sebelum digebuk online 🙃 Jangan tanya aku gimana endingnya. Pokoknya gitu🙂
Mohon maaf jika ada salah kata, baik typo, ejaan, penulisan, bahkan dialog yang memancing emosi kalian 😃 Juga terima kasih untuk kalian yang sudah meninggalkan jejak dan meramaikan work ku :) sampai jumpa di book baji yang akan dipublish besok ya!! ^^
See u, sankyuu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ❝Takashi Mitsuya X Reader - Boyfriend Series
Fanfiction: ・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚.✧:・゚.✧ *:・. ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ❀ ┊ ┊ ✧ ┊ ❀ ⚠ 𝐬𝐩𝐨𝐢𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐥𝐞𝐫𝐭!!⚠ ✧ [Takashi Mitsuya x Reader] ➹ Tokrev Boyfriend Series ➹ "Jadi kita pacaran?" "Gimana kalo langsung nikah?" "Yuk, gas!" ...