Hei jangan lupa harap tinggalkan jejak ya 😏
🌜🌜🌜
Jadi tempat yang pertama kali mereka datangi sebelum ke cafe adalah perpustakaan karena harus mencari buku yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugasnya. Untungnya ada perpustakaan terdekat dari cafe jadinya mereka tidak perlu capek berlama-lama di perjalanan juga tidak memakan waktu lebih banyak. Setelah mendapatkan buku yang dicari, kedua remaja itu mengerjakan di cafe yang sebelumnya memang sudah dipilih untuk menjadi tempat kelompok mereka janjian. Tapi hasilnya malah hanya dua orang saja yang bekerja.
Sebenarnya Naura paling malas jika ada tugas kelompok dan tidak semua anggota ikut andil saat mengerjakan. Walau memang tetap pasti ada bagian yang dibagi seperti contohnya membayar fotokopi atau jilid tugasnya, tetapi tetap saja Naura juga kurang suka jika harus berpikir sendirian di dalam kelompok walau otaknya mampu.
Dan sebenarnya juga Galang merasa senang karena bisa berduaan dengan Naura seperti ini walau memang gadis itu benar-benar fokus mengerjakan tugas. Sedari tadi Galang hanya diam, menyetujui usulan Naura sambil menghabiskan segelas es kopi.
"Galang ih!"
"Apa?"
"Lo tuh kesini mau nongkrong atau ngerjain tugas sih? Dari tadi bengong mulu! Bantu cari di buku ini juga kek!"
Naura menyodorkan buku paket yang tadi mereka pinjam di perpustakaan. Galang pun menurut, mulai membuka bukunya walau bingung harus mencari apa di dalam buku itu.
Tapi lama kelamaan Galang juga jadi menyimak soal tugas mereka. Galang juga ikut memasukan ide dan membantu Naura dalam menyelesaikan tugas mereka walau tidak banyak setidaknya tugas mereka dapat selesai dengan cepat.
Pikirnya asal tugas bisa selesai dengan cepat karena Galang ingin melakukan banyak hal setelah ini bersama gadis itu. Sayangnya Naura itu tipe yang perfeksionis dalam mengerjakan tugas atau sesuatu apapun. Jadi Galang tidak bisa gegabah terburu-buru mengajak cewek itu untuk berjalan-jalan. Pokoknya Naura ingin tugas itu selesai hari ini juga dengan sempurna.
"Lang kalo pertanyaan kayak gini tuh jawabannya gini juga bukan sih?" Tanya Naura berniat ingin memperlihatkan lembar pertanyaan.
Namun gerakannya terhenti setelah melihat Galang malah sudah terlelap dengan menumpukan kepalanya diatas tangan yang terlipat rapi di atas meja. Naura mendengus sebal. Sedari tadi benar-benar hanya ia yang mengerjakan sendiri. Pantas saja semakin kesini Galang tidak terdengar suaranya, ternyata malah tidur. Naura juga terlalu fokus sampai tidak memperhatikan Galang.
"Lang." Naura menepuk pipi cowok itu pelan.
Galang pun membuka matanya. "Hm?"
"Jangan tidur. Bantuin gue kerjain tugas kelompok kita ini. Lo gimana sih udah minum kopi segelas penuh juga masa ngantuk?"
"Aku bukanya ngantuk Naura, aku bosen. Kepala aku juga masih agak pusing."
"S-serius masih pusing? Yaudah mau pulang aja, Lang? Daripada luka lo makin parah." Naura meringis pelan sambil menyentuh perban luka Galang dengan sangat tipis.
Tapi detik berikutnya Galang langsung terbangun dan duduk tegap.
"Kamu peduli sama aku?" Tanyanya dengan wajah terkejut sambil mengerjap lucu.
"Apaan sih? Gue kan cuma ngeri aja liat perban lo itu, jangan geer!"
Galang pun menghela napas dan kembali menidurkan kepalanya di atas meja.
"Lemes, Nau. Bosen."
"Hish, yaudah deh abis ini pulang. Tinggal dikit lagi kok beres. Tapi jangan pingsan dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Baby Boy (Complete)
Teen FictionBerawal dari menyukai seorang gadis bernama Naura secara diam-diam selama tiga tahun hingga akhirnya Galang memutuskan untuk mengikuti kemana pun arah gadis itu melangkah. Perasaan suka yang awalnya biasa lama-lama membuat Galang Elvano melakukan se...