Naura memandangi sebuah papan kecil yang berada di atas pintu kelasnya. Matanya sedikit memicing dan membaca tulisan di papan itu dalam hati. Sepuluh IPA 3. Seulas senyum terukir di wajahnya. Ia memang tidak salah kelas. Pembagian kelas sudah diumumkan kemarin di web resmi sekolahnya dan Naura kebagian menempati kelas ini. Ia pun langsung memasuki kelas barunya dengan sumringah. Hari ini waktunya memulai kehidupan baru di SMA. Kini Naura benar-benar telah menjadi murid SMA. Ia sudah tidak memakai seragam putih biru lagi. Lantas Naura mengamati teman sekelasnya satu persatu. Semuanya memakai seragam yang baru, sama sepertinya.
"Pagi temen-temen!" Pekiknya dengan gembira.Hanya beberapa orang yang menyahut dan tersenyum. Sisanya memilih untuk sibuk sendiri setelah sempat menatap Naura dengan aneh. Naura terkekeh pelan. Mungkin karena belum kenalan jadi mereka semua menilai Naura ini aneh. Padahal kalau sudah kenal mereka akan tahu betapa periangnya sifat Naura ini.
"Lah? Kalian disini?" Tanya Naura dengan terkejut.
Matanya sampai mengerjap beberapa kali untuk memastikan kalau yang sedang dilihatnya itu tidaklah salah.
"Arsyi! Putri! Kita sekelas?!!"
"Iya woy!"
"Aaaaaaa."
Putri langsung berhambur memeluk Naura sambil berteriak senang. Kemarin Naura hanya fokus mencari namanya di setiap daftar kelas baru sampai lupa mengecek kelas teman-temannya. Selain itu Naura juga disibukkan sengan pekerjaan rumah jadinya tidak sempat membuka grup chat. Tapi sekarang Naura merasa bersyukur karena bisa sekelas dengan Arsyi dan juga Putri.
"Put, lama-lama gue bosen deh perasaan dari SD kita satu sekolah sama sekelas mulu, sekarang juga."
"Jangan-jangan kita jodoh, Ra?"
Naura tertawa.
"Mit amit. Gue maunya jodoh sama kak Julian."
Putri langsung menoyor kecil kepala Naura. Tenang saja, itu hal yang sudah biasa mereka berdua lakukan.
"Dasar. Kak Julian mulu hidup lo."
"Hehe."
Arsyi hanya terkekeh geli.
"Gue duduk dimana nih?"
"Lo duduk saja Arsyi aja berdua, gue di belakang kalian."
"Lo duduk sendiri?" Tanya Arsyi.
"Gampang. Nanti juga ada temen."
Naura pun menempati tempat duduk barunya yang berada di urutan pertama alias paling depan jajaran kedua dari pojok. Putri pun duduk di belakangnya sendirian sambil menunggu teman baru yang akan ia ajak duduk sebangku. Sejak dulu Naura memang senang duduk di depan karena agar bisa lebih fokus.
Naura pun melirik Arsyi.
"Felo masuk IPS ya? Sayang banget." Gumamnya.
"Iya. Nanti mau mampir ke kelasnya Felo?"
"Iya."
Tak lama kelas itu pun kedatangan tiga murid laki-laki yang tampangnya seperti orang baru bangun tidur semua. Terutama cowok yang paling kecil dan imut diantara ketiganya. Naura sempat bertatapan dengan Galang selama beberapa detik sampai akhirnya Galang melewati mejanya.
"Kalian bertiga juga di kelas ini?" Tanya Naura.
Umar mengangguk lalu menyunggingkan senyum tipis.
"Pagi Naura." Sapa Umar dengan nada serak.
Naura mengamati ketiga cowok itu sampai mereka memilih tempat duduk. Ketiga cowok itu memilih duduk di paling belakang di barisan pojok. Galang akan duduk sebangku dengan Biru. Sepertinya Biru terlihat tidak mau lepas dari cowok mungil itu. Kening Naura berkerut mengamati raut wajah Galang yang terlihat tidak menyenangkan. Mungkin ada masalah? Entahlah. Untuk apa juga Naura tahu. Naura memutuskan untuk mengobrol dengan Arsyi dan Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Baby Boy (Complete)
Teen FictionBerawal dari menyukai seorang gadis bernama Naura secara diam-diam selama tiga tahun hingga akhirnya Galang memutuskan untuk mengikuti kemana pun arah gadis itu melangkah. Perasaan suka yang awalnya biasa lama-lama membuat Galang Elvano melakukan se...