05. Let's Get It

1.3K 150 24
                                    

Berulang kali Galang mendengus karena gagal memenangi pertandingan kali ini. Di sebelahnya Umar sudah teriak-teriak tidak jelas karena berhasil mengalahkan dirinya. Baru menang segitu saja sudah sombong. Biru yang duduk di atas sofa pun hanya bisa menertawakan orang yang kalah dalam pertandingan kali ini. Hal itu membuat Galang semakin merasa kesal.

"Tau ah!"

Galang membanting stick PS yang ia pegang dengan kesal lalu berangsur naik duduk di atas sofa yang sama dengan Biru. Galang sedang tidak mood untuk main.

"Gue gak mau main!" Ketusnya.

Umar dan Biru pun saling pandang.

"Padahal siapa yang dari kemaren ngebet ngajakin maen PS bareng." Ujar Umar.

"Iya nih. Besok kan kita udah bebas gak perlu bawa barang yang aneh-aneh lagi. Main sepuasnya lah sebelum jadi anak SMA beneran." Ujar Biru.

"Lo aja sini duel sama gue, Bi."

"Wokeh."

Biru pun berpindah duduk di karpet menggantikan posisi Galang. Sedari tadi Biru memang belum mencoba main. Galang hanya berdecak sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Sejak pulang sekolah Galang terus kepikiran Naura. Meski sudah mendapat jawaban yang jelas dan merasa sedikit senang karena ternyata Naura tidak jadi pacaran dengan Fabian, tapi Galang tetap menyesali tindakannya yang menangis di depan gadis itu. Sial. Galang tidak bisa menahannya karena terlalu sakit hati. Tapi untunglah jika Naura tidak jadi berpacaran dengan cowok bernama Fabian itu.

Tapi ugh... Rasanya malu sekali. Apa Galang harus pindah sekolah saja ya? Sial.

"Lang gue mau nanya." Sahut Umar.

"Hmm?"

"Lo suka ya sama Naura?"

Pertanyaan Umar langsung membuat Galang terdiam. Biru ikut terkejut dan langsung melirik Galang.

"Naura yang waktu itu ketemu di koperasi? Cewek yang tadi bikin lo dihukum?" Tanya Biru.

"Heeh itu." Umar mendengus lalu kembali menatap Galang. "Lo suka sama dia ya, Lang?" Umar mengulang kembali pertanyaannya.

Galang hanya berdecak.

"Gue mau pindah sekolah aja kayaknya." Gumam Galang.

"Buset pindah, kita aja baru masuk kurang dari seminggu. Kenapa lo?" Sahut Biru.

Umar melirik Galang sebentar.

"Pasti lo nyesek ya liat Naura ditembak kayak tadi makanya lo langsung kabur."

"Eh iya, katanya si Fabian dari kelas gue habis nembak cewek. Dia nembak si Naura ya kayaknya?" Ujar Biru.

"Bukan 'kayaknya' lagi tapi memang Naura orangnya." Ujar Galang sambil sewot.

"Ohh." 

"Pantes tadi lo tiba-tiba ngasihin topi ke dia." Gumam Biru.

Galang kembali berdecak kesal. Ia jadi uring-uringan sendiri sejak pulang dan di jemput oleh mamanya. Tiba-tiba wanita yang wajahnya hampir mirip dengan Biru pun datang membawa nampan berisi tiga jus jeruk dan camilan.

"Makasih bunda." Sahut Biru saat sadar bundanya membawakan camilan untuknya dan kedua temannya.

Hira tersenyum lalu duduk di samping Galang. Hira pun menatap putra semata wayangnya yang duduk di karpet sambil menatap layar tv bersama dengan temannya yang jangkung. Sudah lama sekali rumahnya tidak kedatangan tamu anaknya seperti ini. Sejak dulu Biru sangat jarang membawa seorang teman ke rumah selain Galang karena Biru hanya punya sedikit teman. Efek sekolah yang selalu pindah-pindah membuat Biru jadi sulit berteman dalam jangka waktu yang lama selain bersama Galang. Kalau sama Galang sih jangan ditanya, bahkan sejak masih dalam kandungan pun mereka sudah berteman.

My Bad Baby Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang