Jeong Yunho, seorang pemuda tampan dan sopan. Selalu tersenyum dan berperilaku ramah dengan orang lain.Siapa sangka ternyata dia adalah oknum yang membuka praktik perdagangan organ tubuh dan daging manusia terbesar di Korea.
Kasus orang hilang, laporan ditemukannya mayat dengan kondisi organ yang hilang terus diterima oleh kepolisian. Selama ini kepolisian sudah terus berusaha mengungkap dan mencari tahu terkait kasus ini. Tapi entah bagaimana caranya, Yunho selalu berhasil menyembunyikan kejahatannya itu.
Tidak hanya itu, bahkan ia sudah memiliki banyak anak buah yang terpencar di hampir semua wilayah di korea.
Dan San adalah salah satu anak buahnya.
Semua ini berawal ketika Yunho menemukan seorang yatim piatu yang terlantar tidak berdaya. Yunho menyelamatkan San yang hampir mati kelaparan karena tidak memiliki uang sepeser pun untuk membeli makanan.
Awalnya Yunho memberi secara cuma-cuma. Tapi memang benar adanya tidak ada yang gratis di dunia ini. Sebagai balasannya, San harus mau bergabung di bisnisnya. Yunho berjanji akan terus membiayai semua kehidupan San dan akan membayar mahal jika San mau menyetor daging manusia setiap bulannya kepada Yunho.
Dan semenjak saat itu lah, semua mimpi buruk ini dimulai. San bekerjasama dengan Seonghwa dan Yeosang untuk turut ikut ambil bagian dalam praktik perdagangan manusia tersebut.
Namun satu-satunya orang yang berkomunikasi dan bertemu dengan Yunho hanyalah San. Selama ini Seonghwa dan Yeosang tidak pernah tahu siapa bos mereka. Mereka selalu berkomunikasi lewat perantara San.
Tapi semenjak San bertobat dan menyadari bahwa perbuatannya itu salah, akhirnya Seonghwa memutuskan untuk membuka bisnisnya itu sendiri dan melupakan San.
Yunho yang merasa bahwa San menghilang begitu saja dan sudah berhenti menyetor daging ke dia tiap bulannya pun mulai curiga. Ia pergi ke kosan tersebut untuk mencari keberadaan San. Namun ternyata mayat San yang ia temukan.
Ya mau bagaimana lagi. Yunho harus mencari anak buah baru. Tapi tenang aja, semuanya berjalan sesuai rencana dia kok hehe.
*****
"K-kak kita harus gimana ini," ucap Jongho dengan gemetar masih ketakutan karena melihat isi dari layar handphone Wooyoung.
Tanpa berpikir panjang, Wooyoung langsung mencabut infus dari tangannya dan hendak berlari keluar dari kamarnya.
"Kak Wooyoung! Jangan kesana, bahaya!" Seru Jongho sambil menahan tangan Wooyoung supaya tidak pergi.
Wooyoung pun memutar badannya dan menatap Jongho, "gue harus kesana, nyokap gue dalam bahaya."
"Yaudah kalau lo maksa, gue harus ikut!" Sekarang giliran Jongho yang bergegas keluar dari kamar tapi langsung ditahan oleh Wooyoung.
"Heh bocah, ini urusan gue. Lo gak usah ikut ikutan."
"Terus gue harus apa? Biarin lo mati sendirian disitu? Gak akan kak! Gue udah bikin Kak Mingi mati gara-gara gue tinggalin, gue gak mau kejadian itu keulang lagi sama lo!" ucap Jongho dengan wajah serius.
Wooyoung menghela nafasnya sesaat, "hadeh siapa juga yang mau mati, justru gue butuh bantuan lo ho!"
Jongho mengkerutkan dahinya kebingungan mendengar ucapan dari Wooyoung.
"Kalau kita berdua kesana, ada kemungkinan kita berdua bisa mati. Jadi salah satu dari kita harus tetep diluar. Kalau dalam 12 jam gue gak ada kabar, lo harus lapor polisi, oke!!?" perintah Wooyoung.