"Gue harus naik ke lantai dua."
Setelah menemukan gelang milik San yang tergeletak di tangga lantai dua, Wooyoung akhirnya memberanikan diri untuk menapaki anak tangga menuju lantai dua.
"Lo tau kan peraturan di kosan ini melarang kita buat naik ke lantai dua?"
Ucapan dari Hongjoong tersebut berhasil menahan langkah dari Wooyoung.
"Gue gak mau ikut tanggung jawab kalau hal buruk terjadi sama lo."
Wooyoung menghela nafas sesaat. Mungkin lebih baik ia memang mengurungkan niatnya dan memilih untuk mentaati peraturan. Wooyoung pun akhirnya balik badan dan turun dari anak tangga.
Jedug Jedug Jedug!
Sampai tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki dari lantai dua.
"Lo denger kan!? Ada sesuatu di lantai dua!" Seru Wooyoung.
"Paling itu cuma kucing. Di daerah sini kan banyak kucing liar suka berkeliaran," jawab Hongjoong dengan santai.
kucingnya berkeliaran sampe lantai dua? Gak masuk akal banget...
"Udah ah gue mau masuk ke kamar duluan aja. Lo juga harus masuk kamar ya!"
Setelah mengatakan hal tersebut, Hongjoong pun beranjak pergi meninggalkan Wooyoung yang masih diam berdiri di depan anak tangga sendirian.
"Cih, lo kira gue bodoh, Hongjoong? Gue tau kalian pasti nyembunyiin sesuatu di lantai dua."
Wooyoung bermonolog sendiri sambil terus memandangi tangga menuju ke lantai dua.
Jedug Jedug Jedug Jedug!
Suara hentakan kaki kembali terdengar, bahkan kali ini terdengar lebih kencang dan seperti suara hentakan kaki yang sedang berlarian di lantai dua.
Wooyoung sudah tidak tahan. Ia harus mengecek lantai dua. Ia pun memutuskan untuk naik ke lantai dua.
Satu persatu anak tangga ia tapaki dengan perlahan-lahan. Sesampainya ia di penghujung anak tangga, nafas Wooyoung langsung tercekat.
Kondisi lantai dua sangat mengerikan. Tidak ada penerangan sama sekali. Hanya ada sebuah lorong kamar yang gelap. Beberapa saat terasa sangat sunyi, Wooyoung masih membeku di ujung tangga tidak berani untuk menginjakkan kakinya di lantai dua.
Wooyoung pun menarik nafas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian dan mulai menapaki lantai menuju lorong-lorong kamar. Sampai tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.
Wooyoung langsung tersentak. Suara langkah kaki nya berbeda dari yang ia dengar tadi. Kali ini suara langkah kaki itu terdengar berat, pelan, dan berhati-hati.
Wooyoung menengok ke sekitar, tapi tidak menemukan apa-apa. Sampai akhirnya mata Wooyoung berhenti di ujung lorong dan melihat seperti bayangan hitam yang keluar dari salah satu kamar di pojok ruangan.
Ya, ada orang disana. Wooyoung yakin.
Wooyoung pun menelan salivanya dan memilih untuk bersembunyi terlebih dahulu di salah satu kamar yang terbuka disebelahnya.