Kamar sempit, kasur yang keras, pintu yang berdecit, dinding yang retak, atap yang bocor, lemari berdebu. Apa tidak bisa lebih buruk lagi?
Jung Wooyoung menghela nafasnya sejenak melihat kondisi kamar barunya ini.
"Gimana? Lo suka gak sama kamarnya?"
Suka?? Tentu saja tidak.
Wooyoung tidak akan pernah sudi tinggal di kamar kosan seperti ini.
"Lo gak bakal nemuin kamar yang punya fasilitas bagus dengan harga semurah ini di Seoul"
Wooyoung berdecak sebal. Fasilitas macam apa yang mereka banggakan? Wooyoung tidak habis pikir.
"Yaudah, sini kuncinya" ucap Wooyoung dengan ketus sambil mengambil kunci kamar yang bertuliskan 'Kamar 103' dari tangan pemilik kosan.
Wooyoung harus menerimanya. Bagaimana pun juga ia harus mau tinggal di kosan busuk ini. Uangnya tidak akan cukup untuk tinggal di kosan yang lebih bagus.
"Sabar Wooyoung, lo cuma perlu cari pekerjaan dan menghasilkan uang, setelah itu lo bisa pindah dari sini", ucap Wooyoung dengan nada pelan mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"sini biar gue bantu" sang pemuda pemilik kosan itu membantu Wooyoung mengangkat kopernya dan memasukkannya kedalam kamar Wooyoung.
"lo tenang aja, lo gakbakal nyesel tinggal disini, setiap malem nyokap gue masakin makan malam buat penghuni kosan ini"
Wooyoung melihat ke sekeliling kamarnya. Tidak ada siapapun, suasana sangatlah sepi.
"Disini emang selalu sepi ya?"
Pria itu menyeka keringatnya setelah lelah mengangkat koper berat milik Wooyoung dan berjalan keluar kamar menyusul Wooyoung.
"Para penghuni disini kurang suka bersosialisasi, jadi wajar aja kalau suasananya sepi begini"
Wooyoung menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari pria itu.
Baguslah kalau mereka tidak suka bersosialisasi. Wooyoung tidak suka keributan.
"Ohya kalau lo butuh sesuatu, bilang gue aja. Gue emang pemilik kosan ini, tapi umur kita gak beda jauh, jadi lo bisa bicara santai sama gue"
"Thankyou yaa..emm siapa nama lo? Gue lupa.."
Pria itu tertawa kecil mendengar ucapan Wooyoung.
"Lo ini masih muda tapi udah pelupa. Gue Yeosang. Kang Yeosang"
"Ahh iya Yeosang, maaf gue lupa"
"Yaudah kalau gitu, lebih baik lo masuk ke kamar dan istirahat. Semoga lo bisa bertahan hidup disini ya"
Wooyoung tersenyum kecil kearah Yeosang dan menepuk lengannya pelan, "Gue masuk duluan ya"
Yeosang masih berdiri di depan kamar Wooyoung sambil menatap punggung Wooyoung yang semakin lama semakin menghilang ketika Wooyoung masuk kedalam kamarnya.
Ketika pintu kamar Wooyoung sudah tertutup rapat, senyum langsung terangkat di bibir Yeosang.
"Gue bersungguh-sungguh dengan ucapan gue.. Semoga lo bisa bertahan hidup disini.. Jung Wooyoung.."
Notes:
terinspirasi dari 'Strangers From Hell'.tapi alur cerita beda tenang saja.