Wooyoung membuka pintu kosannya dan berjalan masuk kedalam sambil menghela nafas malas. Ketika semua orang menunggu-nunggu waktu pulang kerja, tapi tidak dengan Wooyoung. Ia lebih memilih menghabiskan waktu untuk bekerja di kantornya dibanding berada di kosannya yang sudah seperti neraka baginya.
"Baru pulang kerja?"
Wooyoung sedikit meloncat kaget ketika tiba-tiba Yeosang datang entah darimana dan saat ini sudah berjalan disebelahnya.
"iyaaa" jawab Wooyoung dengan singkat sambil terus berjalan menuju kamarnya.
"Gak laper? Gue abis masak daging lagi nih"
"engak, makasih. Gue cape banget mau langsung istirahat aja"
Wooyoung pun langsung mempercepat langkahnya menuju kamar. Tapi sesampainya ia di depan kamar, Wooyoung menghentikan langkahnya sejenak dan berbalik menghadap Yeosang.
"Yeosang, gue mau nanya deh"
"Nanya apa?"
"Lo yakin kalo lantai dua itu kosong?"
Yeosang menaikkan alisnya mendengar pertanyaan dari Wooyoung, "kenapa emang?"
"Kemaren gue denger ada langkah kaki gitu soalnya dari lantai dua"
"Lo ngomong apaansih?" ucap Yeosang sambil tertawa.
"Gue serius. Gue jelas-jelas denger suara dari lantai dua kemaren" jawab Wooyoung dengan wajahnya yang serius dan berhasil membuat tawa Yeosang memudar.
"Lo salah denger paling. Lantai dua itu kosong. Lagian itu tempat abis kebakaran tahun lalu, makanya lo jangan sekali-kali coba naik keatas, masih bahaya"
Wooyoung menghela nafasnya sesaat mendengar jawaban dari Yeosang. Wooyoung pun akhirnya mencoba untuk positive thinking dan mengabaikan suara yang ia dengar kemaren. Mungkin Yeosang benar, kemaren dia cuma salah denger aja.
"Udah gakusah dipikirin. Kosan ini aman dan nyaman kok, ohiya-"
Yeosang menghentikan ucapannya sejenak dan berjalan semakin mendekati Wooyoung.
"Si preman di kamar 106 udah cabut dari sini. Jadi lo tenang aja, sekarang kosan ini cuma dihuni sama orang-orang baik"
Yeosang menaikkan sudut bibirnya kecil menunjukkan senyuman kepada Wooyoung.
"Maksud lo San? Kok dia cepet banget perginya? kayaknya baru kemaren dia bilang mau pulang kampung"
"Mana gue tau, baguslah, lebih cepat lebih baik, gakmau gue ada preman macem dia di kos gue"
Wooyoung tidak terlalu menggubris ucapan dari Yeosang dan lebih memilih untuk masuk kedalam kamarnya.
"Yaudah gue masuk duluan ya, mau istirahat"
Sesampainya Wooyoung di dalam kamarnya yang sempit itu, ia langsung mengganti pakaiannya menjadi kaos yang nyaman untuk dipakai dan langsung berbaring di kasurnya.
Tanpa menunggu lama, Wooyoung pun segera memejamkan matanya mencoba untuk tidur. Sedetik lagi, Wooyoung sudah berada di alam mimpi, namun tiba-tiba ada suara yang berhasil membangunkan Wooyoung.
Duughhh
Wooyoung langsung tersentak kaget terbangun dari tidurnya. Ia memperhatikan atap-atap langit kamarnya.
Lagi-lagi suara itu berasal dari lantai dua.
Wooyoung yang terlampau penasaran pun akhirnya menarik kursi di kamarnya, dan naik keatas kursi tersebut sambil merentangkan tangannya keatas mencoba menggapai atap-atap langit kamarnya.