2.1

2.6K 651 195
                                    



"Kan bukan gue yang bunuh dia, tapi lo."

Wooyoung menatap tajam kedua bola mata Yunho. Emosinya sudah memuncak. Ia mempererat cengkraman tangannya di baju Yunho.

Tapi Yunho tanpa rasa bersalah sedikit pun hanya tersenyum sambil menaikkan alisnya menunggu reaksi dari Wooyoung.

"Lo—manusia paling menjijikan yang pernah gue temuin," umpat Wooyoung dengan tatapan penuh amarah.

"Hahaha," Yunho menangkis tangan Wooyoung yang masih mencengkram kerah bajunya, kemudian mengambil pisau yang tergeletak di lantai tersebut dan menaruhnya di telapak tangan Wooyoung, memaksanya untuk menggenggamnya.

Yunho mendekatkan wajahnya kepada Wooyoung dan membisikkan sesuatu, "inget perjanjian yang udah kita sepakatin, kalau lo berani ngelawan, gak cuma nyokap lo yang bakal celaka, tapi gue bakal bunuh lo juga."

Setelah itu Yunho kembali duduk santai di kursi menunggu tindakan apa yang akan dilakukan oleh Wooyoung.

"Ahh shit!" Wooyoung hendak berjalan mendekat ke arah Yunho untuk menyerang namun langsung terhenti ketika tiba-tiba Yunho mengeluarkan pistol dari balik punggungnya dan mengarahkannya ke mamanya Wooyoung.

Yunho berseringai kecil menatap Wooyoung yang gemetar ketakutan.

"Lo pikir gue bercanda?" Yunho mulai bersiap-siap menarik pelatuknya, "Gue gak pernah main-main sama ucapan gue. Kalau lo gak ngelakuin perintah gue, gue bakal bunuh lo dan nyokap lo sekaligus saat ini juga."

Tangan Wooyoung gemetar. Ia memalingkan wajahnya sesaat menatap pisau yang ada di genggaman tangannya, kemudian menatap mamanya yang ada di sampingnya.

Mamanya sudah pucat pasi karena ketakutan. Air mata terus mengalir membasahi pipinya. Ia menganggukkan kepalanya kepada Wooyoung dan berkata dengan suara yang sangat pelan.

"Mama gakpapa, kamu harus tetap hidup, young."

Wooyoung pun memejamkan matanya sesaat dan mengatur nafasnya. Detik setelahnya, ia menguatkan genggaman pisau yang ada di tangannya dan mulai berjalan mendekati mamanya langkah demi langkah.

Air mata mulai turun dari pelipis mata Wooyoung seiring langkah kakinya yang semakin dekat dengan mamanya.

Sedangkan mamanya Wooyoung hanya pasrah sambil menundukkan kepalanya. Ia rela jika harus mati hari ini asalkan anaknya selamat.

Sesampainya Wooyoung di depan mamanya persis, Wooyoung langsung mengangkat tangan kanannya yang memegang pisau dan memejamkan matanya.

"M-maafin Wooyoung mahh, maafin Wooyoung..."




Jleb!




*****



Bangchan masih fokus di meja kerjanya mengamati setiap barang bukti dari kasus pembunuhan San.

Sampai sekarang kepolisian masih belum tahu siapa pelaku sebenarnya dari kasus pembunuhan tersebut. Semuanya masih terasa janggal bagi Bangchan.

Hasil autopsi mengatakan bahwa San meninggal karena dicekek di bagian leher. Tapi sepertinya pembunuhnya profesional karena tidak ditemukan sidik jari siapapun di bagian leher San.

Next Door | Ateez ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang