04. Family

1.3K 106 57
                                    

Happy Reading.
.
.
.

Bangchan mencium pipi Andrew dan Nathan, lalu menyelimuti tubuh kecil keduanya. Chan tersenyum gemas melihat kedua putranya yang baru saja ia tidurkan, andai saja Chan tidak ingat jika ia harus memasak untuk Minho, mungkin ia akan ikut tertidur.

Chan melihat jam dinding. Pukul 1.13 siang, Chan selalu menidurkan Nathan dan Andrew di jam seperti ini, itu bagus untuk pertumbuhan mereka.

Chan menutup pintu kamar kedua putranya itu dengan perlahan setelahnya ia berjalan ke dapur, membuka kulkas.

Melihat dan memilah bahan makanan untuk di masak. Setelah hidup dengan Minho kemampuan masaknya meningkat drastis, Minho bahkan hampir tidak memasak jika di rumah padahal dirinya sendiri adalah seorang chef di sebuah restoran.

Siapa sang pembunuh bayaran itu punya kemampuan memasak yang hebat. Chan kadang iri.

"Hmmm... Apa yang harus kita masak untuk papa mu baby?" Chan mengusap perutnya yang sudah agak membuncit mengingat hari ini sudah memasuki minggu ke-9. Hilang sudah Otot perutnya.

Chan mengigit bibir bawahnya "kau mau coklak?" Senyum Chan melengkung ke bawah, ia menutup pintu kulkas dengan lesu "Heung... Aku tidak punya coklat... " Ia mengelus perutnya, Chan mulai terinsak "maaf, kumohon jangan sedih hiks...." Air matanya keluar.

Suara bel berbunyi, Chan mengusap air matanya lalu berjalan dan membukakan pintu. "Chan, kau menangis?" Tanya Seungmin dengan wajah heran ketika Pintu terbuka.

Chan mengangguk, kembali mengusap ujung matanya yang basah  "Aku ingin coklat hiks!"

Seungmin menghela nafas, menyadari jika Chan tengah dalam emosi yang tidak stabil.

Seungmin menyodorkan sebuah kotak pada Bangchan, ia tadi mampir ke tokok coklat saat mau berkunjung, pilihannya membeli buah tangan ternyata tidak salah "Here you go."

Melihat itu Bangchan langsung tersenyum, ia menerjang kotak coklat Seungmin "Thankyou!" Lalu membawanya masuk kedalam, "Masuk Seungminie~" Chan duduk di sofa lalu memakan satu coklatnya, wajah murung itu kini kembali berseri.

Seungmin menggelengkan kepalanya lalu duduk di hadapan Bangchan "Minho sedang di restoran?" Bangchan mengangguk dengan mulut penuh "Minho bilang akan pulang cepat hari ini. Oh! Seungmin kau sudah makan? akan ku buatkan teh?" Ia berdiri dan berjalan ke dapur, Chan menyeduh segelas teh dan setelah selesai ia meletakan nya di depan Seungmin "kau suka teh kan?"

Seungmin mengangguk "terimakasih, Aku dan yang lain hanya ingin berkunjung." Ucapnya lalu meminum teh yang Chan suguhkan.

Chan mengangkat sebelah alisnya, mengigit satu coklat dan bertanya "Yang lain? OH! INI VANILA! Uhuh~ i love this!"

"Yeah, kurasa mereka dalam perjalanan!" Seungmin meletakkan gelasnya.

Chan bertepuk tangan riang "lakukan lagi!" Seungmin mengerutkan keningnya "apa?ini?" Ia kembali mengangkat gelas tersebut lalu meletakan nya.

Chan terkekeh lucu dan bertepuk tangan "Yeay! Aku tidak tau kenapa, tapi itu terlihat lucu, aku juga ingin bertepuk tangan heheh." Chan memakan lagi coklatnya "Apa Berri juga akan datang?"

"Iya, Hyunjin akan membawanya. Dimana anak-anak mu?" Chan menelan coklat, ia memeluk bantal sofa dan memeluknya "Tidur!"

Seungmin kembali mengangguk, Minho benar. Chan bertingkah seperti anak-anak, lebih cengeng dan candu terhadap coklat, itu menjelaskan kenapa pipi pasangan Minho terlihat lebih berisi. Seungmin penasaran bagaimana Minho bisa menghadapi nya.

"Seungminie~!" Seungmin tersadar dari lamunannya dan spontan menatap Bangchan yang tengah gugup memainkan ujung pakaian nya.

"C-can you kiss my baby bump?"

🌷[16] Revenge|[MinChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang