20: child criminal

779 66 15
                                    

Happy Reading.
.
.
.

Chan tidak ingin curiga, dia benar-benar mempercayai Minho dengan sepenuh hatinya tapi melihat suaminya selalu pergi terlalu pagi dan pulang larut, itu membuatnya goyah. Chan tau Minho selalu sangat sibuk tapi tidak biasanya dia tidak meluangkan waktu untuk keluarga terutama ketika Chan sedang dalam keadaan tidak sehat. Informasi yang dia dapat dari Changbin bahwa restoran baru mereka juga tidak beroperasi membuat kecurigaan tumbuh di hati Chan.

Pertanyaan apa? dimana? Bagaimana? Sedang apa? Dan dengan siapa? Sekarang menumpuk di kepalanya bagai asap hitam.

"Hyunjinie, apa Minho belum pulang?"

Ekspresi heran dan bingung dari Hyunjin yang sedang mengupas apel untuknya membuat jantung Chan berdebar, takut untuk sakit hati jika mendapat jawaban "Dia tidak mengunjungi mu?"

Chan menggeleng, sedih pada fakta bahwa sejak beberapa hari dan kemarin Minho tidak mengunjungi nya atau datang untuk sekedar pamit. Hyunjin menatapnya semakin merasa aneh "Aneh, kukira dia mengunjungi mu sebelum pergi lagi."

"L-lagi-?"

"Tadi Minho Hyung datang ke kamar ku dan meminta untuk melacak nomor seseorang, kukira dia mengunjungi mu dulu sebelum pergi bersama Felix."

"Apa dia mengatakan kemana akan pergi?"

Hyunjin menggeleng dan Chan sekali lagi di gerogoti kesedihan dan curiga "Ngomong-ngomong kapan kalian akan memulai terapi?" Chan menggeleng, dan Hyunjin hanya berdeham untuk itu, menyadari Chan pasti tidak tau harus menjawab apa karena dia tidak melihat Seungmin ataupun Minho mengungkit soal itu lagi.

"Jinnie... "

"Ya?"

"Bisa tolong bawa aku bertemu Nathan dan Andrew?"

Hyunjin mengangguk, berdiri dari kursinya "Aku akan membawa mereka, tunggu seben-"

Chan menggeleng, memegang tangan Hyunjin dan menatap dengan penuh harap"Tidak, bawa aku pada mereka. Bantu aku berjalan kumohon."

.
.
.

Kain yang mengikat kepalanya di tarik kasar, Pria buncit membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya matanya dengan cahaya, dia masih meronta terus bergumam hak tidak jelas karena lakban yang menutup mulutnya "Jadi dia?" Sebuah suara berat mengalihkan atensi pria yang langsung menatap dengan pandangan horor. Felix menyeringai melihat itu, jelas sekali calon mayat itu kebingungan dan tidak dapat menemukan petunjuk siapa dua orang yang menerobos ke rumahnya dan memukulnya dengan kuat lalu mengikatnya di kursi.

"Bukan." Jawab Minho setelah membaca tanda pengenal pria itu di dompetnya "Lalu siapa yang kita cari?" Felix bertanya dengan bingung, dan sedikit kecewa karena mengira mereka salah tangkap "Damian Xu." Minho menarik lakban yang menutup mulut pria itu "Where is he?"

Pria itu meringis, ekspresi ketakutan jauh lebih jelas dari sebelumnya tapi masih tidak membuka mulut untuk menjawab. Minho menyeringai "No? Okay." Dia mengangkat pistol dan mengarahkan itu pada lemari kayu besar di sebelah mereka, Felix menyeringai, mengerti apa yang telah Minho temukan.

"I already know." Suara tembakan dan timah panas menembus kayu itu dengan mudah, terlalu tiba-tiba untuk pria yang bersembunyi di dalamnya sehingga tidak bisa menghindar, dia meringis kesakitan, memegangi pundak kanannya dimana peluru itu menembus dan kini berada di dalamnya.

"Damian." Gumam Minho, penuh amarah sebelum menembak lagi tapi kali ini Damian berhasil menghindar dan balas menembak Minho lalu berlari pergi tanpa peduli apa tembakannya tempat tau tidak. Itu jauh dari tepat, Minho bahkan tidak perlu bergerak untuk menghindar, peluru melesat jauh ke pintu kamar mandi yang langsung terdengar teriakan seorang anak.

🌷[16] Revenge|[MinChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang