Happy Reading.
.
.
.Minho merangkul pinggul Bangchan, membantu pasangannya untuk berjalan menuju rumah. Hujan sudah reda disaat mereka sudah sampai dirumah "Apa Nathan dan Andrew tidak menangis?" Tanya Chan begitu melihat jika rumah hening, hanya ada Changbin yang sedang tertidur di sofa.
"Oh, lihat Papa dan Daddy mu sudah datang!" Felix keluar dari dapur dengan Nathan di gendongan. Batita itu bersorak riang, bergerak heboh agar turun dari gendongan Felix dan ketika telah berhasil, ia berlari pada Bangchan sembari merentangkan tangannya.
Chan meringis ketika melepaskan tanganya dari pundak Minho dan berjongkok untuk memeluk Nathan "Hey Baby!" Nathan memeluk leher Chan, berceloteh hal yang tak bisa di mengerti.
"Dimana Andrew?" Felix menunjuk Changbin yang tengah tertidur dengan Andrew di sebelah nya, ah. Minho dan Chan tidak melihat itu tadi "Seungmin dan Hyunjin?" Minho mencium pipi Nathan.
"Seungmin sedang meneliti sesuatu, Hyunjin membantunya!" Minho mengangguk paham, ia melihat penampilan Felix yang nampak sudah rapih dengan jaket kulit hitam dan Jenas "kau mau kemana?"
Felix menggedikan bahunya "Aku akan mengurusi cabang 1 restoran mu! Kau juga lebih baik jangan sering meninggalkan nya Hyung!" Setelah mengucapkan hal tersebut Felix pamit dan pergi.
Minho mengendong Andrew yang tertidur dengan hati-hati, membawa bayinya dan menepuk-nepuk pelan punggung nya.
Dia mengikuti Bangchan menuju kamar si kembar, lalu membaringkan Andrew di ranjang bayinya.
Minho bersandar pada tembok, diam sembari memperhatikan Chan yang mengendong Nathan. Pemandangan sederhana yang memiliki keindahannya tersendiri.
Setelah dirasa telah terlelap. Chan membaringkan Nathan dengan perlahan, mencium kening bayinya setelah itu mengambil langkah pelan untuk menjauh. Kedua pasangan itu meninggalkan kamar si kembar.
"O-oh my?!" Chan menutup mulutnya, tiba-tiba merasa sangat mual "Dear kai-" Chan berlari menuju kamarnya, lebih tepatnya ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
Minho mengikutinya, hingga Chan telah masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.
Minho hanya terdiam dengan khawatir mendengar suara Chan yang muntah. Tak lama Chan keluar, wajahnya pucat, ia juga berjalan sedikit terhuyung.
Mereka belum makan apapun, terlebih ini sudah tengah hari. Minho mengutuk dirinya sendiri karena bertindak ceroboh dengan langsung menyeretnya dari kafe, Seharusnya Minho membiarkan Chan makan meski hanya satu potong kue.
Chan berjalan terhuyung, hampir saja jatuh andai Minho tak segera menolong dan membantunya berbaring di ranjang "Aku pusing... " Chan memejamkan matanya, setetes air mata keluar dari sudut matanya.
"Kau belum makan, dear. Akan ku bawakan sesuatu!" Chan menggeleng, mulai merengek dan menangis "Nour~!" Minho menggenggam tangan Chan. Ia mengerti jika mood Chan sedang tidak stabil, terlebih ia sedang terkena Nousea.
"Come on, dear. Kau harus makan sesuatu!"
Chan tetap menggelengkan kepalanya, memeluk tangan Minho hingga membuat ia harus sedikit berjongkok "I can't eat because am Nousea... " Chan merengek "And i Nousea because i can't eat!"
Ia kembali menutup mulutnya, beranjak cepat dari ranjang lalu berlari ke kamar mandi. Ia kembali dari sana, dengan wajah pucat dan mata sembab langsung menghambur ke pelukan Minho.
Minho membalasnya. Ikut berbaring di ranjang agar Chan bisa istirahat "Kau harus tetap makan, setidaknya untuk baby." Bujuk Minho. Chan menatap nya dan menggeleng "i- i just need my beer!"
KAMU SEDANG MEMBACA
🌷[16] Revenge|[MinChan]
FanfictionMinho dan Bangchan sudah memiliki kehidupan kecil yang sempurna bersama kedua putra mereka, dan calon anggota baru mereka yang masih berada dalam tubuh Bangchan. Tapi apakah hidup mereka aku terus berjalan indah? Tentu tidak. Akankah Psycho Lee kemb...