18: Having fun?

831 79 8
                                    

18+ for Murder scene, Baked, a little temptation.

Happy Reading.
.
.
.

Bunyi komputer di dalam ruangan mendominasi, Chan masih terbaring di ranjang pasien dengan jarum-jarum yang tertanam di punggungnya, menunggu seseorang yang sedari pagi belum menemuinya. Chan menghela nafas pelan lalu memejamkan mata, dia tidak bisa merasakan tubuh bagian bawahnya Selma beberapa hari dan sekarang dia bisa merasakan sakit yang luar biasa hanya dengan sedikit gerakan.

Ini mengingatkan nya pada masa lalu.

Pintu terbuka dan Seungmin memasuki ruangan dengan setelan dokternya, dia selalu sangat rapih setiap hari, perfeksionis dalam beberapa hal tapi terkadang dia bisa lebih bodoh dari siapapun "Selamat sore? Chan. Bagaimana perasaan mu?"

"Tidak berguna." Chan menggedikkan bahu tak acuh dengan kata-katanya sendiri "Dimana anak-anak ku?" Sudah 3? Atau 4? Chan tidak bisa mengingat sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan si kembar. Seungmin terdiam sejenak "masih hidup... Mereka dikamar Hyunjin untuk menonton kartun."

"Mereka baik-baik saja?"

Pertanyaan yang agak sulit. Baiklah hidup dengan Chan menyadarkan Seungmin untuk menjaga perasaan orang lain, tapi jika dia tidak mengatakan yang sebenarnya itu sama seperti mengobati luka dengan gula, tidak sakit tapi akan membuatnya tambah parah "Tidak. Mereka tidak...." Seungmin meletakkan mangkuk bubur di meja, menarik kursi dan duduk di sana, melihat tapi Chan yang khawatir "Mereka mengidap PTSD, Chan. Gangguan stress pascatrauma, Sama seperti mu."

Oh tidak, air mata turun dari sudut mata Chan, membuat genangan yang akhirnya membasahi bantal, anak-anak nya kini harus menderita karena kesalahannya yang tidak dapat melindungi mereka, dia seharusnya bisa lebih kuat, dia seharusnya tidak menyerah dan membiarkan mereka melakukan semua itu.

Ini salahnya.

Ini salah Chan.

Minho akan membencinya.

Seungmin memegang pundak Chan, melakukan tindakan secepat mungkin begitu menyadari jika pasangan Minho itu mulai mengalami serangan panik dan kesulitan bernafas "Chan! Chan tenanglah, tarik nafas perlahan, kau akan baik-baik saja, mereka akan baik-baik saja."

Tidak, tidak ada yang baik-baik saja.

Hidup keluarga kecil yang bahagia nya sudah hancur dalam satu malam mengerikan. Chan tidak peduli lagi dengan bernafas atau tidak, dia hanya ingin melihat anak-anak nya dan memeluk mereka dengan erat tapi dia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya, kakinya keram. Ketidak Patihan Chan membuat Seungmin panik, serangan panik memang tidak sampai membunuh tapi Hyperventilasi bisa saja menjadi opsi.

"Tolonglah Chan, Minho tidak akan senang melihat mu seperti ini."

"D-dimana? M-minho- a-anak-anak-" Seungmin menggelengkan kepalanya, mengerti jika Chan ingin menemui mereka tapi dia tidak sedang dalam kondisi baik "ikuti nafasku dulu dan akan ku beritahu nanti." Dia mengambil tangan Chan untuk di bawa ke dadanya, bernafas dengan jelas dan tersenyum begitu Chan mengikutinya, dan tak berselang lama Chan terkulai lemas dengan keringat dingin bercucuran di dahinya "Minho pergi sejak pagi, mungkin bekerja."

Chan seharusnya tenang kan? Tapi informasi itu justru membuatnya merasa was-was, terutama setelah dia mengingat ada seorang wanita disana yang terus menganggu Minho. Wanita yang bisa memberikan anak, dan tidak rusak seperti dirinya.

Dengan silsilah keluarga yang jelas.

Cantik tanpa cacat atau memar.

Dia sempurna.

.
.
.

Mata tajam Minho masih mengintai gudang yang di gunakan sebagai bengkel dari dalam mobilnya, menunggu semua orang yang ada di dalam tempat itu keluar dengan senyum kebawah karena tidak mendapat pelayanan yang baik, bahkan sebenarnya mobil milik pelanggan itu hanya di lap sedikit, tanpa perbaikan apapun tapi dimintai bayaran besar.

🌷[16] Revenge|[MinChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang