t w o

566 50 6
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
Typo tandain yah.

∆∆∆

Suasana di Cafe hari ini benar-benar sangat sibuk. Baru saja Taehyung datang dan mempersiapkan meja serta kursi di dalamnya. Selesai membersihkan lantai juga mengelap beberapa debu yang mungkin menempel di meja setiap pelanggan. Hingga akhirnya, Taehyung bisa membalik kata closed menjadi open.

Tak butuh waktu lama, sudah ada beberapa pelanggan yang mengunjungi tempat ini. Dan dapat dipastikan, itu akan bertambah saat matahari semakin meninggi.

"Tae, tolong antarkan ini ke meja nomor lima."

Taehyung yang semula asyik mengelap sebuah meja lantas menoleh pada asal suara. Kemudian, ia mengangguk singkat. Dan mengambil nampan berisi segelas Coffee cappucino itu.

"Tunggu sebentar Tae," ucapnya yang membuat Taehyung menghentikan langkahnya dan balik menatap sosok yang lebih tua darinya itu.

"Ada apa Baekhyun hyung?" Taehyung menunggu jawaban dari lawan bicaranya.

"Setelah kau mengantarkan itu, bersiaplah untuk memberikan suara merdumu di sana. Aku lihat beberapa pelanggan kita menyukainya Tae."

"Tapi hyung Cafe sedang sangat ramai."

Baekhyun mengerti ucapan Taehyung yang mengkhawatirkan para pegawainya yang lain akan kewalahan menghadapi pengunjung yang sedang ramai begini.

"Tidak perlu memikirkan hal itu, kau menyanyi saja di sana. Aku masih bisa memantau yang lain dari sini." Taehyung terdiam cukup lama, tapi akhirnya ia mengangguk pelan.

Terhitung sudah sejak tiga minggu ini, dirinya selalu menyumbang sebuah pertunjukan kecil di Cafe milik Baekhyun. Sebenarnya ini adalah sebuah ketidaksengajaan, dimana Baekhyun yang mendengar suaranya saat menyanyi sambil mempersiapkan Cafe di pagi hari sebelum buka. Sepertinya hyungnya ingin ada hiburan tersendiri di Cafe miliknya. Taehyung sendiri tidak masalah dengan ini. Hitung-hitung ia bisa menambah hasil pendapatannya.

.

.

.

geuttae uli cham manh-i himdeul-eossji

neomuna meon jeo haneul-ui byeol
ollyeobomyeonseo

geuttaeui neon eunhasuleul midji anh-a

hajiman nan bwabeolyeossneun geol eunsaeg galaxy

apass-eul geoya neomu

himdeul-eoss-eul geoya

kkeut-eobsneun bich-eul jjoch-a nan dallyeossgeodeun..

(Reff) alishaewa geu yeoleumnal-ui gong-gi

neomu chagabdeon jaesbich geoliui soli

sum-eul masigo ne mun-eul dudeuline

We gon' change ×5

ije uli manh-i us-eoss-eum hae

gwaenchanh-eul geoya oneul-ui naega gwaenchanh-eunikka

eoje-ui neo ijen da boyeo

umteudeon jangmi sog manh-eun gasi an-ajugo sip-eo

misojin kkoma manyang haemalg-ge usdeon ai..

geuleon neol bomyeon jakku us-eum-i nawa..

(Back to reff)

Tonight nege nae son-eul majdah-eumyeon

geu son-eul jab-ajul su issni?

naega neoga doel teni

neon naui eunhasudeul-eul bomyeon dwae

jeo byeoldeul-eul maj-eumyeon dwae

naui sesang-eul nege julge

neoui nun-eul bichun bichdeul-eun jigeum-ui nanikka

You're my boy, my boy
My boy, my boy, my boy..

We gon' change ×8

Prokk prokk prokk

Saat lagu berhenti, langsung disambut tepuk tangan para pengunjung Cafe. Taehyung tersenyum simpul karena sedikit malu menjadi pusat perhatian.

°°°


Di lain tempat.

Mansion Kim.

"Hyung mengertilah! Aku tidak mau melakukannya!" bentak seorang remaja bergigi kelinci pada yang lebih tua darinya.

"Kau yang harusnya mengerti, ini bukan hanya masalahmu sendiri. Tapi juga menyangkut seluruh orang di sini. Jadi hyung minta jangan keras kepala."

Namja berbahu lebar itu terlihat begitu sabar menghadapi lawan bicaranya. Sebisa mungkin ia membujuk sang Adik untuk menjalankan pengobatan di luar negeri. Namun, sejak tadi hanya penolakan yang ia terima.

"Keras kepala?! Kapan aku melakukannya hyung!? Aku selalu menuruti kemauan eomma, appa, kalian! Ini mimpiku hyung! Kenapa kau juga tidak mendukungku! Hikss,"

Pemuda itu terisak kecil setelah lelah berteriak menyuarakan isi hatinya. Yang tertua lantas membawa tubuh ringkih di depannya ke dalam pelukannya.

"Ssstt, sudah-sudah. Hyung minta maaf hm. Kalau memang itu keputusanmu, hyung hanya bisa berdo'a semoga kau selalu dalam keadaan baik-baik saja," ucapnya lembut, sembari mengusap lembut punggung sang Adik.

Brak!

Pintu kamar terbuka kasar. Setelahnya, masuk seorang namja dengan dimple yang akan tercipta apabila ia tersenyum. Namun, situasi kali ini berbeda. Wajahnya sangat serius, matanya menatap tajam ke arah dua saudaranya yang sedang berpelukan di depannya.

"Bisakah kau berhati-hati? Kau bisa merusak pintu ini lagi untuk yang ke 10 kalinya," ucap seseorang malas.

"Hyung! Kenapa kau mengizinkannya?! Ini tidak semudah itu hyung! Bagaimana cara kita mengatakannya pada eomma dan appa?!" cerosos namja itu.

"Hyung akan mencoba mengurus itu. Kalian hanya perlu fokus untuk menjaganya," tukas namja berbahu lebar.

Sampai sini dulu.

Gak panjang-panjang lagi.

Semoga suka.

Next?

Salam hangat dariku

ZMei07_

Can You Trust Me Again?(Belum Kelar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang