O n e

1K 66 5
                                    

Daegu, 27 Desember 2019

Di sebuah flat sederhana dan terlihat kumuh. Ada seorang namja tampan yang baru terbangun dari lelapnya. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 04.50 pagi. Bukan sebuah ketidaksengajaan dirinya selalu terbangun pada dini hari. Dimana orang-orang masih sibuk dengan bunga tidur mereka masing-masing. Termasuk kedua sosok paling berharga dalam kehidupannya.

Kim Taehyung namanya.

Hyung tertua sekaligus memegang peranan sebagai pengganti orang tua mereka yang sudah meninggal sejak Taehyung masih kelas 2 SMA. Terpaksa hidup dengan sederhana bersama dengan kedua adiknya di sebuah flat kecil yang berhasil didapatkannya dari seorang yang baik hati yang mau menyewakan ruangan minimalis dan sederhana ini untuknya dan kedua adiknya.

Taehyung bersyukur karena meskipun biaya sewa cukup besar perbulan, namun setidaknya ia dan adik-adiknya tidak menjadi gelandangan di luar sana karena tidak memiliki rumah sendiri. Orang tua mereka sudah meninggal dalam kebakaran yang terjadi di rumah kecil mereka sendiri dulu. Tidak ada yang tau pasti bagaimana peristiwa itu bisa terjadi. Namun, jujur. Taehyung masih belum bisa menerima fakta bahwa itu hanyalah sebuah kecelakaan. Seperti yang pihak kepolisian sampaikan. Banyak bersyukur dirinya dan kedua adiknya tidak masuk dalam korban kebakaran itu. Mengingat mereka masih berada di sekolah saat kejadian naas itu mengubah garis hidupnya hingga saat ini.

Pagi hari selalu Taehyung mulai dengan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan kedua manusia paling berharga dalam hidupnya itu. Taehyung akan berkutat dengan beragam alat masak sederhana di dapurnya. Taehyung memang pandai memasak berkat sang Ibu. Taehyung pandai mencuci juga berkat sang Ibu. Taehyung pandai dalam mengurus masalah rumah, itu juga berkat sang Ibu.

Namun, ada satu pesan dari Ibunya yang belum bisa Taehyung kabulkan hingga hari ini.

Anak eomma harus bisa sekolah sampai tinggi. Agar bisa membawa nama harum keluarga kita.

Sekolah? Taehyung bahkan melalui berbagai kesulitan untuk menyelesaikan pendidikan SMA-nya setelah kematian orang tua mereka waktu itu. Sekolah juga perlu uang bukan? Bahkan mereka tidak memiliki sepeserpun peninggalan dari orang tua mereka. Mereka hanya berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah. Bagaimana bisa Taehyung bermimpi lebih menjadi seorang Mahasiswa?

Bagi Taehyung saat ini, pendidikan dan bahkan hidupnya sekalipun. Tidak lebih penting dari kehidupan dan kebahagiaan kedua adiknya. Tak apa Taehyung mengalah untuk mereka. Asalkan keduanya tidak merasakan hal yang begitu menyakitkan sepertinya dulu. Harus bekerja keras mengumpulkan lembaran uang untuk membayar uang bulanan sekolah. Taehyung tidak mau mereka merasakan itu semua. Mereka masih memerlukan sebuah kasih dan perhatian dari orang tua. Taehyung sebisa mungkin menjadi sosok yang bisa diandalkan oleh kedua adiknya. Sosok perlipur lara yang datang dengan bahu kokoh siap untuk menjadi sandaran dari keduanya. Meskipun jauh dari lubuk hatinya juga pasti membutuhkan seseorang untuk dijadikan tempat mengadu dan menangis.

Semua orang membutuhkan hal itu, namun terkadang keadaan menjadikan mereka dewasa sebelum waktunya.

°°°

Selesai memasak telur dadar dan memeriksa nasi yang sudah matang. Taehyung menyiapkan sarapan sederhana mereka di sebuah meja ukuran sedang yang berada tepat di dapur itu juga.

Kemudian, Taehyung meneruskan langkahnya menuju kamar kedua adiknya. Mereka tidur dalam satu kamar. Itupun dengan ranjang yang kecil dengan kasur yang tentu jauh dari kata empuk. Tapi Taehyung kembali bersyukur, sejauh ini. Kedua adiknya tidak pernah melempar barang satupun kalimat protes mengenai bagaimana keadaan kehidupan mereka saat ini. Taehyung sangat bersyukur memiliki keduanya.

Can You Trust Me Again?(Belum Kelar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang