e i g h t

386 45 5
                                    

Seoul, 12 Januari 2019

Seorang remaja sedang berlari tak tentu arah di trotoar jalan. Beberapa kali ia menabrak pejalan kaki lainnya. Hingga tatapan tajam dan makian berulang kali ia terima.

Jeon Jungkook.

Hari ini merasa raganya tidak bernyawa. Mimpi adalah hal paling berharga dalam hidupnya selama ini. Ibarat sebuah harapan yang terus ia coba pertahankan. Namun, justru keluarganya sendiri yang menghancurkannya.

Flashback

Sepulangnya dari rumah sakit tadi sore. Dirinya memang tidak merasa ada hal yang aneh. Tapi setelah meneliti lebih jauh. Semua benda berharga kesayangannya menghilang dari pandangannya.

"APPA!! EOMMA!! HYUNGDEUL!!!" teriaknya.

Tangannya mengobrak-abrik seisi kamar. Hingga semua yang tertata rapi sudah berhamburan di lantai. Selimut, bantal, dan baju-bajunya di lemari juga tak luput dari kekacauannya.

Disela kegiatannya. Jungkook mendengar suara langkah kaki yang berbondong-bondong masuk ke dalam kamarnya.

"JUNGKOOK ADA APA INI?!!" bentak Seojoon.

Taehee terkejut melihat isi kamar yang sudah seperti kapal pecah, "Jungkook anak eomma kenapa sayang?"

Jungkook menoleh dan menatap kecewa manik tajam sang Ayah.

"Appa..dimana semua piagamku?!"

Seojoon mengalihkan pandangannya, "Appa tidak tahu."

Tatapan Jungkook berubah menajam, "JANGAN BERCANDA APPA!!!"

"Kau berani membentak Appa?!!"

"Tenangkan dirimu yeobo," ucap Taehee.

Yang lainnya terlonjak kaget mendengar suara si Bungsu yang meninggi. Yoongi segera mendekati sang Adik dan memeluknya lembut.

Jungkook terisak sambil masih melayangkan tatapan menuntutnya pada Seojoon.

"Katakan!!! Dimana Appa menyimpan semua benda itu!!!"

"Sudah Appa bilang, Appa tidak tahu Jeon Jungkook!" tegasnya.

"BOHONG!!! HIKS..APPA BOHONG!!!"

"Tenangkan dirimu Kookie, jangan seperti ini. Hentikan!" Jimin mencoba merebut benda yang berada di tangan adiknya. Namun terlambat.

Prang!

Jungkook melempar vas bunga di dekatnya ke lantai.

"APPA TIDAK TAHU JEON JUNGKOOK!!!"

Taehee menangis melihat keduanya saling melempar tatapan tajam.

"APPA BOHONG!!! KOOKIE BENCI APPA!!"

Seojoon naik pitam hendak mendekati si bungsu yang menurutnya sudah melampaui batasnya. Namun, tangan Seokjin mencegahnya dan akhirnya ia hanya bisa meredam emosinya.

"Kau ingin tau? Baiklah, lihat ini."

Seojoon mengeluarkan handphonenya dari saku jasnya. Memperlihatkan sebuah video dimana seseorang membakar semua benda yang dicari oleh Jungkook. Hal itu tentu saja membuat Jungkook begitu shock.

"Appa membakarnya?" Lirih Jungkook tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"HIKSS..KENAPA DIBAKAR?! Jika Appa tidak menyukai impianku. Cukup minta aku berhenti. Kenapa harus dibakar!!!" Nafas Jungkook memburu.

Emosi membuatnya mengabaikan rasa sakit yang sedari tadi bermain di dadanya. Jimin, Namjoon, dan Hoseok yang sedari tadi diam-diam menatap cemas  melihat wajah Jungkook yang mulai memucat.

"Ini yang terbaik. Itu hukuman karena kau sudah berulang kali melanggar larangan yang Appa buat. Appa--"

"Cukup Appa, jangan dilanjutkan." Namjoon menyela.

"A-ku-- Argh!" Jungkook jatuh terduduk di depan semua orang yang menatapnya terkejut.

"JUNGKOOK!!!" teriak mereka panik.

"JA-NGAN MENDEKAT!!! BERHENTI DI SANA!!! Jebal..hhh.."

"Jangan seperti ini nak. Appa tidak suka!!"

Jungkook terkekeh miris. Ia kembali bangkit dengan susah payah. Dan menjaga jarak dari semua keluarganya.

"Tidak puas kah ka-lian mengurungku di sini? Sampai-sampai kalian merenggut impianku?" gumam Jungkook.

"Bukan seperti itu nak," lirih Seojoon.

"KU BILANG JANGAN MENDEKAT TUAN JEON!!! KALIAN SEMUA SAMA SAJA!!! AKU MUAK!!! BIARKAN AKU MATI SAJA!!!"

"JUNGKOOK!!! APA YANG KAU KATAKAN!!!" Jungkook terkekeh melihat tatapan tajam Seokjin di depannya.

"Hiks..sayang..eomma..mianhae..hikss.. jangan seperti ini kookie.." Taehee menangis.

Jungkook sebenarnya sudah sangat lelah. Ini menguras habis tenaganya. Tubuhnya ngilu di setiap bagian. Lama berpikir, Jungkook menemukan sebuah ide.

Ia berlari menerobos keluarganya. Keluar kamar dan turun menggunakan tangga tanpa menghiraukan teriakan sang Ayah juga Ibu dan para Hyungnya.

"JUNGKOOK BERHENTI DI SANA?!"

Flashback off

Jungkook terus mengajak kedua tungkainya berlari. Tidak apa jika ia akan mati sekalipun. Jangan sampai hyungdeul menemukannya. Jungkook yakin, mansion saat ini sedang kacau akibat ulahnya.

Tapi biarkan Jungkook egois kali ini. Jika mereka bisa bertindak egois kepadanya. Jungkook pun bisa melakukan hal yang sama.

"Aku benci Appa.."

Berulang-kali kalimat ini terlintas dalam benaknya. Jungkook menggelengkan kepalanya mengingat video yang sebelumnya diputar oleh sang Ayah di depannya.

Jungkook terlanjur kecewa.

Karena terlalu fokus dengan kesedihannya. Jungkook tak sadar kalau ia berlari sambil menunduk dan tidak fokus dengan sekelilingnya.

Tubuhnya menabrak tubuh seseorang yang lebih besar darinya. Hingga ia jatuh terjungkal ke sisi Jalan Raya.

Bruk!

"Astaga, kau tidak apa-apa. Shhh.." ucap seseorang itu.

Jungkook tak merespon, ia masih sibuk mengatur nafasnya yang memburu. Tangannya meremat bagian dadanya hingga kaos oversize itu berkerut.

"Shhhh....akh," erangnya.

Sakit. Sakit sekali. Jungkook tidak mampu berkata-kata lagi. Tak sadar kalau kelakuannya malah membuat seseorang di depannya memandanginya dengan cemas.

"Kau tidak apa-apa?!! Mana yang sakit?!!"

Jungkook mendongak saat tangan seseorang menyentuh lembut bahunya. Tatapan mereka bertemu, Jungkook merasa ada desiran aneh dalam hatinya. Saat kedua netra seseorang di depannya bersitatap dengannya.

Tapi semua itu hanya berjalan singkat. Hingga keduanya mendengar suara teriakan panik orang-orang di sekitar mereka. Jungkook dan pemuda itu kompak melihat ke arah belakang.

Sebuah truk melaju kencang ke arah keduanya. Jungkook tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini. Apakah keinginannya untuk mati sudah dikabulkan?

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitt

Jungkook menutup matanya.

BRAAAAAKKKKKKK!!!!!

Can You Trust Me Again?(Belum Kelar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang