s e v e n t e e n

503 42 5
                                    

2 minggu berlalu..

University Victory

Sebuah mobil sport mewah memasuki area parkiran kampus. Tak lama muncul tiga pemuda tampan yang keluar dari mobil itu. Mengundang decakan kagum semua orang yang melihat ketiga pangeran kampus itu.

Sudah menjadi hal yang biasa, untuk Jimin, Taehyung dan Jungkook berangkat bersama seperti ini. Mereka berada di kampus yang sama. Hanya saja Jungkook adalah Mahasiswa semester kedua. Sedangkan Taehyung dan Jimin sudah semester ke tiga.

Semua orang tahu mereka bersaudara dari keluarga Jeon yang cukup terpandang di sini. Namun, ada saja dari mereka yang masih belum menerima kebenaran itu.

Taehyung mendapat perhatian berbeda dari semua orang. Anak itu masuk dalam keluarga Jeon dan diumumkan kepada publik sekitar dua tahun lalu sebagai bagian dari anggota keluarga Jeon yang sah.

Namun, desas-desus yang sedikit simpang siur selalu saja bermunculan. Tidak semudah itu orang-orang percaya. Mereka selalu memiliki paradigma pemikiran yang bermacam-macam mengenai keluarga konglomerat sepantaran Jeon's family. Fakta mungkin bisa dimanipulasi dengan begitu mudah.

Itulah yang menyebabkan Taehyung diam-diam memiliki orang-orang yang tidak menyukai keberadaannya di keluarga Jeon. Namun, kurangnya bukti membuat sebagian dari mereka hanya bisa menunjukkan respon negatif ketimbang mencari bukti lebih kuat. Semua informasi mengenai keluarga Jeon tentu tidak semudah itu untuk didapatkan pihak luar.

----

Taehyung sedang duduk di dalam kelasnya sendirian. Jam istirahat kali ini, ia putuskan dengan menghabiskan nya dengan bermalas-malasan. Seusai pelajaran dari Kang Ssaem. Jimin dan Jungkook telah lebih dulu pergi entah kemana. Kemungkinan keduanya pergi ke kantin untuk mengisi perut. Taehyung menolak mengikuti keduanya.

"Wah wah lihat Jack, ada siapa di kelas kita ini."

Taehyung diam berusaha untuk tidak memperhatikan tiga pemuda yang sedang memperhatikan dirinya.

"Anak pungut yang ditinggal sendirian. Kasihan sekali.." Tawa meledak di antara mereka. Taehyung masih mempertahankan ekspresinya.

Anak pungut?

Ya. Taehyung telah terbiasa dengan gelar itu di sini. Banyak orang-orang yang membicarakan dirinya dengan sebutan seperti itu. Sejauh ini ia hanya terus mencoba meyakini bahwa itu tidak benar dan

Gubrak!

Salah seorang dari mereka menggebrak meja Taehyung dengan cukup keras. Membuat alat tulis dan buku yang berada di atasnya jatuh berceceran di lantai.

"Dimana pahlawan kesianganmu itu?!!" ujarnya menatap tajam Taehyung yang duduk tenang.

"Siapa yang kau maksud pahlawan kesiangan Jae?!!!" sahut seseorang dari arah pintu.

Jimin datang di saat yang tepat. Ia ajak kedua kaki pendek itu dengan langkah lebar mendekati orang-orang yang mengerumuni Taehyung saudaranya.

"Ahh sudah datang rupanya." Kekeh salah seorang dari mereka.

Puk!!

"Lihat salah satu Pahlawanmu datang Taehyung," ucap Jae seraya menepuk pundak Taehyung agak keras.

Taehyung sedikit mengernyitkan keningnya. Pertanda ia kesakitan dengan perlakuan kasar teman sekelasnya itu. Teman sekelas Jimin juga tentunya.

"Lepaskan tangan kasarmu itu dari Adikku Jae!! Atau aku akan menendangmu dari kelas ini."

Pemuda bernama Jae itu tersenyum miring, "Kau mau menendangku bagaimana dengan tubuh pendekmu itu Jim."

"Ruang bimbingan konseling. Sudah lama kau tidak berkunjung ke sana kan? Apakah point mu sudah tidak terhitung lagi? Bagaimana kalau kita bersama menambahnya." Jimin menanggapinya dengan santai.

Can You Trust Me Again?(Belum Kelar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang